Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Jelaskan ke Anak yang Ortunya Jadi Korban Pesawat Jatuh

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Selasa, 30 Oct 2018 12:04 WIB

Anak menghadapi kenyataan jika orang tuanya jadi korban sebuah peristiwa, misalnya pesawat jatuh. Gimana cara memberi penjelasan ke mereka?
Cara Jelaskan ke Anak yang Ortunya Jadi Korban Pesawat Jatuh/Foto: Deden Rahadian
Jakarta - Kehilangan orang tercinta secara tiba-tiba pastinya bisa bikin orang tua dan anak shock. Misalnya, ketika salah satu anggota keluarga jadi korban pesawat jatuh seperti yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang.

Pesawat tersebut dipastikan jatuh di Karawang, Jawa Barat. Pesawat itu membawa 189 orang seperti yang dikatakan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono

"Pesawat membawa 178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 6 awak kabin," kata Soerjanto dalam jumpa pers Basarnas dan KNKT, Jakarta, Senin (29/10/2018) seperti dilansir detikcom.

Terutama bagi seorang anak, kehilangan orang tua secara tiba-tiba misalnya karena ayah atau ibunya jadi korban pesawat jatuh pasti nggak mudah. Dalam situasi begini, bagaimana orang dewasa lain dalam memberi tahu si anak kalau orang tuanya telah tiada?


Cara Jelaskan ke Anak yang Ortunya Jadi Korban Pesawat JatuhFoto: Deden Rahadian
Menurut psikolog klinis, Christina Tedja MPsi, cara menjelaskan ke anak terutama jika anak sudah paham soal meninggalnya seseorang dan sebagainya, orang dewasa tersebut harus menceritakan kronologis. Beri tahu anak bahwa orang tuanya memang meninggal akibat kecelakaan.

"Tak ada yang perlu ditutupi untuk masalah ini, karena dengan demikian secara perlahan anak harus belajar untuk menerima kenyataan tersebut. Tambahan lain, bisa juga diselipi ketika menjelaskan ke anak dengan aspek keagamaan misalnya, 'Nak, ayah bunda sudah bersama Tuhan' dan sebagainya," ungkap psikolog yang akrab disapa Tina ini saat ngobrol dengan HaiBunda.

Memang tak semua anak bisa menerima kenyataan tersebut dengan baik, Bun. Alhasil, berbagai reaksi bisa dilakukan anak mulai dari teriak histeris, menangis, masih memanggil ibu ayahnya atau malah diam saja karena shock. Namun, bagaimana pun reaksi anak, menurut Tina si orang dewasa harus tetap menjelaskan kenyataannya pada anak.

"Menyakitkan memang bagi anak, tapi anak pun harus diajarkan untuk belajar menerima. Tampak 'kejam' ya, tapi memang itu adalah sebuah realita yang harus diterima anak," tambah Tina.

Di samping itu anak jadi belajar, bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa sesuai dengan keinginan kita. Kemudian, anak bisa belajar bahwa ada hal-hal yang tak bisa kita kendalikan.

"Pemahaman seperti ini sebenarnya tidak hanya perlu diajarkan kepada anak saat mereka mengalami peristiwa kehilangan orang tua, tapi pada anak secara umumnya pun juga perlu," tutur Tina.

(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda