Jakarta -
Nama
Dian Sastrowardoyo ikut terseret dalam kisruh RUU KUHP. Wanita 37 tahun ini bahkan disebut bodoh oleh Menteri Hukum dan HAM
Yasonna Laoly.
Bermula saat Dian mengajak orang-orang menandatangani petisi untuk Presiden Joko Widodo di change.org. Petisi itu berjudul 'Presiden Jokowi, Jangan Setujui RKUHP di Sidang Paripurna DPR'.
Dalam unggahan di akun
Instagram Stories miliknya, yang diunggah ulang akun
Twitter @msfoodies, Dian mengkritisi isi pasal-pasal kontroversi. Ibu dua anak ini juga membandingkan dengan hukuman koruptor yang diringankan. Tulisan Dian mengunggah ulang tulisan Tunggal Pawestri, pembuat petisi.
"Dulu kita bisa gagalkan undang-undang yang bikin pengkritik DPR di penjara. Sekarang kita juga masih punya kesempatan untuk gagalkan revisi yang ngaco ini," tulis Dian.
Unggahan Dian kemudian direspons Menteri Yasonna. Dilansir
CNN Indonesia, Yasonna menyebut Dian tak membaca Undang-undang sebelum memberikan komentar, sehingga terlihat bodoh.
Yasonna memberi contoh soal RKUHP tentang aborsi yang berkaitan dengan korban perkosaan. Menurutnya RKUHP justru melindungi korban perkosaan.
 Dian Sastrowardoyo/ / Foto: Istimewa/AIA |
Mendengar kritik Yasonna soal dirinya, Dian tidak tinggal diam. Pemeran film
Ada Apa dengan Cinta? ini menjawab tudingan bodoh, dengan kembali mengajak masyarakat untuk bertindak.
"Karena lebih baik kita merasa bodoh, dan terus belajar, daripada sudah merasa sudah tahu semuanya," tulis Dian.
"
You can call me anything you want. But we shall not be silenced (Kamu bisa panggil aku dengan panggilan apapun yang kamu mau. Tapi kita tidak boleh hanya diam)," sambungnya.
Respons Dian ini banyak mendapat dukungan dari netizen, termasuk rekan sesama artis. Salah satunya dari budayawan
Sudjiwo Tedjo. Ia menyebut Dian sebagai 'Puteri Reformasi'.
"Dengan pernyataan Dian Sastro yang begini, maka Republik "Jancukers memberi gelar padanya Puteri Reformasi. Namanya pun kami ubah dengan tumpeng 8 penjuru angin menjadi: DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM," kata Sudjiwo Tedjo, di akun
Twitter miliknya.
Menghadapi kritik pedas memang harus pintar-pintar, Bun. Cara seperti Dian dengan merespons kritik bisa ditiru karena dilakukan tanpa emosi.
Menurut psikolog Clifford N. Lazarus, Ph.D., hanya sebagian kecil orang sanggup menghadapi kritik secara efektif. Pada dasarnya, kritik dibagi tiga kategori, yaitu tidak relevan, bersifat merusak, dan kritik yang membangun.
"Kalau sifatnya tidak relevan sebaiknya diacuhkan. Biasanya kritik seperti ini tidak ada isinya dan tidak ada gunanya untuk direspons," ujar Lazarus, dikutip dari
Psychology Today.
Sedangkan untuk kritik yang merusak, sifatnya seperti menyerang karakter seseorang, Bun. Kata Lazarus, jika seseorang mendapat kritik ini, cobalahÂ
berpikir positif kalau yang salah bukan kita, tapi orang yang mengkritik.
"Cukup bodoh jika kita masukkan dalam hati dan merespons semuaÂ
kritikan merusak dari orang-orang. Jadikan saja kritik sebagai pelajaran dan pengalaman untuk menjadi lebih baik lagi," pungkas Lazarus.
Bunda, simak juga curhat Dian Sastro soal anaknya yang mengidap autisme, di video berikut:
[Gambas:Video 20detik]
(ank/muf)