parenting
Pentingnya Ortu Awasi Konten Game Online yang Diakses Anak
Rabu, 21 Aug 2019 06:02 WIB
Jakarta -
Kemajuan teknologi memudahkan anak dalam mengakses banyak hal. Salah satunya internet dan game online di gadget.
Bukan hanya itu, Bun. Banyak jenis game online yang cuma-cuma atau gratis dan anak hanya perlu membuat akun dari email untuk bisa men-download.
Meski begitu, orang tua tetap memegang peranan penting untuk mengawasi konten game yang dimainkan anak. Menurut Direktur ICT Watch, Widuri, orang tua tidak boleh bersikap acuh lagi dengan keselamatan anak di dunia internet, khususnya game online.
"Sebelum anak download game, orang tua bisa lihat dulu rating dan kontennya sudah sesuai belum, lalu apa saja yang aplikasi itu minta, misalnya kontak, atau data diri anak," kata Widuri dalam 'Talkshow #JagaPrivasimu bersama Google Indonesia' di Kedasi @ The Cause Event Space & Auditorium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Widuri memandang wajar jika orang tua sering kecolongan. Masuknya internet ke Indonesia memang tidak ada panduannya jadi tidak tahu apa yang harus diwaspadai.
"Di mana-mana teknologi hanya membantu, tapi tetap yang menjadi tugas utama orang tua adalah komunikasi dengan anak," ujar Widuri.
Jadi, walaupun teknologi sudah terkontrol dan keamanannya sudah family based, komunikasi tetap fondasi utama. Kata Widuri, melarang anak dengan keras atau memasang parental control diam-diam bukan solusi yang baik, Bun.
"Memasang parental control di gadget anak juga enggak sembarangan dan diam-diam. Tapi tetap komunikasikan sebab dan alasannya," tutur Widuri.
Membatasi anak dengan internet dan game online bisa dimulai dengan mengontrol penggunaan akun email dan media sosial. Widuri menambahkan jika usia minimal anak baru boleh membuat akun adalah 13 tahun sesuai ketentuan.
"Jadi, jangan karena acuh, kita malah membuatkan akun email dan medsos anak kita. Takutnya akses yang berisi data pribadi ini dipakai anak saat download game online dan pengaruhnya ke keselamatan dia," pungkasnya.
Simak juga bahaya kecanduan game online menurut KPAI di video berikut, Bun.
(ank/rdn)
Bukan hanya itu, Bun. Banyak jenis game online yang cuma-cuma atau gratis dan anak hanya perlu membuat akun dari email untuk bisa men-download.
"Sebelum anak download game, orang tua bisa lihat dulu rating dan kontennya sudah sesuai belum, lalu apa saja yang aplikasi itu minta, misalnya kontak, atau data diri anak," kata Widuri dalam 'Talkshow #JagaPrivasimu bersama Google Indonesia' di Kedasi @ The Cause Event Space & Auditorium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Widuri memandang wajar jika orang tua sering kecolongan. Masuknya internet ke Indonesia memang tidak ada panduannya jadi tidak tahu apa yang harus diwaspadai.
"Di mana-mana teknologi hanya membantu, tapi tetap yang menjadi tugas utama orang tua adalah komunikasi dengan anak," ujar Widuri.
![]() |
Jadi, walaupun teknologi sudah terkontrol dan keamanannya sudah family based, komunikasi tetap fondasi utama. Kata Widuri, melarang anak dengan keras atau memasang parental control diam-diam bukan solusi yang baik, Bun.
"Memasang parental control di gadget anak juga enggak sembarangan dan diam-diam. Tapi tetap komunikasikan sebab dan alasannya," tutur Widuri.
Membatasi anak dengan internet dan game online bisa dimulai dengan mengontrol penggunaan akun email dan media sosial. Widuri menambahkan jika usia minimal anak baru boleh membuat akun adalah 13 tahun sesuai ketentuan.
"Jadi, jangan karena acuh, kita malah membuatkan akun email dan medsos anak kita. Takutnya akses yang berisi data pribadi ini dipakai anak saat download game online dan pengaruhnya ke keselamatan dia," pungkasnya.
Simak juga bahaya kecanduan game online menurut KPAI di video berikut, Bun.
(ank/rdn)