Jakarta -
Saat masih kecil,
Trent Alexander-Arnold memiliki mimpi besar menjadi pesepakbola. Dan kini, impiannya pun terwujud. Pemain muda Liverpool ini bahkan digadang-gadang sebagai salah satu bek terbaik di dunia.
Terbukti, Alexander-Arnold jadi salah satu pahlawan kemenangan 4-0
Liverpool atas Barcelona, dalam leg kedua semifinal Liga Champions Eropa di Stadion Anfield, Inggris, Rabu (7/5/2018) malam waktu setempat.
Ia memang tidak mencetak gol, Bunda. Tapi, 'tipuan' sepak pojok pemain kelahiran Liverpool ini, tepat menit 79, sukses melahirkan gol lewat kaki rekan setimya, Divock Origi. Gol tersebut mengukuhkan kemenangan Liverpool, sekaligus menghentikan langkah Barcelona ke partai final.
Saat ditanya tentang 'tipuan' sepak pojok itu, Alexander-Arnold menjawab, "Ini hanya sebuah insting saat Anda melihat peluang," ucap pemain 20 tahun ini, seperti dilansir
BBC.
Kemenangan ini pun jadi momen mengenang masa kecil Alexander-Arnold. Diketahui, Liverpool merupakan tim sepakbola impian pemain berpostur 175 sentimeter ini.
"
Saat masih kecil, saya menyanyikan YNWA (lagu mars Liverpool) di The Kop. Dan bisa mencetak gol di level itu adalah murni kebahagiaan," kata Alexander-Arnold, dikutip dari akun resmi Liverpool di Instagram.
Sementara di akun pribadinya, dalam unggahan foto masa kecil saat membawa trofi, Alexander-Arnold menuliskan, "
Setiap anak yang mencintai sepak bola, ingin menjadi pesepakbola. Seiring berjalannya waktu, saya memahami kerja keras dan pengorbanan untuk jadi seorang pesepakbola."
Melihat impian Alexander-Arnold semasa kecil, kita tahu bahwa tak sedikit anak-anak yang sudah memiliki cita-cita. Meski kadang, keinginan mereka untuk jadi ini atau itu suka berubah-ubah ya, Bun.
Sebagai orang tua, paling tidak kita bisa melihat
minat dan bakat anak sejak dini, kemudian sebatas memberi arahan. Kita enggak perlu memaksa, Bun, biarlah anak secara alami menyalurkan bakatnya.
"Bertanya ke anak, dia ingin menjadi apa. Kita dengarkan kemauan anak dan beri arahan. Ingat, cita-cita bukan sesuatu yang saklek, bahkan bisa berubah seiring bertambahnya umur anak," kata psikolog perilaku dan kognitif, Shane Owens, seperti dilansir
Fatherly.
Nah, sebelum bertanya apa cita-cita anak, menurut psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, Ayah dan Bunda baiknya mengenalkan dulu berbagai profesi dan apa saja tugasnya.
Kalau si kecil punya
cita-cita yang dirasa tidak umum, Ratih bilang, wajar saja apalagi balita masih dalam taraf pemikiran kognitif konkret operasional.
"Saat anak bicara cita-citanya yang nggak umum, sebaiknya respons kita enggak perlu segitunya. Karena mereka '
I'm just saying'. Kemudian, kalau ditanya nanti besar mau jadi apa, jawaban anak juga dipengaruhi sama pekerjaan orang tuanya yang memang sering mereka lihat," papar psikolog yang praktik di RaQQi Human Development and Learning Centre.
[Gambas:Video 20detik]
(muf/som)