
parenting
12 Kalimat Ampuh untuk Redakan Amarah Anak
HaiBunda
Kamis, 29 Nov 2018 20:35 WIB

Menurut psikolog Giuliett Moran, ketika anak sulit diajak komunikasi, coba kita gali sebenarnya apa yang ada di perasaan mereka. Ketika mereka marah, kita jangan langsung heboh dan ikut marah. Coba terima dan tanyakan apa penyebab mereka marah.
Dengan begini, kita sudah berusaha memisahkan perilaku dengan perasaan anak. Nggak cuma perasaan negatif saja, tapi penting juga untuk membicarakan perasaan positif yang dirasakan anak.
"Baiknya kita bertanya ke anak soal perasaan dan emosinya untuk membangun ketahanan diri anak. Karena, anak butuh mengidentifikasi, melabeli, dan mengkomunikasikan perasaannya," papar Moran dikutip dari Essential Kids.
"Penting sekali mendiskusikan perasaan anak sebagai bagian rutinitas sehingga ini bisa membangun intelijensi sosial dan emosional yang penting untuk kesuksesan anak ke depannya," tambahnya.
Berikut ini, 12 kalimat yang bisa membantu meredakan emosi anak, dilansir Motherly. Bisa dicoba ya, Bun.
Daripada berkata
Foto: iStock
1. Daripada berkata: "Berhenti melempar barang!"
Lebih baik berkata: "Kakak (atau bisa panggilan lainnya yang Bunda berikan untuk si anak) kenapa? Kayaknya Kakak nggak suka mainan ini ya?"
Berbicara seperti ini membantu mengomunikasikan perasaan dengan cara non-konfrontatif. Ini juga membuka jalur komunikasi yang baik, karena kita mengutarakan apa yang jadi perspektif kita dan memberi kesempatan anak untuk menjelaskan.
2. Daripada berkata: "Kamu sudah besar, jangan seperti itu."
Lebih baik berkata: "Anak-anak atau orang dewasa kadang-kadang bisa marah. Nggak apa-apa, nanti juga perasaan marah itu hilang."
Semakin besar anak-anak, semakin besar pula masalah yang mereka hadapi dan perasaan yang mereka miliki. Mengatakan bahwa anak yang sudah besar tidak boleh marah, sedih, frustrasi, atau cemas itu tidak benar. Karena bisa membuat mereka menekan perasannya dan berbuat yang tidak sehat.
3. Daripada berkata: "Jangan main pukul!"
Lebih baik berkata: "Nggak apa-apa marah, tapi Bunda nggak mau Kakak main pukul ya. Memukul orang itu perbuatan tidak baik."
Kalimat ini memberi pesan pada anak bahwa emosi itu wajar, tetapi tidak dengan tindakan negatifnya. Ini juga mengajarkan anak untuk memisahkan antara emosi dan tindakan, jadi dia bisa mengontrol dirinya.
4. Daripada berkata: "Kamu susah dibilangin!"
Lebih baik berkata: "Masalahnya sulit ya Kak? Ayo kita selesaikan bareng-bareng."
Saat anak sulit diberitahu dan tidak mau mendengar, kita jangan terpancing emosi. Coba pahami dulu apa alasan dia seperti itu. Kalimat ini membantu anak menyelesaikan persoalannya dan memberitahu anak bahwa kita ada di pihaknya.
5. Daripada berkata: "Ayo pulang!"
Lebih baik berkata: "Kakak capek? Ayo kita pulang ke rumah untuk istirahat."
Kalimat ini membuat anak merasa nyaman dan tidak dihakimi.
6. Daripada berkata: "Sikat gigimu sekarang."
Lebih baik berkata: "Gigi Kakak dulu yang disikat? Atau gigi mainan (atau barang apapun yang biasa dia mainkan di kamar mandi) Kakak?"
Untuk batita, tantrum adalah cara untuk mengendalikan emosi mereka. Dengan kalimat seperti ini, kita berarti menawarkan anak pilihan, sekaligus melatihnya untuk mengontrol diri.
7. Daripada berkata: "Makan makanan kamu atau nanti kamu lapar?"
Lebih baik berkata: "Gimana cara biar makanan ini rasanya enak dan mau Kakak makan ya?"
Kalimat ini membuat anak merasa bertanggung jawab untuk menemukan solusi untuk dirinya sendiri.
8. Daripada berkata: "Kakak jorok! Kamarnya kotor banget."
Lebih baik berkata: "Gimana kalau kita bersihkan kamar Kakak, dimulai dari sudut ini. Akan Bunda bantu."
Dari pada memarahinya, lebih baik langsung ambil tindakan untuk memulai membersihkan. Ini akan mendorong anak untuk melanjutkan apa yang telah orang tuanya mulai.
9. Daripada berkata: "Berhenti mengeluh!"
Lebih baik berkata: "Iya Bunda dengar, jadi Kakak maunya gimana?"
Kalimat ini secara tidak langsung menempatkan tanggungjawab kepada anak. Saat anak mengeluh tentang sekolah, makan malam, atau temannya, ajak dia untuk memikirkan solusi bersama. Tapi, bukan berarti semua yang dia inginkan harus Bunda turuti ya.
10. Daripada berkata: "Berapa kali harus dibilangin?"
Lebih baik berkata: "Bunda rasa Kakak nggak dengerin apa yang Bunda bilang ya? Coba Kakak bisikin apa yang tadi Bunda bilang."
Meminta anak untuk mengulang yang kita katakan artinya mempertegas pernyataan kita. Tetapi, jangan buat situasi menjadi menyeramkan ya, Bun. Coba variasikan volume suara, untuk membuatnya jadi tenang.
11. Daripada berkata: "Masuk ke kamar!"
Lebih baik berkata: "Bunda bakalan tetap di sini, sampai Kakak tenang dan mau dipeluk."
Mengisolasi anak itu kurang baik, karena akan membuatnya merasa ada yang salah dalam dirinya. Sebaiknya beri dia ruang sampai dia kembali tenang, serta pastikan kita selalu ada untuknya.
12. Daripada berkata: "Kakak bikin Bunda malu."
Lebih baik berkata: "Ayo kita pergi ke tempat yang tenang biar cepat selesaikan masalah ini."
Ingat, ini bukan tentang orang tua, ini tentang anak dan perasannya. Dengan menjauh bersama dari persoalan yang dimaksud dan berbicara baik-baik, Bunda memperkuat upaya penyelesaian bersama tanpa menyorot perilaku anak.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Saran Psikolog untuk Orang Tua Bekerja Bagi Waktu Mengasuh Anak

Parenting
9 Hal yang Dibutuhkan Anak Laki-laki dari Ayahnya, Tidak Hanya Meluangkan Waktu

Parenting
5 Tips Parenting Ibunda Jerome Polin, Influencer yang Dikenal Pintar Matematika

Parenting
10 Tanda Orang Tua Tak Menghargai Anak, Jangan Sampai Dilakukan Ya Bun

Parenting
4 Gaya Pengasuhan Orang Tua, Mana yang Bunda Terapkan?


5 Foto
Parenting
5 Potret Hangat Susan Sameh dan Ibunda yang Beda Agama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda