Jakarta -
Penyakit usus buntu kerap dikaitkan dengan sakit yang hanya diidap orang dewasa. Padahal anak-anak juga bisa mengidapnya, Bun.
Menurut Dr.Rizal Alaydrus, sakit usus buntu adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri. Usus buntu sendiri adalah organ yang sudah ada di tubuh kita.
"Usus buntu itu sudah ada, dan salurannya buntu. Kalau tidak sehat, ada bakteri mengumpul yang bisa menyebabkan infeksi dan menyebabkan sakit usus buntu," kata Rizal dalam
DR.OZ Indonesia di
Trans TV.
Pada anak-anak, keluhan sakit ini sulit didiagnosa. Kebanyakan pengidapnya mengeluh sakit perut hebat disertai muntah.
Ahli kesehatan anak, Ryan J. Brogan, DO, mengatakan, gejala sakit usus buntu bisa sangat mirip dengan masalah medis lainnya, seperti batu ginjal, pneumonia, atau infeksi saluran kemih. Ini menjadi tantangan bagi dokter untuk mendiagnosisnya.
"Untuk mengetahui apakah seorang anak mengidap sakit usus buntu, biasanya dokter akan meraba dan memeriksa rasa sakit di perut," kata Brogan, dikutip dari
Kids Health.
"Dokter juga akan melakukan tes darah dan urin. Beberapa anak mungkin mendapatkan rontgen perut, dada, ultrasonografi, atau pemindaian CAT," sambungnya.
Usus yang tersumbat dan dipenuhi bakteri adalah penyebab sakit ini. Beberapa hal yang bisa memperparah adalah kotoran anak yang keras, pembengkakan kelenjar getah bening di susu, dan parasit.
Ilustrasi anak sakit perut/ Foto: Thinkstock |
Menurut sebuah penelitian tahun 2007 yang diterbitkan dalam
Journal of American Medical Association, sakit usus buntu juga dapat menyebabkan gejala yang berbeda, tergantung usia anak. Anak-anak antara usia 2 dan 5 paling sering mengalami sakit perut, muntah, demam, dan kehilangan nafsu makan.
Untuk bayi di bawah 2 tahun, sakit ini menyebabkan muntah, perut seperti bengkak, demam, dan beberapa mengalami diare, Bun.
Mengutip
Everyday Health, baik pada anak atau dewasa, standar penanganan kondisi ini adalah operasi pengangkatan usus buntu. Jika tidak ditangani dengan segera, bisa menyebabkan infeksi peritoneum dan pada keadaan serius, bisa mengakibatkan kematian.
Anak-anak di bawah usia 5 tahun, sekitar 30 persen mengidap sakit usus buntu dengan kondisi berat, seperti berlubang sebelum dirawat. Beberapa data bahkan menunjukkan hingga angka 51 persen.
Untuk sakit usus buntu akut, biasanya penanganannya dengan operasi. Namun, pada kondisi berat atau sudah pecah dan rusak, ada dua tindakan, yaitu melakukan operasi dalam waktu 24 jam atau dilakukan beberapa minggu kemudian, setelah mengobati infeksinya.
Untuk memastikan sakit usus buntu pada anak, sebaiknya Bunda segera ke dokter jika anak mengeluh sakit perut yang tidak kunjung sembuh ya. Penanganan yang cepat mampu mencegah keparahan.
Simak juga mitos dan fakta seputar sakit usus buntu dan makan cabai di video berikut:
(ank/rdn)