Jakarta -
Siapa yang enggak senang mendengar suara
bayi tertawa? Lucu dan menggemaskan banget kan, Bun? Tapi sebaliknya, saat bayi mendengar tawa orang dewasa apa yang mereka rasakan ya? Disebutkan, bayi juga suka lho mendengar suara tawa orang dewasa.
Penelitian terbaru menunjukkan anak-anak benar-benar mendapat manfaat dari membuat orang lain tertawa. Emma Byrne, yang mendapat gelar PhD dalam Artificial Intelligence dan penulis buku
Swearing is Good for You: The Amazing Science of Bad Language, mengatakan anak-anak mulai berusaha membuat orang lain tertawa dalam tahun pertama kehidupan mereka.
Byrne memberi contoh bayi yang mencoba membuat pengasuh mereka tertawa. Caranya misalkan dengan menjulurkan ludah, meniup-niup sesuatu, sampai pura-pura batuk supaya orang kain melihat mereka. Apa yang dilakukan anak enggak sekadar supaya diperhatikan, Bun. Kata Byrne karena bayi ingin membuat orang yang mencintai dan merawat mereka bahagia.
"Begitu juga saat anak yang lebih besar bercanda dengan mengatakan lelucon. Itu menunjukkan upaya mereka ingin membuat orang dewasa di sekitarnya bahagia dan terhubung dengannya lebih dekat lagi. Apalagi, humor mengajarkan anak-anak cara menjadi orang yang lebih baik secara keseluruhan," tutur Byrne dilansir Romper.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan orang yang lebih lucu memiliki kecerdasan nonverbal dan verbal yang lebih tinggi. Dilansir
Psychology Today, humor positif dapat membuat hubungan antarpribadi lebih sukses.
Byrne juga menunjukkan anak-anak yang suka bercanda memiliki keterampilan kreativitas dan pemecahan masalah kreatif yang sama dengan yang kita butuhkan saat tumbuh dewasa. Jadi, menjadi seseorang yang humoris secara harfiah membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi orang dewasa sepenuhnya.
 Foto: thinkstock |
Byrne bilang, Bunda juga bisa membantu
anak-anak menjadi orang yang lebih baik hati dan berpengetahuan luas hanya dengan menanggapi secara positif candaan mereka. Caranya, cobalah tertawa meskipun lelucon anak-anak bukan hal lucu.
"Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai upaya mereka. Anda menyadari bahwa mereka berusaha keras untuk membuat Anda bahagia dan tersenyum. Ini akan membantu menumbuhkan rasa empatinya," kata Byrne.
Berbicara tentang anak yang bercanda, kita sebagai orang tua perlu memperhatikannya Bun, apakah anak memang benar-benar bercanda atau ada unsur bullying. Psikolog anak dan remaja, Yasinta Indrianti yang karib disapa Sinta mengatakan ada perbedaan saat anak bercanda dan mengintimidasi atau melakukan tindakan bullying.
Menurutnya, bullying juga banyak yang berbentuk verbal atau kata-kata. Maka dari itu, jangan pernah meremehkan hal ini ya.
"Mungkin bahasanya kurang enak ya kalau orang tua mem-
bully anak. Hanya saja memang dari rumah atau pola asuh orang tualah yang bisa menghentikan atau menyuburkan perilaku bullying anak," kata Sinta.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rdn)