Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Cara Menguatkan Hubungan Kakak-Adik agar Tak Sering Bertengkar

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 25 Sep 2020 14:42 WIB

Problems of motherhood. Mom is depressed by screaming children, siblings having quarrel
4 Cara Menguatkan Hubungan Kakak-Adik agar Tak Sering Bertengkar/ Foto: iStock
Jakarta -

Seorang kakak bisa dibilang adalah teman pertama sang adik. Oleh karena itu hubungan kakak-adik alias saudara kandung ini memengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Kemampuan si kecil untuk berinteraksi sosial juga dipengaruhi oleh saudara kandungnya.

Hal ini diungkap oleh dosen perkembangan manusia di Penn University, Mark Feinberg. Ia mengatakan, sama hal yang dengan pola asuh orang tua, hubungan kakak-adik ini akan berpengaruh hingga anak dewasa nanti.

"Hubungan saudara memengaruhi penyesuaian dan perkembangan anak-anak, seperti halnya pola asuh orang tua," ujar Feinberg, dikutip dari Fatherly.

Belum lagi, menurut psikolog klinis di Northeastern University, Laurie Kramer mengatakan bahwa hubungan saudara kandung turut memengaruhi kognitif, emosional, dan sosial anak.

"Secara kognitif, emosional, dan sosial - ada banyak pengaruh yang dimiliki saudara kandung satu sama lain," kata Laurie Kramer.

Nah, bagaimana nih cara menguatkan hubungan kakak-adik agar tak sering bertengkar? Berikut caranya:

1. Tunjukkan empati

Menurut Michelle Icard penulis Middle School Makeover: Improving the Way You dan Your Child Experience the Middle School Years, setiap anak adalah individu yang berbeda. Sadarilah bahwa setiap anak memiliki preferensi yang berbeda dan itu tidak masalah.

Tunjukkan kepada anak-anak Bunda bahwa Bunda menghargai pilihan mereka dengan berempati dengan posisi mereka. Ajukan pertanyaan tanpa menghakimi untuk mengukur mengapa anak tidak suka menunjukkan kasih sayang kepada saudara kandungnya.

2. Berkomunikasi dengan anak-anak secara terpisah

Jangan menyuruh anak-anak duduk bersama untuk menuntut perubahan. Tidak peduli apa yang Bunda katakan, salah satu atau keduanya akan merasa seperti Bunda memihak.

"Begitu mereka menganggap Anda terlibat secara emosional, Anda malah menjadi 'pion' dalam permainan manipulasi apa pun yang ingin mereka mainkan satu sama lain," kata Icard, dikutip dari Your Teen Mag.

3. Bicaralah dengan anak ketika mereka sedang tidak dalam mood yang jelek

Ketika anak bertengkar, jangan sampai Bunda menunggu kejadian berikutnya. Sebaliknya, pilih waktu saat Bunda dan anak melakukan aktivitas yang menyenangkan. Misalnya, saat malam hari sebelum tidur.

Bunda kemudian bisa membuka pembicaraan seperti, "Bunda perhatikan di hari lain adik terlihat terluka saat kamu membentaknya. Padahal dia menunjukkan karya seninya pada kamu, lho. Setiap orang dalam keluarga harus memperlakukan satu sama lain dengan hormat, jadi jika Bunda melihatnya lagi, akan ada konsekuensinya ya."

4. Cari tahu dan komunikasikan pada anak sebelum memberikan konsekuensi

"Beri tahu anak Anda bahwa perilaku antisosial terhadap saudara kandung akan menghasilkan hukuman apa pun yang menurut Anda sesuai," kata Icard. Menurut Icard, Bunda bisa berkata, "Saat kamu bersikap jahat kepada adik kamu, itu menyakiti keluarga. Jika jahat sama adik maka ada konsekuensinya."

Begitu pula sebaliknya jika ternyata sang adik yang iseng dengan kakaknya. Meski demikian, perlu Bunda ingat bahwa orang tua tidak dapat memaksa anak-anak untuk menyukai satu sama lain atau ingin menghabiskan waktu bersama, tetapi Bunda dapat menegakkan rasa hormat dan komunikasi yang bijaksana.

Semoga tips ini bisa menguatkan hubungan kakak-adik supaya tidak sering bertengkar.

Simak juga cerita Asri Welas tentang mendidik anak introvert:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda