Jakarta -
Tingkah anak-anak, ada kalanya membuat orang tuanya marah. Ketidakberdayaan menghadapi tingkah anak-anak, akan membuat orang tua membentak mereka.
Tapi meskipun kita sudah berteriak dan membentak mereka, tak akan mereka jera. Mereka hanya akan nurut untuk sementara waktu. Singkatnya, memarahi anak hanya akan membuat mereka takut, dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
Meski begitu, Bunda dan Ayah perlu tahu jika anak-anak akan menjadikan orang tua sebagai panutan dalam segala hal. Jika kemarahan dan tindakan negatif dianggap sebagai hal yang normal dalam keluarga, maka akan mencerminkan perilaku mereka ke depannya.
"Pekerjaan nomor satu Anda sebagai orang tua, setelah memastikan keselamatan anak-anak adalah mengelola emosi Anda sendiri," ungkap penulis dan pendidik orang tua, Laura Markham, Ph.D., dikutip dari
Health Line.Hal itu sama seperti ketika Bunda pernah dimarahi, pasti akan tahu jika suara keras tidak akan menyampaikan pesan dengan jelas. Anak-anak pun tidak akan berubah setelahnya.
Efek buruk sering membentak anak/Foto: iStock |
Berteriak hanya akan sulit mendisiplinkan mereka. Sebab, setiap kali Bunda membentak mereka, akan menurunkan daya penerimaan anak-anak.
Penelitian baru menunjukkan bahwa membentak anak akan membuat mereka jadi lebih agresif, secara fisik dan verbal. Berteriak secara umum, apapun konteksnya adalah ekspresi kemarahan. Itu membuat anak-anak ketakutan dan merasa tidak nyaman.
Sedangkan sikap tenang Bunda, akan membuat anak-anak merasa dicintai dan diterima, terlepas dari perilaku buruknya. Jika meneriaki anak-anak bukanlah hal baik, ingat juga bahwa penolakan dan penghinaan verbal dapat dianggap sebagai pelecehan emosional.
Hal itu terbukti memiliki efek jangka panjang pada anak, seperti kecemasan, harga diri rendah, dan peningkatan agresi. Membentak anak juga akan lebih rentan terhadap intimidasi, karena pemahaman mereka tentang batas-batas psikologi yang sehat dan harga diri menjadi tidak seimbang.
Untuk mencegah hal itu terjadi lagi, sangat penting untuk mengelola emosi saat menghadapi anak-anak. Melansir
Very Well Family, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan tindakan yang lebih positif. Misalnya berbicara dengan cara yang lebih baik lagi.
Jika anak merengek atau berbicara kembali pada Anda, tunjukkan padanya cara berbicara yang lebih baik dan ramah. Setelah emosi mereka mereda di ekdua sisi, cobalah permainan ringan untuk saling bicara satu sama lain.
Misalnya, jika anak bertengkar dengan saudara seperti kakak atau adiknya maka, ajak mereka terlibat dalam sebuah permainan yang melibatkan kerjasama. Dari situ, ajarkan mereka untuk berkomunikasi tanpa emosi. Sekalian melatih kesabaran Bunda ya.
Selamat mencoba!
Bunda, ada penjelasan menarik lho dalam video berikut mengapa orang lapar jadi mudah marah.
(rap/rap)