Shizuoka, Jepang -
Bagi bunda yang lahir di tahun 90-an pasti nggak asing dengan serial
anime 'Chibi Maruko Chan'. Nah, kabar duka datang dari si pencipta alias 'ibu yang melahirkan' anime gadis cilik yang dipanggil Maruko ini, Momoko Sakura. Momoko meninggal pada 15 Agustus lalu di usia 53 tahun.
Dalam sebuah pernyataan resmi disebutkan Momoko meninggal karena kanker payudara. Pemakaman Momoko dihadiri anggota keluarga dan teman terdekat. Momoko memulai debutnya sebagai artis manga pada tahun 1984 dan memulai seri 'Chibi Maruko Chan' edisi Agustus tahun 1986 di sebuah majalah manga bulanan Jepang, Ribbon.
Di Indonesia pun serial 'Chibi Maruko Chan' masih tayang di salah satu televisi swasta. Si kecil termasuk yang hobi menyaksikannya nggak, Bun? 'Chibi Maruko Chan' sendiri sudah tayang di lebih dari 60 negara dan wilayah termasuk China, Taiwan, Hong Kong, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Filipina, Singapura, Indonesia, India, Meksiko, Venezuela, dan Chili.
 Foto: Istimewa |
Lagu tema pertama dari seri 'Chibi Maruko Chan' yakni 'Odoru Ponpokorin' juga menjadi hits dan terjual lebih dari 1,73 juta kopi pada tahun 1990.
"Saya merasa sangat sedih tentang kepergiannya yang datang terlalu awal. Tapi senyum Maru-chan yang cerah dan teman-temannya akan terus bersinar di benak para pembaca mulai dari anak-anak hingga orang dewasa," tulis Soichi Aida, editor-in-chief of Ribbon dalam pernyataan yang dipasang di situs web majalah tersebut.
"Terima kasih banyak untuk Ibu Momoko Sakura," tambahnya seperti dilansir Japan Times.
Walaupun begitu, menurut laporan media lokal, tim produksi menyatakan masih berniat melanjutkan serial
anime 'Chibi Maruko Chan'. Selamat jalan Momoko, karyamu telah menemani kami bahkan anak-anak kami hingga kini.
 Foto: Istimewa |
Bagi Bunda yang belum tahu, serial Maruko Chan cocok banget ditonton anak-anak, Bun. Cerita slice of life yang dibuat Momoko menggambarkan banget kehidupan anak-anak dan lucunya keluarga Maruko-chan. Bicara soal tontonan anak, televisi sebenarnya bisa memberikan manfaat asal tayangannya sesuai dengan usia dan mereka mendapat pendampingan dari kita selaku orang dewasa.
Psikolog dari Tiga Generasi, Annelia Sari Sani mengatakan teknologi pada dasarnya seperti dua mata pisau. Jika diperlakukan tidak tepat bisa menjadi buruk, demikian sebaliknya. TV bisa mengajarkan anak berbagai topik. Bagaimana dengan film kartun?
Di beberapa program televisi untuk anak-anak prasekolah, ada yang menggunakan karakter kartun mengenalkan alfabet, warna dan sebagainya. Boleh-boleh saja anak melihatnya untuk memberikan motivasi belajar dan menghilangkan
"Studi-studi sebelumnya menunjukkan setiap orang memiliki self-control dan motivasi diri yang terbatas. Dengan menggunakan karakter-karakter fiksi yang ada di acara TV sekalipun sudah dapat mengembalikan energi dan segala aspek yang hilang karena rasa jenuh," terang Jaye Derrick, PhD, seorang psikolog dari Buffalo, AS, dikutip dari detikHealth.
Tapi ingat juga ya Bun, jangan sampai anak kelamaan duduk diam menghadap layar TV karena anak juga perlu aktif dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
(rdn)