Jakarta -
Cuci darah erat kaitannya dengan kerusakan ginjal, dimana ginjal tak berfungsi sebagaimana mestinya. Bagi pasien yang mengalami gangguan ginjal, cuci darah atau hemodialisa sudah menjadi hal rutin yang harus dilakukan.
Dikutip dari KidsHealth, ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, tubuh bisa mengalami beberapa masalah, termasuk masalah sendi dan tulang, nyeri tubuh, kelelahan, kulit yang gatal, masalah tidur dan anemia. Sedangkan menurut dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU, dari RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, gagal ginjal ibaratnya seperti knalpot yang rusak.
"Akibat knalpot rusak, bahan berbahaya di dalam kendaraan tidak bisa keluar," kata dr Akbari, seperti dilansir detikcom.
Prosedur cuci darah sendiri membutuhkan peralatan medis khusus. Seperti mesin cuci darah dan selang-selang untuk mengalirkan darah ke tubuh pasien. Lalu, apakah mesin dan selang tersebut bisa dipakai bergantian selama beberapa kali? Berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, empat hal yang perlu diketahui tentang
cuci darah.
 4 Hal Tentang Cuci Darah yang Perlu Bunda Ketahui Foto: iStock |
1. Tidak selalu dilakukan seumur hidupBanyak orang masih berpikir jika sekali cuci darah, maka harus dilakukan seumur hidup. Pendapat ini nggak tepat karena penyebab gagal ginjal pada masing-masing orang berbeda-beda.
"Jadi, cuci darah itu tergantung penyebabnya masing-masing. Cuci darah itu untuk membuang racun akibat kegagalan fungsi ginjal, bukan memperbaiki ginjal," imbuh dr Akbari.
2. Menggunakan mesin khususDalam prosedur cuci darah digunakan mesin khusus yang berfungsi untuk menggantikan fungsi ginjal. Darah dari tubuh akan dikeluarkan melalui selang untuk dibersihkan dari produk limbah tubuh. Selang yang digunakan untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke tabung dialiser (tabung pencuci darah).
Ada dua jenis selang, yakni single use (sekali pakai) dan ada pula yang reuse (dipakai berkali-kali) oleh pasien yang sama. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar empat jam dan harus dilakukan tiga kali setiap minggu di klinik dialisis. Beberapa klinik akan melatih pasien sehingga mereka dapat melakukan perawatan di rumah.
3. Cuci darah tidak menyakitkanCuci darah tidak menyakitkan. Bagi mereka yang memang harus cuci darah, jika absen dari kegiatan ini justru menjadikannya lemas. Hal ini diakibatkan dari racun yang nggak keluar optimal dari tubuh, serta penumpukan cairan berlebihan di tubuh.
4. Belum ada alternatif pengganti selain transplantasi ginjalJika seseorang lelah karena bolak-balik ke klinik atau rumah sakit. Maka transplantasi ginjal adalah jawabannya, di mana pasien menerima organ dari tubuh orang lain. Operasi ini dapat sangat membantu orang dewasa bahkan anak-anak dengan penyakit ginjal karena setelah operasi mereka mungkin tak lagi memerlukan perawatan dialisis.
(rap/muf)