Washington, D.C. -
Ini adalah salah satu alasan kenapa kita harus menjaga kesehatan mental kita sebagai orang tua. Karena saat mental kita tidak sehat, misalnya karena mengalami depresi, dampaknya bisa ke mana-mana, salah satunya berdampak ke persahabatan
anak.
Journal of Family Psychology menjelaskan orang tua yang pengasuhannya negatif, misalnya karena depresi dan kurangnya kontrol psikologis, meningkatkan risiko berakhirnya persahabatan terbaik
anak-anak.
"Status teman sebaya memainkan peran penting dalam hasil pertemanan. Sebagai contoh, anak-anak yang sangat disukai memiliki hubungan pertemanan yang lebih tahan lama," kata Brett Laursen, salah satu penulis studi dari Departemen Psikologi di FAU Charles E. Schmidt College of Science, seperti dilansir Xinhua.
Penelitian Florida Atlantic University (FAU) dan University of Jyvaskyla di Finlandia melihat data 1.523 anak, di mana 766 anak laki-laki berasal dari kelas satu hingga enam. Kemudian peneliti melakukan analisis survival untuk mengidentifikasi karakteristik orang tua yang turut memprediksi stabilitas pertemanan anak-anaknya.
Para peneliti kemudian memeriksa laporan gejala depresi serta pola asuh yang diterapkan ayah dan ibu. Tiga gaya pengasuhan yang diakui secara umum yakni kontrol perilaku seperti jam malam dan pemantauan; kontrol psikologis seperti mempermalukan dan rasa bersalah; serta kehangatan dan kasih sayang juga dilihat.
Menurut penelitian, untuk anak-anak dengan orang tua yang depresi secara klinis, risiko persahabatannya bubar meningkat hingga 104 persen lho. Risiko persahabatan anak bubar juga meningkat pada anak dengan orang tua yang secara psikologis terlalu mengendalikan.
Yang mengejutkan dari penelitian ini adalah peneliti tidak menemukan bukti pengasuhan yang positif seperti kehangatan dan kasih sayang mengubah stabilitas persahabatan anak-anak. Padahal mereka berharap pengasuhan positif akan membantu memperpanjang usia pertemanan.
Temuan peneliti juga menunjukkan sebagian besar persahabatan bersifat sementara. Kurang dari 10 persen persahabatan kelas satu bertahan sampai kelas enam, dengan sekitar separuh atau 48 persen berakhir dalam satu tahun saja.
"Kami percaya anak-anak dengan orang tua yang depresi dan secara psikologis mengendalikan tidak belajar strategi yang sehat untuk terlibat dengan orang lain. Ini bisa memiliki konsekuensi jangka panjang untuk hubungan masa depan anak-anaknya," kata Brett.
Tentang keberadaan sahabat, ini perlu banget bagi anak. Karena sahabat dapat membantu anak-anak melewati pengalaman negatif.
"Memiliki sahabat yang hadir selama acara menyenangkan memiliki dampak langsung pada tubuh dan pikiran anak," kata William Bukowski, seorang profesor psikologi dan direktur Center for Research in Human Development di Concordia University, Montreal, seperti dilansir dari Everyday Health.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan memiliki persahabatan yang baik dapat membantu melindungi orang dari bullying, pengucilan, dan bentuk-bentuk agresi.
Yuk kita jadi orang tua yang sehat mental, setidaknya agar anak-anak kita punya hubungan pertemanan yang baik.
(Nurvita Indarini)