Washington, AS -
Mengatur keuangan keluarga umumnya dilakukan ibu. Hmm, tapi gimana kalau anak perempuan berumur 13 tahun di keluarga itu yang mengatur keuangan? Padahal, sang ibu masih ada.
Ya, inilah yang terjadi di keluarga ibu bernama Brooke Hampton. Brooke mengaku jadi ibu yang 'malas' karena meminta anak-anaknya membantu mengerjakan pekerjaan rumah yang mungkin jarang dilakukan anak-anak.
Merapikan kamar, membantu ibu masak, atau membersihkan rumah biasa ya, Bun, dilakukan anak-anak. Tapi, Brooke meminta
anak gadisnya mengelola keuangan keluarga.
Hal ini ia posting dalam Facebook-nya dengan keterangan, 'Orang tua malas membesarkan anak-anak lebih baik'. Wah, jelas ini jadi perdebatan di kalangan orang tua, Bun.
"Saya sengaja bermalas-malasan dan anak-anak saya berkembang karena itu. Ya sebenarnya saya bisa menangani semua aktivitas rumah tangga ini tapi saya tidak melakukannya karena saya ingin mereka belajar melakukannya sendiri," tulis Brooke di Facebook-nya.
Brooke bilang atas apa yang dilakukan dia dapat berbagai komentar dirinya ibu yang jahat dan tega membuat anak-anaknya mengerjakan hal yang harusnya dilakukan orang dewasa. Tapi Brooke punya pemahaman sendiri tentang caranya mengasuh si kecil.
"Saya menyiapkan anak-anak saya untuk tidak membutuhkan saya. Dan saya pribadi percaya itulah hadiah terbesar yang bisa saya berikan kepada mereka," lanjut Brooke.
Jangan salah, Bun, butuh tekad dan kesabaran yang luar biasa lho untuk menjadi orang tua yang 'malas'. Karena ketika mengizinkan anak melakukan keterampilan hidup untuk dirinya sendiri, pasti hasilnya nggak sempurna. Ya namanya juga anak-anak, malah akan lebih banyak kekacauan dan memakan waktu lebih lama supaya tugas rumah tangga itu selesai.
Brooke percaya sebagai orang tua kadang kita suka underistimate nih sama
anak. Padahal, anak-anak ini bisa jauh lebih mampu dari yang kita duga.
"Dia tumbuh dengan percaya diri dan kemampuan. Dan hal itu adalah yang harusnya anak gunakan di kehidupannya selanjutnya," kata ibu sekaligus blogger mom ini kepada Babble.
Brooke menambahkan putrinya sendiri yang berinisiatif mengatur anggaran belanja rumah tangga. Kata Brooke dia dan anaknya selalu melakukan hal-hal menyenangkan dengan uang yang dihemat.
"Anak saya suka matematika, mengatur, dan tantangan. Dia merasa bisa memperbanyak tabungan kami miliki untuk bersenang-senang jika dia mengambil alih anggaran. Ya, dan dia benar," tutur Brooke.
Brooke menjelaskan putrinya sudah menjalankan rutinitas ini selama tiga bulan. Sang putri mengelola anggaran tersebut tiap minggu untuk melihat perkembangan anggaran di akhir bulan baru pengeluaran rumah tangga dijumlahkan.
"Cobalah hal-hal baru. Pikirkan di luar apa yang telah diajarkan oleh orang tua kita dan apa yang telah kita lihat dari orang tua lain. Buat sesuatu yang baru. Lakukan apa yang terasa tepat untuk kita dan keluarga. Percayalah pada dirimu dan lakukanlah," pesan Brooke.
Brooke menambahkan, perjuangan itu nyata dan lupakan bahwa membesarkan anak untuk jadi orang dewasa yang cakap dimulai saat usia anak 16 tahun. Padahal menurut Brooke tidak. Katanya biarkan anak kita yang berusia 3 tahun untuk melakukan sesuatu. Mundur dan biarkan anak-anak belajar dari apa yang dia lakikan.
Mengenalkan uang pada anak memang penting, Bun. Dikutip dari detikHealth, financial planner Prita Gozie menuturkan dengan mengenalkan uang kepada anak sejak dini, anak jadi lebih bisa menghargai uang.
"
Anak juga nanti ketika sudah besar dia tidak akan mengalami yang namanya gaji cepat habis pada tanggal 10," ujar Prita.
Menurut Bunda, usia berapa sih yang tepat untuk mengajarkan anak soal keuangan?
(aml/rdn)