HaiBunda

PARENTING

Jangan Dibiarkan Begitu Saja, Balita Tetap Butuh Aturan

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Senin, 23 Apr 2018 07:02 WIB
Jangan Dibiarkan Begitu Saja, Balita Butuh Batasan dan Aturan/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Orang bilang jangan banyak melarang anak yang sedang giat-giatnya mengeksplorasi lingkungannya. Banyak yang bilang biarkan saja anak mau bertindak apa agar kreativitasnya nggak mati dan nggak takut menghadapi dunia.

Tapi psikolog anak dari Rainbow Castle, Yulita Patricia Semet, bilang agar punya secure attachment dengan lingkungannya maka anak perlu struktur. Nah, struktur ini terbentuk dari batasan atau rule yang diterapkan orang tuanya.

"Yang dibutuhkan anak di bawah lima tahun adalah apa yang boleh dan yang tidak. Kalau memang ada larangan, maka harus ditampilkan secara konsisten," tutur perempuan yang akrab disapa Sisi ini.




Nah, kalau kita membiarkan anak melakukan semua hal yang dia inginkan, Bun, maka dampaknya justru anak nggak mandiri. Misalnya kalau kita membolehkan dia memberantakkan mainannya kapanpun anak mau, lantas ketika diajak membereskan mainan anak nggak mau maka kita yang membereskannya. Nantinya anak akan berpikir, "Nggak apa-apa kok aku nggak membereskan mainan, kan ada bunda yang membereskannya,".

Misal lainnya, Bun, kita diam saja saat melihat anak mencabuti tanaman di pot dan menumpahkan tanahnya. Kalau kita biarkan hal ini, maka anak akan berpikir bahwa tindakannya nggak salah. Di lain waktu, dia akan kembali melakukan hal yang sama. Mungkin bukan mencabuti tanaman di pot rumah sendiri saja, tapi bisa juga di rumah tetangga.

Beda halnya kalau kita melarang anak mencabuti tanaman dan menumpahkan isi pot. Kita bisa beri tahu anak kenapa hal itu kita larang. Ini bukan berarti anak nggak boleh main tanah kok. Kita bisa memfasilitasi anak main tanah atau pasir dengan menyediakan barang yang dibutuhkan anak, Bun, bukan dengan membiarkan mereka melakukan hal yang sebenarnya nggak oke.

"Kalau anak dibebaskan tanpa aturan maka anak akan menyepelekan lingkungan sekitar. Maka itu rules sangat penting," tambah Sisi.



Dia lantas menyarankan dua jenis aturan yakni ground rules dan negotiable rules. Ground rules misalnya apapun yang terjadi nggak boleh menyakiti orang lain. Sedangkan negotiable rules misalnya jatah minum susu dua kali, tapi dalam situasi tertentu bisa dituruti untuk minum susu tiga kali.

Dalam setiap larangan yang jadi batasan kita untuk anak, jangan pernah lupa untuk memberi tahu pada anak apa alasannya ya, Bun. Dengan aturan, anak jadi tahu bahwa dia nggak bisa semaunya atau seenaknya saja. Selain itu anak juga ngeh saat ada sesuatu yang membahayakan dirinya. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK