HaiBunda

PARENTING

Bocah 9 Tahun Alami Buta Sebagian Setelah Main Laser Pointer

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 22 Jun 2018 19:27 WIB
Bocah 9 Tahun Alami Buta Sebagian Setelah Main Laser Pointer/ Foto: Thinkstock
Volos, Yunani - Semua orang tahu mata merupakan salah satu organ krusial. Untuk itu kita perlu menjaganya dengan baik, terlebih anak-anak yang masih tumbuh dan berkembang. Tapi malang menimpa seorang bocah laki-laki berumur 9 tahun asal Volos, Yunani ini, Bun. Matanya buta sebagian setelah main laser pointer hijau.

Laser tersebut dilaporkan mengakibatkan mata si bocah berlubang. Bersama orang tuanya, si anak yang nggak disebutkan namanya datang ke dokter setahun setelah matanya terkena laser. Disebutkan si anak mengeluhkan beberapa masalah. Anak itu segera menjalani pemindaian dan diketahui terdapat lubang yang cukup besar di bagian retina kiri yang disebut makula. Makula ini sangat penting untuk memetakan wajah dan kata-kata. Demikian dikutip dari Daily Mail.

Biasanya lubang makula dapat diobati meskipun pembedahan pasti menyebabkan katarak yang secara permanen mengaburkan pandangan. Namun, sayangnya dalam kasus bocah ini tindakan itu bukan pilihan karena saraf di sekitar lubang mata si bocah sudah tidak ada. Jadi, operasi bakal sia-sia, Bun.


Kasus ini kemudian ditulis dalam makalah untuk New England Medical Journal. Para dokter yang menangani kasus ini memperingatkan orang tua agar waspada terhadap bahaya sinar laser. Menurut jurnal, ayah anak itu membeli laser pointer dari pasar untuk mainan putranya. Padahal, seperti kita tahu laser pointer bukan mainan kan, Bun?

Bocah 9 Tahun Alami Buta Sebagian Setelah Main Laser Pointer/ Foto: New England Medical Journal




"Sinar laser berbeda dari cahaya normal. Pertama, cahayanya hanya berisi satu panjang gelombang atau satu warna spesifik. Lalu laser menghasilkan sinar satu arah, sedangkan senter menghasilkan cahaya yang menyebar. Tapi salah satu masalah terbesar dalam kasus ini adalah warnanya," kata dr Sofia Androudi, salah satu penulis.

Laser hijau atau laser biru bisa lebih merusak daripada laser berwarna merah atau oranye karena frekuensinya sekitar 550 nanometer dan itu sangat kuat. Akibat memainkan laser hijau tersebut, penglihatan mata kiri si bocah kabur bahkan hilang. Hasilnya menunjukkan 20/100 artinya dia harus berada dalam jarak 20 kaki untuk melihat apa yang orang bisa lihat dalam jarak 100 kaki. Kasihan ya, Bun.

"Meskipun operasinya berhasil, anak itu tetap tidak akan bisa melihat," kata dr Sofia. Saat ini, satu setengah tahun kemudian setelah kejadian, penglihatan si bocah dilaporkan stabil pada 20/100 untuk mata kirinya.

"Ketika mata kita terpapar sesuatu yang kuat seperti laser, bekasnya akan seperti luka bakar. Bisa meninggalkan bekas di bagian belakang mata dan dapat menyebabkan perdarahan. Pasien benar-benar bisa mengalami buta tepat di tengah-tengah mata. Seperti kaca pembesar yang membakar selembar kertas. Itu hal yang sama," tutur dr Thomas C. Lee, direktur Vision Center di Children's Hospital Los Angeles, yang tidak terlibat dalam kasus ini, dikutip dari CNN.

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Mom's Life Annisa Karnesyia

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Deretan Kebiasaan Kecil yang Bikin Berat Badan Turun 90 Kg

Mom's Life Amira Salsabila

Gangguan Otot Dasar Panggul Sering Terjadi Usai Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syaputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Deretan Kebiasaan Kecil yang Bikin Berat Badan Turun 90 Kg

Momen Dominique Sanda Dampingi Sang Putra Dilantik Jadi Dokter, Intip 5 Potretnya

Gangguan Otot Dasar Panggul Sering Terjadi Usai Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

7 Tempat Wisata Beri Promo Seru HUT ke-80 RI, ada Dufan hingga TMII!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK