Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Toilet Training Tidak Selalu Mudah, Perlu Kesabaran Ekstra

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 04 Jun 2018 11:53 WIB

Ibu ini nyaris putus asa saat mengajarkan anaknya toilet training. Hmm kenapa ya?
Toilet Training Tidak Selalu Mudah, Perlu Kesabaran Ekstra/ Foto: Rachelle Stanley
London, Inggris - Mengajarkan anak toilet training itu memang bukan hal yang mudah. Perlu kesabaran yang ekstra, betul kan, Bun? Nah, bicara toilet training, ada seorang blogger asal London, Rachelle Stanley, berusaha sangat keras hingga nyaris putus asa saat mengajarkan anaknya toilet training.

"Jacob adalah anak yang sangat cerdas. Ia pintar matematika, bahasa Inggris dan tata bahasanya baik. Namun, dia adalah satu-satunya anak laki-laki di kelasnya yang masih memakai popok dan masih sering mengompol di celana," tutur Rachelle dikutip dari The Sun.

Rachelle mengaku, para guru mendukungnya untuk mengajarkan toilet training pada Jacob yang sudah berusia 3 tahun. Ia dan anggota keluarga lain mulai mencoba membuat Jacob pergi ke toilet secara mandiri setahun yang lalu, tapi ternyata nggak membuahkan hasil.

"Ketika ibu saya mengajari saya, kami tidak memakai pispot, begitu pula dengan Jacob, saya juga langsung membawanya ke toilet. Masalahnya adalah dia tidak akan memberitahu saya kapan dia mau buang air. Saya selalu memperhatikannya dan saya selalu mencari petunjuk. Jika dia memegang area selangkangannya melalui celananya, maka saya tahu dia mau buang air," lanjut Rachelle.

Rachelle mencari saran dan menghabiskan berjam-jam menuangkan curahan hatinya lewat blog. Masalahnya adalah apa yang berhasil untuk satu anak tidak selalu berhasil untuk anak lain seperti Jacob.


Toilet Training Tidak Selalu Mudah, Perlu Kesabaran EkstraToilet Training Tidak Selalu Mudah, Perlu Kesabaran Ekstra/ Foto: Rachelle Stanley


"Jacob bukan anak malas yang duduk di depan televisi atau tablet sepanjang hari. Dia aktif, suka bermain sepakbola dan dia bahkan terlibat dengan klub lokal di bawah lima tahun juga. Sejak dia mulai sekolah, dia semakin baik. Dia melihat teman-temannya meminta untuk bisa ke toilet secara mandiri dan itu mendorongnya untuk melakukan hal yang sama," tutur Rachelle.

Sayangnya, tiga dari lima hari sekolah, Jacob masih mengompol. Rachelle bilang, sudah menjadi rutinitasnya untuk mengirim popok cadangan ke sekolah dan satu set pakaian cadangan.

"Lalu, pernah seorang temannya Jacob datang ke rumah kami dengan pispotnya. Jacob ingin tahu tentang hal itu, menanyakan apa itu dan mengapa temannya memilikinya. Saya tidak ingin memulainya dengan pispot karena itu akan menjadi 'langkah mundur' baginya. Saya telah mencoba dengan itu beberapa kali tetapi dia tidak ingin tahu," ujar Rachelle

Rachelle mengajarkan anaknya toilet training dengan jadwal teratur di siang hari. Namun masalahnya adalah Jacob sering tertidur.

"Ibu saya bersikeras bahwa saya harus tetap mengajarkan Jacob menggunakan toilet. Saya benar-benar dekat dengan orang tua saya dan saya tahu mereka bijaksana dan memberikan nasihat yang baik," kata Rachelle.

Rachelle mencoba setiap trik. Rachelle membelikannya mobil mainan untuk memotivasi anaknya agar terus belajar. Maklum, Jacob adalah penggila mobil dan memiliki koleksi lebih dari 200 mobil Hot Wheel.

"Sekolah sangat mendukung, saya bekerja keras dengan para guru dan meminta mereka untuk membawanya ke toilet bahkan jika dia tidak meminta untuk pergi ke toilet. Sulit bagi semua orang karena Jacob akan menangis ketika pergi ke toilet. Terlebih lagi, popoknya selalu basah usai sekolah," lanjutnya.



Selain itu, hampir setiap pagi ketika Jacob bangun, ia selalu mengompol. "Itu membuat saya stres, apalagi dia adalah satu-satunya orang yang memakai popok di sekolah. Meski begitu saya tidak bisa menyalahkan guru, mereka tidak membuat saya merasa gagal dan mereka dapat melihat betapa kerasnya saya mencoba. Sebagai gantinya, para guru fokus pada hal-hal positif, dan menjelaskan kepada Jacob bahwa semua anak laki-laki yang sudah besar tidak mengenakan popok," sambung Rachelle.

Meskipun hingga kini Rachelle terus bekerja keras untuk mengupayakan anaknya lulus toilet training, ia selalu yakin bahwa perkembangan anak itu berbeda. Rachelle yakin bahwa suatu hari anaknya itu akan berhasil lulus dari toilet training.

Nah, soal toilet training, dikutip dari buku 'Anti Panik Mengasuh Anak 0-3 Tahun' yang disusun tim Tiga Generasi tanda-tanda anak siap toilet training antara lain:

1. Menunjukkan perasaan nggak nyaman saat pakai popok yang basah.

2. Ekspresi wajah, gerakan, sama suara anak berbeda pas dia mau buang air kecil atau buang air besar.

3. Periode buang air kecil dan buang air besarnya sudah teratur. Lalu ada periode kering (nggak ngompol) paling nggak 2 jam atau saat tidur siang.

4. 'Kepo' alias ingin tahu saat orang tua atau ada orang dewasa yang masuk-keluar kamar mandi.

5. Bisa duduk tenang selama 2-5 menit.

6. Menunjukkan keinginan untuk mandiri. Jadi, dia ingin melakukan berbagai hal sendiri, Bun.

7. Bisa mengerti instruksi. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda