Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Wujud Cinta Ibu pada Anak-anak Tak Harus dengan Cara yang Sama

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 10 Apr 2018 10:03 WIB

Kadang wujud cinta ibu pada anak-anaknya memang tak harus sama.
Wujud Cinta Ibu pada Anak-anak Tak Harus dengan Cara yang Sama/ Foto: Facebook/ Etched in Home
Sebagian orang tua ada yang khawatir saat memutuskan untuk memiliki anak kedua. Apakah mereka bisa mencintai dan menyayangi kedua anak mereka dengan cara yang sama atau nggak. Lalu apakah semua anak mendapat perhatian yang sama, perawatan yang sama dan nggak ada anak yang jadi anak emas. Tetapi ibu yang satu ini, Casey Huff, mengaku secara terang-terangan di Facebook-nya bahwa ia nggak mencintai anak-anaknya dengan cara yang sama.

Dia berbagi ceritanya mengapa itu tidak menjadi masalah besar. Postingannya menjadi viral dan mendapat banyak perhatian dari orang tua.

"Saya tidak menyukai anak-anak saya dengan cara yang sama. Perasaan ini dimulai dari saya hamil untuk kedua kalinya. Hal ini membuat saya terjaga. Perasaan tidak tenang yang saya tangisi dalam perjalanan ke rumah sakit. Saya bertanya-tanya bagaimana saya bisa mencintai bayi baru dengan cinta yang sama besarnya yang saya rasakan untuknya," tulis Casey di laman Facebooknya, Etched in Home.

Tapi Casey mengaku ia cepat belajar bahwa dia seharusnya tidak khawatir sama sekali. Bukan karena dia melahirkan putra keduanya dan tiba-tiba merasakan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada anak sulungnya, tetapi karena dia akhirnya mengerti bahwa dia tidak seharusnya mencintai anak-anaknya dengan cara yang sama.

"Cinta saya pada mereka sama uniknya dengan mereka mencintai satu sama lain. Saya suka anak tertua saya sebagai replika sempurna dari pria terbaik yang saya kenal, ayahnya. Saya suka si bungsu karena senyumnya yang mencerminkan wajah saya, sampai ke bibir dan ada celah di antara dua gigi depannya. Saya suka putra sulung saya sebagai sahabat karib saya yang selalu siap untuk eksplorasi dan petualangan. Saya suka si bungsu untuk pelukannya, karena caranya dia merengkuh leher dan meletakkan seluruh tubuhnya ke tubuh saya," kata Casey dikutip dari Cafe Mom.



Kata-kata Casey ini mengena di hati para ibu yang pernah mengalaminya. Meskipun para ibu ini mengaku masih takut karena jika mengutarakannya mereka akan disinggung oleh keluarga atau teman dekatnya.

Tetapi bagaimanapun Casey bilang mencintai anak secara berbeda bukan berarti ia kurang mencintai salah satu anak. Sangat penting bagi ibu untuk memahami bahwa ini normal. Sebagai ibu, wajar mencintai anak-anak dengan cara yang berbeda karena masing-masing anak itu unik.

"Saya mencintai mereka secara berbeda karena kami mengenal mereka lebih baik daripada siapa pun, dan saya melihat setiap hal kecil pada mereka. Akan merugikan untuk mencintai mereka dengan cara yang persis sama dan mengabaikan semua hal yang ternyata membuat mereka nyaman dengan cara yang tidak sama. Saya mencintai mereka seperti saya mencintai sinar matahari dan cahaya bulan. Tidak lebih dari yang lain. Masing-masing sama banyak, tapi tidak pernah sama," tutup Casey.

Sebagai orang tua, kita selalu ingin adil dalam membagi kasih sayang ke anak-anak. Baik itu untuk si sulung atau bungsu, maupun ke anak perempuan atau laki-laki. Tapi, disadari atau nggak, orang tua punya 'anak favorit' atau anak kesayangan lho.

Psikolog anak dari Tiga Generasi, Fathya Artha Utami mengatakan, terkadang orang tua tidak menyadari bahwa mereka punya 'anak favorit' yang membuat mereka kelihatan pilih kasih.

"Padahal, tiap orang tua pasti ingin memberi kasih sayang yang rata dan sama ke anak-anaknya," kata Fathya.

Sementara itu, sosiolog Katherine Conger menemukan dalam studinya kalau orang tua memang punya anak kesayangan. Penelitian yang dipublikasi di Journal of Family Psychology tahun 2005 ini mengungkapkan bahwa 74 persen ibu dan 70 persen ayah dilaporkan memiliki perlakuan istimewa terhadap satu anak. Hasilnya, para periset menduga bahwa si bungsu mendeteksi adanya bias anak sulung karena seorang kakak laki-laki atau kakak perempuan dianggap sebagai penentu pengalaman pertama

"Penelitian tersebut juga menemukan bahwa tidak peduli urutan kelahiran anak, orang tua dicurigai menyukai anaknya yang lain. Semua orang merasa saudara laki-laki atau perempuan mereka mendapatkan perlakuan yang lebih baik," kata Conger, dikutip dari Huffington Post.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda