Jakarta -
Secara nggak sadar seringkali
orang tua membandingkan cara didiknya di zaman mereka dulu muda, dengan didikan anak zaman sekarang atau yang kita kenal dengan millenial. 'Ah zaman Ayah dulu nggak begitu' atau 'Dulu Bunda kalau belajar begini lho', pasti pernah atau sering deh mendengar kalimat ini. Atau malah kita sendiri yang melontarkan kalimat-kalimat ini ke anak.
Padahal kita nggak bisa lho menyamaratakan cara didik yang didapat dulu lalu diaplikasikan ke anak zaman sekarang, dengan alasan cara didik tersebut berhasil pada diri kita. Menurut psikoterapis sekaligus psikolog, Sandi Kartasasmita, sebenarnya bisa kok orang tua belajar agar tak terlalu terjebak masa lalu atau 'nostalgia' supaya tak melulu membandingkan cara didik di zaman mereka dulu dengan mendidik anak zaman sekarang.
"Nggak perlu nunggu tua baru mau benerin pola didik, karena itu terlalu lama. Tiap manusia pasti punya kenangan, punya memori masa lalu tapi yang nggak boleh ya terjebak di dalamnya. Misal dulu kita muda, masih fit, masih sanggup tidur pagi dan beraktivitas. Sekarang? Kalau udah jadi orang tua, apalagi punya anak, kan nggak bisa menyamakan gaya hidup kita waktu muda dengan sekarang kan?" papar Sandi di sela diskusi film pada Pekan Proyeksi Jiwa (Projiwa) ke-4 di Unika Atma Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Begitu juga soal parenting ke anak. Menurut Sandi mendidik anak harus sejalan dengan si anak. Anak mau A, tapi orang tua kasih B, nggak akan nyambung. Di zaman yang sudah maju seperti ini, semakin anak ditahan atau dilarang akan sesuatu semakin ia akan mencari tahu sendiri. Hal ini juga berpengaruh pada minat dan bakat anak. Ketika anak dipaksa untuk menjadi A atau masuk jurusan A, namun anak berbakat di bidang B yang ada anak-anak
millenial malah akan berontak, Bun.
"Pahami anak dan cari tahu potensinya. Beda zaman maka beda mendidiknya. Sebagai orang tua harus menyadari dan ikut dalam perkembangan zaman, itu yang penting. Nggak cuma anak yang harus belajar tapi orang tua pun harus belajar," tutur Sandi.
Sandi menambahkan, orang tua harus belajar terus menerus seiring perubahan zaman. Apalagi teknologi sekarang makin canggih. Kalau orang tua nggak ikut arus zaman, kita yang digilas zaman.
"Manusia itu berkembang, begitu juga dengan orang tua. Dulu zaman saya orang sukses ketika ia mampu menjadi dokter, tapi apa zaman sekarang masih berlaku kayak gitu? Nggak, sekarang malah ada anak yang cita-citanya jadi Youtuber," imbuh Sandi.
Maka dari itu,
orang tua tak bisa juga merendahkan pilihan anak, apalagi mendidik mereka soal masa depannya. Jurusan atau profesi apapun menurut Sandi punya sumbangsih yang tinggi buat negara, terlebih sekarang pilihan karir pun lebih banyak dari zaman dulu.
(aml/rdn)