HaiBunda

PARENTING

Akibat Sering Memuji Anak Berlebihan

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Sabtu, 14 Jul 2018 16:00 WIB
ilustrasi ibu memuji anak/ Foto: thinkstock
Jakarta - Saat anak melakukan sesuatu terlebih sesuatu itu tindakan baik, lumrah banget sebagai orang tua kita memuji mereka ya, Bun. Namanya orang tua pasti bangga sekali. Eits, tapi jangan sampai kita memuji anak dengan berlebihan.

Kenapa? Kata psikolog anak dari Tiga Generasi Fathya Artha Utami, memuji anak dalam suatu hal secara berlebihan memang nggak baik. Misalnya, ada anak yang suka makan makanan pedas dan hal itu dibanggakan oleh orang tuanya. Nah, saat anak diberi makanan yang super pedas dan dia kepedasan, dia jadi nggak mau mengakui sudah kepedasan, Bun.

"Selain seperti contoh itu banyak juga orang tua atau orang dewasa memuji anak dengan bilang, 'Kamu pintar banget' atau 'Kamu cantik banget' secara terus menerus. Hal tersebut membuat anak merasa bahwa satu-satunya kebanggaannya adalah dengan mempertahankan predikatnya tersebut," kata Fathya waktu ngobrol sama HaiBunda.




Alhasil, anak berusaha keras untuk tidak gagal dalam hal itu. Biasanya hal ini juga didukung oleh contoh sekitar misalnya bunda atau ayah yang memang sering membanggakan suatu hal secara berlebihan. Nah, apa yang bisa dilakukan supaya anak mau mengakui kegagalannya? Kata Fathya tentu kita perlu memberi contoh bahwa gagal atau mengakui batasan diri itu nggak apa-apa.

"Kemudian jangan memuji anak secara berlebihan atau terlalu sering di satu area aja misalnya setiap dia makan pedas selalu dipuji, sebaiknya dipuji sesekali saja dan sewajarnya," ujar Fathya.

Apalagi terkait fisik anak, Bun, baiknya mereka nggak dipuji berlebihan ya. Seperti kata psikolog anak dan remaja Sutji Sosrowardojo. Ketika anak terlalu sering dipuji 'ganteng' atau 'cantik' atau dipuji karena kondisi fisiknya, mereka bisa jadi ge-er alias gede rasa.

"Semua orang melihat dia cantik, anak merasa cantik, teman dia yang lain nggak cantik. Pas di rumah, penting untuk menanamkan apresiasi atau pujian yang lebih menjurus pada usaha yang dilakukan anak. Sehingga, anak tahu bahwa semua yang ia dapatkan harus melewati sebuah proses. Sehingga, sebuah pencapaian atau untuk jadi yang terbaik tidak hanya sekadar dilihat dari penampilan fisik saja," kata Sutji dikutip dari detikHealth.

Dia berpesan usahakan anak bisa merasa istimewa, tapi tidak super di atas orang lain. Jadi anak tahu dia istimewa namun sadar bahwa orang lain juga punya kekurangan dan kelebihan. Menurut Sutji, memprihatinkan banget, Bun, kalau sampai anak berpikir pada bagaimana mendapat tubuh yang langsing, kulit yang mulus, padahal ada banyak hal di dunia ini yang bisa dia raih dan ditunjukkan ke lingkungan dan orang tuanya kan?

(rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Pindah ke Australia, Begini Persiapan Indra Bekti dan Aldila Jelita

Mom's Life Amira Salsabila

Gracia Indri Ajak Anak & Suami Bule Pulang Kampung ke Indonesia, Intip 7 Potret Keseruannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

9 Barang Rumah yang Bisa Bawa Energi Negatif dan Sial Menurut Feng Shui

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Momen Harmonis Reisa Broto Asmoro Bareng Anak & Suami Keturunan Ninggrat, Intip 5 Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Artis Indonesia yang Baru Pertama Kali Rayakan Hari Ayah di 2025

Parenting Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Lahiran Desember, Steffi Zamora Akui Tak Sabar dan Sudah Belanja Perlengkapan Bayi sejak Awal

10 Cara Alami Mengusir Kecoa dengan Aroma yang Tidak Disukai

Pindah ke Australia, Begini Persiapan Indra Bekti dan Aldila Jelita

9 Barang Rumah yang Bisa Bawa Energi Negatif dan Sial Menurut Feng Shui

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK