Jakarta -
Beberapa waktu lalu hingga kini, vaporizer atau vape 'menjamur' di kalangan perokok dan dianggap lebih aman ketimbang rokok. Vaporizer sendiri pada dasarnya adalah nikotin liquid yang dipanaskan menjadi asap kemudian dihisap oleh pengguna. Lalu, bagaimana jika asap vape ini memapar si kecil?
Yang jelas, menurut dr Darmawan B Setyanto SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, asap vape ini kurang lebih sama berbahaya dengan
rokok. Cairan vape sendiri mengandung zat kimia beracun seperti propilen, formaldehida, dan acetaldehida.
"Bahan-bahan tersebut jelas akan menambah risiko pada kesehatan. Sayangnya,
vape ini dilabeli sebagai pengganti rokok yang aman dan nggak berbahaya serta ramah lingkungan. Kandungan racunnya memang nggak sebanyak rokok pada umumnya tapi tetap mengandung nikotin," kata dr Darmawan di sela-sela acara Seminar Media World No Tobacco Day di Gedung IDAI, Salemba, Jakarta Pusat (23/5/2018).
Kata dr Darmawan justru nikotin inilah yang menimbulkan efek adiksi bagi penggunanya. Bagaimana dengan efeknya jika asap vape memapar anak-anak? Asap vape punya dampak yang kurang lebih sama dengan asap rokok ketika memapar anak-anak.
"Kemampuan kognitif anak, kecerdasan, prestasi akan terhambat. Mereka juga akan memiliki masalah membaca, berhitung, memecahkan masalah dan bahasa," papar dr Darmawan.
Lalu, paparan asap vape pada anak juga disebut bisa menyebabkan perubahan perilaku lho, Bun. Anak bisa menjadi impulsif, senang mencelakai diri sendiri, nakal, negatif dan selalu mencari perhatian. Namun, di sekolah mereka menjadi kurang adaptif dengan lingkungannya. Anak-anak yang secara nggak langsung menjadi perokok pasif ini juga berisiko memiliki masalah dengan waktu tidurnya.
Kalau dari segi kesehatan jelas tumbuh kembang anak juga jadi nggak optimal, akan berisiko terkena komplikasi pernapasan, asma dan atopi. Bagaimana mekanisme asap
vape masuk ke dalam dan meracuni tubuh anak?
"Jadi asap dihirup dari saluran napas masuk ke darah, menyebar ke berbagai organ, yang paling utama adalah organ pernapasan, meskipun organ tak langsung terpajan tapi bisa melalui darah. Kuman kan kalau bermultiplikasi adalah fase paling rawan sama halnya dengan pertumbuhan anak adalah fase paling aktif pembelahan sel. Jika ada racun yang masuk maka jelas akan mengganggu pembelahan sel dan merusak tubuh. Semakin dini terpapar semakin rusak tubuhnya kelak," tutup dr Darmawan.
(rdn)