Jakarta -
Ario Anindito mungkin tak pernah menyangka namanya tertulis dalam situs resmi Marvel sebagai komikus. Tapi nyatanya, dia bisa membuktikan karyanya telah mendunia. Sangat inspiratif, Bun.
Awalnya, Ario bercerita, setelah lulus kuliah jurusan arsitektur pada 2007, dia mulai membuat komik berjudul
Nadia and The Pain Killers, yang diterbitkan
indie publisher.
Pria kelahiran 1984 silam ini kemudian sempat bekerja di rumah produksi film dan
advertising. "Lalu 2012, saya ditawari kerja untuk DC Comics. Saya kerjakan dua buku dan setelah itu, saya keluar dari
advertising dan buat studio sendiri di Bandung," aku Ario, dikutip dari
detikcom.
Pada pertengahan 2014, barulah tawaran dariÂ
Marvel Comics datang menghampiri Ario. "Sampai sekarang masih kerja untuk Marvel," tegas komikus yang sedang menggarap serial komik
Hulkverines ini.
"
Hulkverines ini seru. Karakter baru di Marvel, perpaduan antara Hulk si raksasa hijau dan Wolverine yang punya cakar besi," jelasnya.
[Gambas:Instagram]
Kalahkan rasa minderWah, hebat banget ya, Bun. Karya Ario tentu sudah memanjakan pecinta komik di seluruh dunia. Tapi siapa sangka kalau perasaan minder sempat menghinggapi pria asal Buah Batu, Bandung, ini.
Ario menyadari, banyak orang menginginkan posisi dirinya sebagai
komikus Marvel. Terbukti, dengan mengalahkan rasa minder, dia bisa menuangkan karyanya untuk rumah produksi komik yang bermarkas di Amerika tersebut.
"Artinya, kualitas orang Indonesia sebenarnya enggak pernah kalah dengan orang luar negeri. Bisa sama atau bahkan lebih baik," ucapnya, penuh rasa optimistis.
Tak hanya membuat komik untuk Marvel, Ario pun kerap menggelar workshop bagi yang berminat menjadi komikus sepertinya. Ia ingin agar anak-anak Indonesia bisa memajukan industri komik negeri sendiri.
"Jadi yang pertama, jangan minder dan harus percaya diri sama kemampuan. Yang kedua, harus punya mimpi yang tinggi. Bukan cuma membuktikan Indonesia punya talent di luar negeri, tapi juga memajukan industri komik Indonesia," tuturnya.
[Gambas:Instagram]
Ya, Ario jadi salah satu contoh sukses yang memaksimalkan minat dan bakatnya.Â
Bakat anak memang bisa terlihat sejak kecil atau baru muncul saat beranjak besar.
Contohnya anak pertama Bubun yang berusia enam tahun dan hobi menggambar karakter kartun, juga melukis dengan cat air. Bubun bangga banget karena si kecil punya bakat yang enggak Bubun punya. Jadi ya sebatas mengarahkan dan memfasilitasinya saja.
Seperti kata psikolog Intan Erlita, Bunda harus mempertimbangkan apakah anak harus mengikutiÂ
les tambahan untuk memaksimalkan bakat. Ini perlu ditanyakan lebih dulu pada si kecil.
"Kalau memang anak mempunyai minat besar untuk mengembangkannya, orangtua bisa men-
support dengan mencarikan tempat untuk anak berlatih. Sementara untuk di awal, orang tua dapat mengajarkan sendiri," papar Intan.
Nah, Bunda yang penasaran dengan obrolan lengkap Ario dan hasil karyanya, simak video berikut ya:
[Gambas:Video 20detik]
(muf/som)