HaiBunda

PARENTING

Keren! Kisah Bocah yang Lulus SMA di Usia 8 Tahun

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Minggu, 01 Jul 2018 16:00 WIB
Keren! Kisah Bocah yang Lulus SMA di Usia 8 Tahun/Foto: Istimewa
Brussel, Belgia - Seorang anak laki-laki dari Belgia telah lulus sekolah menengah akhir atau SMA di usianya yang baru delapan tahun. Kurikulum yang harusnya diselesaikan dalam waktu 6 tahun, ia selesaikan hanya dalam waktu satu setengah tahun. Wow...

Bocah bernama Laurent Simons ini memiliki IQ 145. Laurent kini sudah mendapatkan ijazah setara SMA yang harusnya dicapai anak usia 18 tahun. Wah, hebat ya Laurent.

"Mata pelajaran favorit saya adalah matematika. Karena itu begitu luas, ada statistik, geometri, aljabar dan lainnya," kata Laurent kepada radio RTBF Belgia.



Setelah dua bulan ini menghabiskan libur sekolah, Laurent akan mulai kuliah. Alexander Simons, sang ayah mengatakan dalam usia yang lebih muda, Laurent cukup kesulitan untuk bermain dengan anak-anak lain seusianya. Dan Laurent juga tidak tertarik pada mainan. Laurent juga udah tahu lho cita-citanya mau jadi apa. Kata Laurent dia mempertimbangkan untuk jadi ahli bedah atau astronot. Walaupun saat ini Laurent lagi tertarik banget dengan dunia komputer.

"Jika dia memutuskan untuk menjadi tukang kayu nantinya, itu tak jadi masalah buat kami, selama dia bahagia," ungkap Alexander dilansir BBC.

Hebat ya, di usia yang masih sangat muda di mana anak seusianya masih senang bermain dan belum banyak tahu, Laurent sudah menetapkan tujuan dan cita-citanya. Sukses ya Laurent.

Eits, tapi bukan berarti anak yang belum tahu cita-citanya itu nggak ada motivasinya lho, Bunda. Tiap anak memiliki prosesnya masing-masing, dan itu yang harus kita hargai. Kalau kata psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, sebenarnya nggak ada anak yang nggak termotivasi. Mungkin ya, Bun, anak kita termoitivasi di suatu bidang yang menurut kita itu adalah bidang 'nggak penting'.
Laurent Simons. si anak ber-IQ tinggi yang sudah lulus SMA. Foto: Istimewa

Contohnya nih, anak termotivasi main game. Menurut kita nggak penting, tapi menurut anak, ternyata dengan main game dia menemukan hal yang disukai. Misalnya di situ dia jadi punya teman. Kalau itu alasannya, artinya anak termotivasi main game karena ternyata ada masalah dengan pertemanan.

"Nah, kalau anak ditanya mau main apa nggak tahu, nanti kalau besar mau jadi apa bilang nggak tahu juga, jangan-jangan anak terbiasa diarahkan. Soalnya kalau anak terbiasa diarahkan, di jadi terlihat nggak punya keinginan," tutur psikolog yang akrab disapa Vera ini.

Ketika impian anak selaras dengan kenyataan, maka penghayatannya sebagai individu tentang dirinya juga kongruen atau sesuai. "Impian masa kecil menentukan aksi individu di kemudian hari. Ayo kita bantu anak-anak mengenali impiannya, menggapainya," ajak Vera.


(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

10 Penyanyi Korea Selatan Paling Disukai Publik selama 2025

Mom's Life Amira Salsabila

Diet Barat atau Tradisional, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

Mom's Life Annisa Karnesyia

Venus Williams Gelar Pernikahan Lima Hari di Rumah Rp160 Miliar, Hadiah Sang Adik Jadi Sorotan

Mom's Life Annisa Karnesyia

Terpopuler: Pasangan Artis Hollywood Cerai di 2025

Mom's Life Nadhifa Fitrina

110 Ucapan Selamat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Menyentuh Hati & Penuh Doa

Mom's Life Natasha Ardiah

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Konflik Victoria dan David Beckham dengan Anak Sulung Berlanjut, Diisukan Saling Unfollow IG

Diet Barat atau Tradisional, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

10 Penyanyi Korea Selatan Paling Disukai Publik selama 2025

Terpopuler: Pasangan Artis Hollywood Cerai di 2025

Venus Williams Gelar Pernikahan Lima Hari di Rumah Rp160 Miliar, Hadiah Sang Adik Jadi Sorotan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK