Jakarta -
Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang saat ini dialami
Agnez Mo. Perjuangannya selama ini menembus pasar musik Amerika Serikat (AS) berbuah manis.
Pelantun
Overdose tersebut berhasil memboyong penghargaan
Social Star Award dalam ajang
iHeartRadio Music Awards yang digelar di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Kamis, 14 Maret 2019 waktu setempat.
Dengan balutan busana berwarna pink dan
boot hitam, Agnez hadir langsung di acara yang juga bertabur musisi dunia, seperti Taylor Swift, Alicia Keys, hingga John Legend. Dalam video yang diunggah di Instagram
iHeartRadio, Agnez pun sempat diwawancara oleh bintang serial
This Is Us, Parker Bates.
Agnez yang memang dikenal sangat menyukai anak kecil terlihat berusaha mencairkan suasana ketika Parker yang masih berusia 12 tahun gugup saat wawancara.
"Selamat atas penghargaan
Social Star Award," ujar Parker yang kemudian dijawab terima kasih oleh Agnez.
[Gambas:Instagram]
Kesuksesan Agnez
go international tidak diraih dalam waktu singkat. Mantan artis cilik ini mengaku memiliki kiat agar apa yang dicita-citakan bisa tercapai.
"Optimisme, kerja keras, kalkulasi yang tepat, itu penting supaya cita-cita disampaikan," kata Agnez Mo saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu seperti dilansir
detikcom.
Bunda ingin karier si kecil nantinya sesukses Agnez Mo? Seperti dilansir
PBS Parents, bakat luar biasa anak sesungguhnya tidak ditulis dalam DNA mereka.
Kemampuan anak dalam mencapai sesuatu didapatkan dengan pola yang menggabungkan kekuatan tiga unsur yaitu latihan, motivasi dan pembimbingan. Penulis buku
best seller,
The Talent Code, Daniel Coyle mengatakan bahwa kehebatan itu bukan bawaan lahir, namun bisa ditumbuhkan dalam diri anak-anak.
Dalam sebuah penelitian Coyle selama dua tahun, di sejumlah tempat yang telah melahirkan pemain kelas dunia dalam olahraga, musik, seni dan matematika terbukti bahwa bakat luar biasa bukan bawaan DNA.
Anak-anak yang terus berlatih, kemudian menghadapi kegagalan, mendapat pujian dan kritikan akan berpeluang mencapai kesukesan lebih besar.
"Tentu saja tidak semua orang tumbuh menjadi Michelangelo atau Michael Jordan," kata Coyle.
[Gambas:Video 20detik]
(som/rdn)