Jakarta -
Kalau bisa, enak ya, Bun, semua yang kita lakukan berjalan dengan lancar alias nggak pernah gagal. Tapi, dari
kegagalan itulah kita justru belajar, termasuk juga anak-anak.
Maka dari itu, sebagai orang orang tua kita perlu mengedukasi anak soal apa dan gimana sih harus bersikap ketika lagi mengalami kegagalan. Nah, ini pernah dilakukan mantan Puteri Indonesia, Melanie Putria, Bun.
"Waktu Sheemar usia 6 tahun dan dia ada pertandingan bola untuk pertama kalinya. Dia kan belum tahu tuh konsep menang kalah, yang dia tahu selama ini kalau di ngegolin atau temannya ngegolin dia happy banget, wah selebrasi menang gitu," ungkap Melanie Putria di tengah acara Konferensi pers Peluncuran Gerakan '#JamMainKita' untuk Anak Indonesia Sehat, di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, baru-baru ini.
Namun, lanjut Puteri Indonesia 2002 ini, ketika sang anak berada dalam classmeeting dan berusia 7 tahun pastinya anak-anak segini lebih serius saat bertanding. Saat itu, Sheemar mengalami kekalahan saat bertanding dan kala itu Sheemar menangis karena kekalahan yang dialaminya.
"Dia sampai nangis. Karena pas momen itu juga sebenarnya yang bikin dia makin down karena dia nggak ngegolin saat tendangan penalti, entah kenapa guru sama pelatihnya milih Sheemar untuk tendangan penalti padahal dia gelandang kanan," tutur Melanie Putria.
Wanita yang bernama lengkap Melanie Putria Dewita Sari ini mengatakan, ia juga salut sama guru dan pelatih anaknya karena mereka juga mengajarkan arti kekalahan pada anaknya. Di rumah, giliran Melanie yang memberi pengertian pada Sheemar gimana cara menghadapi kekalahan.
"Aku bilang nggak apa-apa
gagal karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda itu sih klisenya tapi aku ngajarin dia dengan bahasaku bahwa semua orang pernah gagal kok. Karena dia tahu aku pelari, aku juga mencontohkan diriku, Mama aja kalau lari nggak finish atau nggak bisa achieve waktu mama juga nangis, sedih dan sakit saat gagal," tutur Melanie Putria.
Kepada sang anak, istri vokalis band Maliq & D'Essentials ini juga bilang justru kegagalan itu membuatnya semakin kuat. Dan benar aja, Bun, Sheemar dirasa Melanie jadi semakin kuat karena semua prosesnya udah dilewatin.
"Habis itu aku juga lihatin video-video striker yang pernah mengalami kegagalan juga saat mereka mereka harus nendang bola ke gawang. Dan dia baru tahu bahwa ternyata pemain kelas dunia juga pernah gagal, pernah nangis dan saat itulah dia belajar bahwa dalam hidup itu ada proses yang namanya kekalahan," ungkap Melanie Putria.
Ada yang perlu Bunda ingat bahwa dalam memotivasi anak agar berprestasi di sekolah atau di bidang lainnya, jangan sampai membuat dia tertekan dan depresi ya, Bun. Menetapkan target nilai anak memang penting. Namun ingat, target yang dibuat bukan berdasarkan apa yang diinginkan orang tua, tapi target yang dibuat sendiri oleh anak.
Menurut psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre Ratih Zulhaqqi, patut diingat
kegagalan lumrah dialami anak karena di usianya, mereka memang lagi mencoba sesuatu dan ini kadang bisa bikin mereka putus asa dan nggak mau mencoba. Untuk itu, ketika anak mengalami kegagalan, orang tua baiknya tetap memotivasi si kecil dan tanamkan ke anak ketika sekali mengalami kegagalan, bukan berarti dia akan selalu gagal kok.
Karena itu juga, penting banget untuk mengapresiasi anak dan tanamkan kepercayaan dirinya saat kondisi anak lagi drop.
"Tiap orang tua pasti ingin anaknya sukses. (Sedangkan) salah satu ciri kesuksesan adalah harus percaya diri. Anak yang percaya diri itu bisa begini karena mendapatkan pengakuan dari lingkungannya, terutama dari mama, papa, kakek-nenek, orang-orang terdekatnya lalu setelah sekolah, dari guru-gurunya," papar psikolog Rosdiana Setyaningrum dikutip dari detikHealth.
(aml/rdn)