Sarasota, Florida -
Saat anak
berenang, semua orang tua pasti mengutamakan keselamatan anak seperti menyediakan pelampung atau mengajarinya berenang dengan benar. Tapi, ada sesuatu yang berbahaya dan mungkin nggak pernah terpikirkan oleh kita, Bun. Yakni, dry drowning atau atypical drowning, seperti yang dialami Lacey Grace. Ia hampir kehilangan nyawa putrinya pekan lalu.
Pada hari Sabtu (14/4), Grace membawa putrinya, Elianna, ke kolam
renang. Elianna bermain dengan pool noodle (pelampung panjang), mengisinya dengan air dan kemudian meniupnya untuk mengeluarkan air dan menyemprotkan teman-temannya.
Cerita Gadis Kecil yang Nyaris Koma Usai Berenang / Foto: Thinkstock |
"Kecelakaan ini sangat aneh, Elianna meletakkan mulutnya untuk meniup dan pada saat yang sama temannya meniup di ujung yang lain, menyebabkan air untuk menembak langsung ke tenggorokannya. Eilanna segera memuntahkan airnya, lalu kembali bermain seperti biasa. Dua hari kemudian,dia mulai sakit," tulis Grace di laman Facebooknya.
Elianna mengalami demam pada hari Senin dan tidur hampir sepanjang hari pada hari Selasa, tetapi cukup baik untuk kembali ke sekolah pada hari Rabu. Namun, sekolahnya menelepon sore itu, mengatakan bahwa Elianna demam lagi dan meminta Grace untuk menjemputnya.
Saat itulah Grace ingat cerita dari tahun lalu tentang seorang ayah yang kehilangan putranya setelah menelan banyak air kolam renang. Ikuti intuisinya, Grace membawa putrinya ke Unit Gawat Darurat (UGD). Keputusan itulah yang ternyata menyelamatkan nyawa putrinya.
"Kami berada di sana sekitar 10 menit ketika dokter mengatakan untuk membawanya ke UGD terdekat sesegera mungkin. Denyut jantungnya sangat tinggi, oksigennya rendah dan kulitnya berubah ungu yang menunjukkan adanya infeksi kimia. Kami pergi ke UGD terdekat di mana mereka melakukan rontgen dada dan menunjukkan peradangan dan infeksi yang disebabkan oleh bahan kimia kolam renang," tulis Grace.
Dua jam kemudian, para tenaga medis memindahkan Elianna dengan ambulans ke rumah sakit yang lebih besar sehingga mereka bisa mengawasinya sepanjang waktu dan memiliki spesialis anak yang bisa mengawasi Elianna.
"Kami tidak tahu berapa lama perawatan itu akan tetapi saya berterima kasih pada artikel anak kecil yang mengalami kejadian yang sama dengan Elianna," tutup Grace.
Setelah diketahui, Elianna ternyata mengalami atypical drowning. Ada dua tipe utama atypical drowning yakni dry drowning dan secondary drowning. Saat seseorang mengalami dry drowning, laring seseorang menutup diri dalam upaya mencegah air masuk ke sistem pernapasan. Ini juga mencegah udara masuk, sehingga sulit untuk bernapas. Dalam secondary drowning, air sudah memasuki paru-paru. Hal ini menyebabkan lapisan paru-paru menjadi iritasi dan penuh dengan cairan, yang juga membuat sulit bernapas. Sementara dry drowning dapat segera diketahui, sedangkan gejala secondary drowning muncul lebih dari 24 jam atau lebih.
Gejalanya termasuk batuk, lesu, perubahan perilaku, nyeri dada, atau muntah. Elianna, yang saat ini dirawat di rumah sakit, didiagnosis dengan pneumonia aspiratif, yang berarti bahwa air yang dia hirup mengandung bakteri yang menyebabkan infeksi di paru-parunya.
Atypical drowning sangat jarang, tetapi dengan mengetahui gejala-gejala ini dapat membantu kita melindungi
anak dari berbagai komplikasi pernapasan. Demikian dikutip dari Cafe Mom.
(aci)