Jakarta -
Indonesia kini tengah berbangga. Sebab banyak atlet-atlet nasional yang sudah mengharumkan bangsa dengan meraih medali emas di ajang Asian Games 2018. Salah satunya
Tiara Andini Prastika dari cabang olahraga sepeda gunung downhill atau downhill Mountain Bike (MTB).
Melihat seseorang berprestasi seperti ini bukan nggak mungkin anak jadi ingin tahu dan menjajal downhill MTB ini. Eits, menggowes sepeda di medan biasa dengan medan berbukit pasti beda banget dan kalau belum latihan downhill MTB bisa jadi berbahaya buat si kecil lho, Bun. Bahkan jenis sepeda yang dipakai pun berbeda.
Jadi, belajar downhill MTB ini memang nggak bisa sembarangan alias harus ada trik dan pengawasan khusus. Nah kali ini, HaiBunda rangkum 5 tips mengenalkan downhill MTB pada si kecil.
1. Penentuan Usia dan Cara Bicara ke AnakKebanyakan peralatan sepeda gunung seperti bantalan dan pakaian untuk anak delapan tahun ke atas. Tapi, bukan berarti anak di bawah delapan tahun nggak boleh ikut bersepeda. Pertimbangkan untuk tandem bersepeda dengan bayi dan balita di jalur yang lebih luas, datar, atau beraspal.
Anak-anak umur enam hingga delapan tahun sebagian besar sudah siap untuk menjajal sepeda gunung pertama mereka. Mulai dengan jalur sepeda beraspal atau jalur rel. Biarkan anak-anak mengembangkan kemampuannya bersepeda di jalan beraspal kemudian ke jalan bertanah yang lebih lebar dan lebih halus seperti jalanan Jeep atau jalanan dari hutan buatan. Kemudian berangsur pindah ke jalur atau jalan-jalan yang bertanah betulan.
Sebelum mengenalkan downhill MTB ini, bicara dengan anak juga penting. Jelaskan sensasinya bersepeda di pegunungan dengan medan-medan yang berbeda dari biasanya, apa saja yang kita nikmati ketika bersepeda di gunung dan buat mereka semangat. Tapi, jika anak sudah tidak menunjukkan minat awal, jangan memaksanya ya, Bun.
 5 Tips Kenalkan Downhill MTB pada Anak agar Sejago Tiara Andini/ Foto: pol. antara |
2. Pilih Sepeda yang Cocok untuk AnakSaat anak sudah bersedia untuk mencoba hal baru seperti downhill MTB temukan sepeda yang sesuai dengan tinggi badan dan struktur tubuh anak. Ini penting karena akan memungkinkan anak memiliki kontrol lebih besar atas sepeda. Mengendarai sepeda yang tidak cocok dapat menjadi masalah keamanan, karena sulit untuk membuat posisi tubuh yang tepat dan menciptakan kebiasaan yang baik dari awal. Jangan lupa, kita juga mungkin perlu memiliki peralatan pelindung lainnya seperti bantalan lutut, bantalan siku, helm dan sarung tangan.
3. Kenali Rute dan Ajari Anak Teknik yang TepatNggak perlu rute-rute yang sulit untuk pembelajaran pertama yang penting anak belajar dan mereka happy. Penghitung jarak-timer pertama adalah setengah kilometer untuk setiap tahun (jadi 2,5 km untuk anak berusia lima tahun). Jangan lupa, ajari anak teknik yang tepat pula, Bun.
Anak-anak yang sebelumnya hanya
bersepeda di trotoar harus belajar teknik bersepeda gunung yang tepat sebelum melewati lintasan tunggal. Lalu, ingatkan pula anak-anak untuk tetap rileks. Apa pun medannya, apakah curam, berbatu, atau teknis, ajari anak-anak untuk menjaga kepala dan mata mereka agar fokus jalur yang dilalui.
Pohon, tepi jalan, atau batu besar bisa jadi semacam rintangan buat anak berlatih menghindari rintangan saat bersepeda.
 5 Tips Kenalkan Downhill MTB pada Anak agar Sejago Tiara Andini/ Foto: dok.Indonesian Downhill |
4. Hal Lain yang Perlu DiperhatikanNggak perlu peralatan yang mahal, yang penting berkualitas dan aman. Sehingga keselamatan anak ketika bersepeda terjamin. Beberapa detail sepeda yang perlu diperhatikan adalah:
- Sepeda ini untuk anak laki-laki atau perempuan?
- Berapa usia dan tinggi anak?
- Berapa ukuran sepeda anak saat ini (kalau anak sudah punya sepeda)
- Berapa ukuran pangkal paha anak?
- Karyawan toko sepeda lokal harus dapat mengukur anak kita dengan benar ke sepeda
Selain sepeda berkualitas, anak-anak membutuhkan perlindungan saat mengendarai sepeda gunung. Pastikan anak memiliki helm yang pas untuk bersepeda (bukan helm skateboard) dengan ventilasi dan penutup di dahi. Saat bersepeda memakai celana pendek atletik dan T-shirt nggak masalah. Jangan lupa minta anak pakai pelindung kaki dan bantalan siku.
5. Dukungan untuk AnakAnak bisa aja merasa nggak percaya diri atau takut saat hendak menjajal naik sepeda gunung. Yang bisa orang tua lakukan adalah tetap memotivasi anak. Bila anak jatuh atau cedera pastikan hal itu wajar dialami di masa-masa latihan naik sepeda gunung. Dengan begini anak akan percaya diri mengembangkan kemampuannya
bersepeda downhill. Jangan lupa, latihan adalah kunci keberhasilan anak mahir bersepeda downhill. Maka dari itu, jangan bosan mendorong anak untuk tetap berlatih ya, Bun.
(aci)