HaiBunda

PARENTING

Saat Anak Protes Dirinya Nggak Boleh Main Gadget Seperti Temannya

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 26 Apr 2018 08:11 WIB
Saat Anak Protes Dirinya Nggak Boleh Main Gadget Seperti Temannya/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Zaman berubah, cara didik pun berubah termasuk aturan-aturan yang kita berlakukan ke anak terutama soal gadget. Ditambah lagi, anak-anak sekarang juga makin kritis kan Bun?

Misalnya, kita udah menerapkan ke anak untuk nggak main gadget atau minimal kelamaan main gadget. Tapi kemudian, karena melihat temannya anak bisa bertanya balik kenapa dia nggak boleh main gadget kayak teman-temannya yang oleh orang tuanya boleh main gadget.

"Ketika anak tanya 'kok dia boleh aku nggak', ini kembali lagi bagaimana kita menerapkan aturan pada anak kita. Mesti jelas alasannya apa," kata psikolog dari Tiga Generasi, Vera Itabiliana Hadiwidjojo.


Terutama soal gadget, ketika anak kita punya aturan yang berbeda dengan anak lain dia pasti akan nanya tuh 'kenapa'. Pastinya anak akan terus tanya 'kenapa' kalau kita nggak jelas kasih alasannya.

"Anak zaman sekarang itu lebih kritis karena berbagai faktor, dari mulai perbaikan gizi dan lainnya jadi mereka tuh butuh jawaban dari sekadar, karena itu bagus dan ini nggak bagus buat kamu. Nggak bisa berhenti di situ dan butuh dielaborate lagi," papar Vera di tengah acara Mothercare 'Senangnya Jadi Ibu', di XXI Lounge, The Djakarta Theater, Thamrin Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Vera menyarankan coba kasih tahu ke anak apa sih dampaknya kalau main gadget lama. Boleh juga kalau penjelasan Bunda dan Ayah didukung sama fakta-fakta penelitian yang kita cari atau riset ketika melarang anak melakukan sesuatu.

"Saya kalau ngomong sama anak di ruang praktik juga gitu, misalnya apa sih akibat kalau kamu main game yang berbau kekerasan, apa aja akibatnya nanti saya jelasin tuh penelitiannya terus contohnya, kamu jadi agresif, keganggu konsentrasi dan lainnya. Jadi nanti tuh anak mikir, oh iya juga ya," kata Vera.

Jawaban seperti itu akan lebih diterima anak daripada jawaban sekadar 'pokoknya kamu nggak boleh melakukan itu, bahaya'. Harusnya, cara seperti ini dilakukan orang tua ketika melarang anak melakukan sesuatu yakni dengan ngasih tahu alasannya.

Karena kalau kata Dr Seto Mulyadi SPsi MSi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), tekanan-tekanan pemaksaan atau pengarahan yang berlebihan justru malah akan berdampak buruk ke anak lho, Bun.

"Pengarahan boleh tapi lebih secara wajar dan lewat dialog karena anak juga perlu didengar suaranya. Hanya dengan demikian maka kecerdasan anak akan mereka dengan segala keelokannya sendiri," ungkap psikolog yang akrab disapa Kak Seto ini. (rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Parenting Nadhifa Fitrina

7 Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus 2025 untuk Pengibaran, Penurunan & Menghormati Pahlawan

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Film Korea My Daughter is a Zombie Pecahkan Rekor, Ini 5 Fakta Menarik yang Curi Perhatian Penonton

9 Resep MPASI BB Booster untuk Bayi Usia 11 Bulan ke Atas

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK