Jakarta -
Kesannya sepele: menulis. Tapi di balik kegiatan ini ada banyak pengaruh dan manfaat positif yang bisa didapat lho, Bunda.
Nih, Bun,
menulis bisa meningkatkan kompetensi anak. Demikian kata pakar edukasi anak dari Wahana Visi Indonesia, Nurman Siagian.
Apalagi Nurman bilang kompetensi anak Indonesia masih berada di belakang dibanding negara-negara lain. "Hasil survei tiga tahunan dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Developement (OECD) menunjukkan Indonesia masih menduduki peringkat 60 dari 72 negara," kata Nurman dalam talk show yang diadakan oleh SiDU, 'Membangun Generasi Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis' di Morrissey Hotel Residences, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).
Nurman menambahkan isu kompetensi ini berkaitan erat dengan melemahnya tradisi menulis di Indonesia seiring pesatnya perkembangan gawai. Padahal
menuliskhususnya menulis di buku, memiliki banyak manfaat karena mengasah berbagai keterampilan seperti berpikir kritis, daya ingat dan motorik.
"Kegiatan menulis mendukung anak untuk menguasai huruf dan fonemik, memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan anak dalam menangkap pelajaran," tutur Nurman.
Pada kesempatan yang sama, hal ini sangat disetujui Melly Kiong, seorang praktisi mindful parenting. "Sebagai orang tua memang harus terlibat dalam pendidikan anak dan kita nggak bisa tuh menyerahkan gitu aja soal ini ke gurunya," ujar Melly.
Sebagai orang tua, menurut Melly, perlu terlibat dalam menumbuhkan kompetensi anak. Jadi nggak hanya secara akademik dan kognitif saja, Bun, tapi secara karakter juga yaitu dengan cara menulis.
(aml)