Jakarta -
Setiap orang tua pasti ingin melihat anaknya
bahagia dong ya, Bun. Bicara soal kebahagiaan pada anak, ada tiga faktor yang memengaruhi kebahagiaan seorang anak lho. Hmm, apa aja ya?
Psikolog Elizabeth Santosa menjelaskan karakteristik anak bisa menentukan kebahagiaannya. Pada anak yang 'dari sananya' happy dia akan lebih mudah bahagia. Kita perlu ingat, kebahagiaan sendiri memiliki banyak ekspresi.
Dari tawa, haru, bahkan saat anak melakukan sesuatu yang nggak seharusnya namun dia merasa puas dan tertawa terbahak-bahak, itu bisa dikatakan bahagia. Tapi, di beberapa momen kita jangan cuma lihat dari ekspresi anak untuk menentukan dia bahagia atau nggak. Tapi lihat juga lingkungan seperti apa yang bikin anak bahagia.
"Artinya, anak itu bahagia karena senang lihat orang lain jatuh, nyukurin orang, atau senang karena bahagiain orang? Itu dulu yang dilihat. Ya, memang indikator utama anak bahagia itu dari ceria dan tawanya," tutur psikolog yang akrab disapa Lizzie di tengah acara di bilangan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Namun, kita juga jangan salah paham dan terlena saat anak ketawa ternyata dia diperlakukan nggak seharusnya oleh teman-temannya. Misal, anak dikatai bodoh atau dibully tapi ketawa-tawa aja.
"Belum tentu anak ini bahagia walaupun ketawa-tawa dan di rumah anak disayang orang tua. Ya pada dasarnya, kebahagiaan nggak cuma dari lingkungan orang tua tapi dari lingkungan lain juga," tutur Lizzie.
Nah, Lizzie membagi 3 poin kebahagiaan anak yaitu:
1. Dari dalam diri anak (karakter anak).
2. Dari lingkungan orang tua.
3. Dari lingkungan utuh.
Bisa dibilang ketika karakter anak memang bahagia, dia lebih mudah merasa bahagia, Bun. Ketika orang tua sayang dengannya, anak juga bahagia. Lalu gimana lingkungan anak apakah membuat mereka
bahagia. Meski untuk lingkungan perlu dilihat lagi apa memang wajar anak merasa bahagia ketika dia berada di lingkungan seperti itu.
"Nggak semua poin tersebut harus bisa bikin anak bahagia. Namun, setidaknya dari satu di antara tiga poin tersebut anak bisa mendapat kebahagiaan. Anak tak perlu disukai semua orang dan punya teman banyak yang penting anak mau terbuka dan berani aja dulu," kata Lizzie.
(rdn)