Jakarta -
Saat sedang sakit, hal simpel kadang bisa terasa mewah. Ya nggak, Bun? Termasuk pada anak-anak. Hal sederhana yang dilakukan seorang
perawat bisa berarti banget dan membuatnya happy.
Ya, inilah yang dialami seorang bocah berumur 9 tahun, Alyssa. Gadis cilik ini memiliki kelainan genetik PCDH19 epilepsy. Kondisi ini membuat Alyssa sering mengalami kejang kambuhan dan kadang serangan kejang nggak bisa dihentikan kalau nggak memakai obat.
Kondisi Alyssa membaik dan serangan kejang sudah jarang dia alami. Hingga beberapa bulan lalu Alyssa tiba-tiba kejang. Tapi, itu masih bisa dihandle oleh orang tuanya. Namun beberapa waktu kemudian, kejang yang dialami Alyssa lebih parah, Bun. Durasi kejangnya sampai 7 menit dan setelah pulang ke rumah Alyssa masih bisa 'bertahan'.
"Tapi serangan kejangnya memburuk hingga kami harus membawanya ke Cook Children's hospital di Ft. Worth, Texas. Saya benar-benar takut karena ingat saat pertama kali diberi tahu kejang yang dialami Alyssa bisa membunuhnya. Memang serangan kejang pada pasien PCDH epilepsy sering terjadi ketika anak beranjak puber dan kalau nggak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan gangguan," tutur ibu Alyssa, Le Spehard kepada Love What Matters.
Dia menambahkan malam itu menjadi malam yang sulit buat Alyssa. Tapi, keadaan membaik di keesokan paginya sampai beberapa
perawat datang dan mengatakan kalau Alyssa butuh sesuatu jangan segan untuk mengungkapkannya. Ternyata, Bun, Alyssa ingin kukunya dihias. Ya, semacam di-manicure gitu deh.
Mendengar perkataan Alyssa Le cuma tertawa. Dia berpikir itu hanya permintaan seorang anak yang memang senang main dandan-dandanan. Tapi apa yang terjadi? Nggak lama seorang perawat khusus anak datang ke ruangan Alyssa dan membawa kuteks. Tahu itu, Alyssa senang banget. Dengan sabar si perawat memoleskan kuteks ke kuku Alyssa.
Alhasil, kuku Alyssa tampak cantik dan bocah itu bahagia bukan main. Melihat apa yang dilakukan si perawat membuat Le merasa terharu. Soalnya, hal sederhana yang dilakukan seorang perawat bisa membuat putrinya bahagia bukan main. Apalagi, Le nggak menyangka si perawat benar-benar melakukan apa yang diinginkan Alyssa.
"Alyssa benar-benar bahagia hari itu. Walaupun dia masih harus memakai Elektroensefalogram (EEG), dia senang sekali. Ketika jadi orang tua anak dengan PCDH 19 epilepsy, gangguan itu bisa terlihat lebih besar dari anak kita. Tapi, saat tahu Alyssa lebih tenang dan kondisinya makin membaik dengan apa yang dilakukan si perawat, saya benar-benar speechless," tambah Le.
Dikutip dari pcdh19info.org, PCDH19 epilepsy adalah kondisi dengan spektrum keparahan yang luas dalam bentuk kejang , keterlambatan kognitif dan gejala lainnya. Kondisi ini disebabkan mutasi gen PCDH19 di kromosom X. Pria dengan mutasi ini yang sebagian besar nggak mengalaminya akan mewariskan 100 persen mutasi ini ke anak perempuannya tapi nggak ke anak laki-lakinya.
Sedangkan, wanita dengan mutasi ini punya peluang 50 persen mewariskannya ke anak perempuannya dan 50 persen ke anak laki-lakinya. Akhir-akhir ini ilmuwan menemukan kalau ada juga perempuan yang nggak mengalami kondisi ini meski mengalami mutasi gen PCDH19. Mereka juga sedang mempelajari apa yang bisa memproteksi para wanita dari kelainan ini.
Kisah Bantuan Sederhana Perawat yang Bikin Pasien Anak Happy /Foto: Le Sephard via Love What Matters |
(rdn)