Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bunyi Sirine Peringatan Tsunami, Kenali Agar Bunda Terhindar Hoax

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Minggu, 23 Dec 2018 20:26 WIB

Di tengah bencana tsunami yang melanda pesisir Selat Sunda, rupanya tak luput dari penyebaran hoax. Bunda, yuk kenali sirine peringatan tsunami resmi BMKG.
BMKG/Foto: Yulida Medistiara/detikcom
Jakarta -

Setelah gelombang tsunami menggulung pesisir pantai di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam, warga di sekitar lokasi bencana kembali dihampiri kecemasan. Pasalnya, sempat berbunyi sirine yang kemudian beredar informasi kalau akan terjadi tsunami susulan. Sontak, masyarakat panik hingga berlarian menjauhi pantai dan ada yang berteriak, 'Air naik lagi!'.


Atas kondisi tersebut, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa sirine itu bukan peringatan tsunami. BMKG menjelaskan, pihaknya sudah tidak mengaktifkan sirine peringatan tsunami.


Dikutip dari detikcom, BMKG memberi keterangan resmi sekaligus membunyikan sirine peringatan tsunami yang sebenarnya, agar tidak terjadi simpang siur di tengah masyarakat.

"Jadi, bunyi sirine BMKG statis seperti ini dan tidak mudah untuk diaktifkan," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Tiar Prasetya, Minggu (23/12/2018).


Ya, wajar jika warga di lokasi bencana merasa panik akan datangnya tsunami susulan. Untuk itu, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menerima dan menyerap informasi terkait kejadian ini. Bunda, waspada ya dengan berita-berita bohong atau hoax, yang mudah menyebar di tengah situasi seperti ini.

Bunda, Kenali Sirine Peringatan Tsunami BMKG Agar Terhindar HoaxFoto: TNI AL Evakuasi korban tsunami (Dok TNI AL)


Psikolog Bona Sardo meyakini, peredaran kabar yang masif usai bencana sebetulnya bisa dikendalikan. Salah satunya, menurut dia, dengan mempertimbangkan sumber berita. Hati-hati juga ya, Bunda, dalam mencerna setiap informasi yang diterima.

"Sebelum share info bencana, lebih baik kita tenang dan berdiam diri dulu. Kontrol diri sangatlah perlu, karena kebanyakan orang ketika menerima info langsung ingin forward lagi ke grup atau orang lain. Padahal belum tentu benar," ujar psikolog Universitas Indonesia tersebut, dikutip dari detikcom.

Yuk, kita hormati para korban dan keluarganya. Sangat membantu kalau kita berlaku bijak dalam menerima dan menyebarkan berita terkait bencana tsunami di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, dan Tanggamus.

[Gambas:Video 20detik]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda