Jakarta -
Bunda, ada yang tahu siapa itu Pauline Koch? Tidak tahu? Tapi kalauÂ
Albert Einstein pasti tahu kan? Einstein adalah ahli fisika terpopuler dan dianggap sebagai manusia paling cerdas di dunia.
Nah, Pauline Koch adalah ibunda Albert Einstein. Berkat Pauline lah Eisntein menjadi manusia paling jenius yang kita kenal sekarang.
Perlu Bunda tahu, Einstein yang lahir di Ulm, Jerman, pada 14 Maret 1879, itu tidak langsung menjadi anak jenius sejak lahir. Orang tuanya, Hermann Eisntein dan Pauline Koch, harus sangat bersabar dalam membesarkan dan mendidik Einstein kecil meskipun IQ si bocah mencapai 160.
Saat kecil, Einstein mengalami kesulitan bicara. Bahkan ketika usianya memasuki usia empat tahun, ia belum bisa bicara dan dikhawatirkan telinganya tidak bisa mendengar. Bayangkan, orang tua mana yang tidak cemas mempunyai anak seperti itu? Namun, Pauline dan Herman tetap tenang menunggu Einstein sampai bisa bicara.
Saat sudah bisa bicara pun, kecepatan bicara Einstein lambat. Namun, Pauline berpikir bijak. Ia membantu Eisntein dengan melafalkan kata demi kata dengan sabar. Kesabaran inilah yang membantu membentuk karakter Eisntein ketika besar.
Memasuki usia sekolah,Â
Einstein pun menghadapi masalah. Ia selalu menjadi siswa yang menempati urutan terbawah di kelasnya. Ia tidak bisa menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah yang ketat dan belajar pun hanya sebatas menghafal.
Bagi Einstein, tidak ada tempat yang paling dibencinya melebihi sekolah. Ia tidak dapat beradaptasi dengan baik. Ditambah lagi gurunya berpikir ia bodoh dan intelijensinya rendah. Ia pun sering dibully di sekolah.
Pauline selalu membesarkan hati Eisntein. Ketika pulang, Pauline memberi semangat, "Kau memiliki sesuatu yang hebat dalam dirimu yang tidak dimiliki orang lain. Kau akan menjadi orang hebat."
"Kau akan menjadi orang yang lebih hebat daripada yang lain," kata Pauline seperti diceritakan dalam buku
Tak Masalah Menjadi Orang Yang Berbeda yang ditulis oleh Kim Doo Eung.
 Albert Einstein/ Foto: getty images |
Pauline selalu berkata bahwa suatu saat Einstein akan menjadi orang yang hebat untuk menyemangati putranya agar tidak lembek meski hampir semua orang memandang rendah dirinya dan meragukan kecerdasannya.
Pauline tahu Einstein orang yang sangat pemalu. Maka, ia berusaha menularkan hobi bermusiknya kepada Einstein. Sejak usia enam tahun, Einstein lantas belajar bermain biola. Hobi musik inilah yang kemudian membantunya bergaul dengan orang-orang. Einstein di sekolah boleh saja seperti menjadi orang yang tidak terlihat menonjol, tapi saat ia bermain musik bersama keluarganya, orang pun dibuat terkagum-kagum.
Selain musik, Pauline dan Herman juga sering mengajak Einstein untuk mengenal alam. Mereka suka berjalan-jalan keliling kota. Kebiasaan ini membuat Einstein kelak menjadi orang yang mencintai alam dan menaruh empati pada orang lain.
Einstein, meski ketika sekolah tidak menonjol prestasinya, tapi ia ingin kuliah dan mengambil jurusan kedokteran. Namun, keinginan itu tidak dapat terwujud karena keadaan ekonomi keluarga yang harus berhemat. Pauline pun mencari cara.
Ia mengundang makan seorangÂ
mahasiswa kedokteran setiap Jumat malam. Mahasiswa ini seorang imigran miskin dari Polandia yang secara kebetulan dikenal Pauline. Berkat mahasiswa kedokteran inilah, minat Einstein terhadap ilmu pengetahuan bertambah besar.
Ketika Einstein berusia 15 tahun, pabrik ayahnya mengalami kebangkrutan sehingga mereka harus pindah ke Milan, Italia. Orang tuanya ingin memasukkan Einstein ke universitas sehingga membawanya ke Munich. Namun, Einstein tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan sekolah militer. Lalu, setelah memperoleh sertifikat medis bahwa ia sakit, ia menyusul keluarganya ke Milan. Kemudian ia masuk ke sekolah Teknik di Zurich, Swiss.
Ketika Eisntein mulai bekerja ia sempat menghubungi ibunya dan memintanya untuk tinggal bersamanya setelah sang ayah meninggal. Tapi, Pauline khawatir bila ia tinggal bersama Eisntein justru akan menggangu putranya melakukan penelitian. Ia pun menolak ajakan Einstein dan memilih bekerja sebagai pelayan. "Ibu tidak mau menghambat belajarmu," kata Pauline.
 Albert Einstein/ Foto: Physics4All |
Begitulah Pauline mendidik sang putra. Ia memang tidak memiliki kelebihan materi, tapi ia mementingkan hati dalam mendidik putranya. Ia mendidik Einstein untuk menghormati kebebasan, membenci ketidakjujuran, serta mencintai alam dan seni.
Berkat orang tua seperti ini, Eisntein tidak terbatas mengembangkan diri pada satu bidang saja, tetapi juga berkembang pada berbagai bidang. Ia tumbuh menjadi ahli fisika, mencintai seni sekaligus mencintai perdamaian dan kemanusiaan.
Ia tidak hanya meninggalkan teori relativitas yang sangat bermanfaat bagi dunia tapi juga mewariskan kata-kata bijak yang memotivasi orang agar sukses. Quote Einstein yang paling terkenal antara lain adalah imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.
Einstein berutang besar pada Pauline. Tanpa didikan sang bunda, mungkin ia tidak bisa menemukan kehebatan dirinya. Sayang, ketikaÂ
Einstein mendapat hadiah Nobel Fisika, sang bunda sudah tutup usia sehingga tidak dapat menyaksikannya.
Pauline benar-benar seorang ibu yang hebat ya, Bunda?
Simak pula manfaat anak bermain di playground umum dalam video berikut.
[Gambas:Video Haibunda]
(iiy/rdn)