
parenting
7 Dampak Buruk Sering Memarahi Anak, Akankah Terbawa Memorinya Sampai Dewasa?
HaiBunda
Sabtu, 23 Apr 2022 21:50 WIB

Bunda suka kesal dan sering memarahi anak dengan kata-kata kasar? Sebaiknya perilaku tersebut jangan dilakukan lagi ya.
Memarahi anak merupakan bentuk kekerasan verbal lho. Sementara itu jika memarahi anak sambil menggunakan kata-kata kasar, maka hal tersebut merupakan bentuk kekerasan emosional.
Melansir Parent Circle, para ahli percaya bahwa efek psikologis dari dimarahi sama buruknya dengan kekerasan fisik, bahkan bisa lebih dari itu. Untuk itu, Bunda perlu mewaspadai efek psikologis ini ya.
Seperti pada orang dewasa, memarahi anak terus-menerus bisa membuatnya malu, takut, bersalah, cemas, dan stres. Semua itu dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, masalah terkait pola tidur, masalah perilaku, masalah belajar, dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Dampak sering memarahi anak
Nah, berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 7 dampak buruk dan efek jangka panjangnya:
1. Membuat perilaku anak menjadi lebih buruk
Banyak orang tua berpikir, memarahi anak dapat mencegah mereka berperilaku buruk di masa depan. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa itu sebenarnya justru dapat menciptakan lebih banyak masalah dalam jangka panjang.
"Marah sambil berteriak sebenarnya bisa membuat perilaku anak menjadi semakin buruk," kata dokter anak Karen Gill, M.D., dilansir Healthline.
Studi yang diterbitkan dalam Society for Research in Child Development tahun 2013, menemukan bahwa anak yang terus dimarahi orang tuanya akan semakin berperilaku buruk. Studi ii dilakukan pada anak usia 13 tahun.
2. Menyebabkan anak depresi
Anak yang terus dimarahi sambil dibentak juga akan mengalami masalah psikologis. Pengalaman tersebut akan terbawa hingga dia dewasa.
Studi sebelumnya juga menemukan adanya peningkatan gejala depresi pada anak yang terus dimarahi. Banyak penelitian lain juga menunjukkan hubungan antara kekerasan emosional dan depresi atau gangguan kecemasan.
"Gejala semacam ini dapat menyebabkan perilaku yang memburuk dan bahkan dapat berkembang menjadi tindakan yang merusak diri sendiri, seperti penggunaan narkoba atau peningkatan aktivitas seksual berisiko," ujar Gill.
3. Memegaruhi kesehatan fisik
Tak cuma masalah psikologi, sering memarahi anak juga bisa memegaruhi kesehatan fisik Si Kecil. Anak akan mengalami stres karena perbuatan orang tuanya.
Stres di masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu saat dewasa. Penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Bulletin Journal tahun 2011 menunjukkan, stres yang dialami anak akan berdampak jangka panjang pada kesehatan fisiknya.
Simak juga tips parenting anak generasi Alpha, dalam video berikut:
ANAK MENJADI MINDER DAN TAKUT SOSIALISASI
Dampak Buruk Sering Memarahi Anak/ Foto: iStock
4. Menyebabkan penyakit kronis
Sebuah studi menemukan hubungan antara pengalaman masa kecil yang negatif dengan perkembangan dari kondisi kronis yang menyakitkan. Ini termasuk kekerasan verbal dan jenis kekerasan lainnya pada anak.
"Kondisi itu termasuk radang sendi, sakit kepala parah, masalah punggung dan leher, serta nyeri kronis lainnya," ungkap Gill.
5. Anak menjadi minder
Anak yang sering dimarahi di depan publik akan tumbuh menjadi pribadi yang minder alias tak percaya diri. Menurut Arfiani dan Rinna Rahmawati dalam buku 5 Yang Dilarang, seorang anak mungkin akan mengalami trauma yang berkepanjangan apabila saat kecil sering dimarahi kedua orang tuanya di depan orang banyak.
"Meskipun terkadang orang-orang di sekeliling menganggap tindakan tersebut adalah biasa, namun bagi anak, hal tersebut bisa membuat jiwanya tertekan," kata Arfiani dan Rinna Rahmawati.
"Jiwanya akan selalu merasa bersalah sehingga hidupnya akan selalu dipenuhi oleh keraguan akan pandangan orang-orang di sekelilingnya terhadap dirinya."
6. Takut bersosialisasi
Hilangnya rasa percaya diri juga bisa membuat anak takut bersosialisasi, Bunda. Hal ini bisa menetap hingga anak dewasa lho.
Dampak akan menjadi lebih buruk bila orang tua tidak berperan dalam pembentukan jati diri anaknya. Apabila orang tua terus mengekang dan memarahi anaknya, maka dia akan semakin sulit untuk bersosialisasi.
7. Bersikap egois dan judes
Dampak lain dari perilaku sering memarahi anak adalah munculnya sikap egois dan individualis dalam diri anak. Hal ini terjadi karena perilaku memarahi juga akan menimbulkan sikap keras sang anak.
"Apabila hal tersebut dilakukan terus-menerus, anak akan menjadi pribadi yang memberontak dan keras. Kepercayaannya terhadap sekitar perlahan sirna, sehingga dia menjadi arogan dan cuek terhadap keadaan di sekelilingnya," ujar Arfiani dan Rinna Rahmawati.
Nah, jadi dampak memarahi anak bisa memengaruhi perkembangan anak hingga dewasa ya, Bunda. Hentikan kebiasaan memarahi anak secara berlebihan agar mental Si Kecil terjaga.
Biar makin semangat menjalani bulan Ramadan, ada HAMPERS spesial nih, dari HaiBunda. Bunda bisa mendapatkan minyak goreng 2 liter, emas 3 gram, smartphone, smart TV, dan masih banyak lagi. Daftar di SINI untuk mendapatkannya!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Cara Validasi Perasaan Anak untuk Mencegahnya dari Trauma Masa Kecil

Parenting
5 Tips Mengembangkan Keterampilan Anak di Masa Pandemi Menurut Psikolog

Parenting
5 Teknik Mengelola Marah agar Perkataan Bunda Tak Melukai Hati Anak

Parenting
Menyesal Luar Biasa Setelah Memarahi Anak? Wajar Kok, Bunda

Parenting
Sering Membentak Merusak Perkembangan Mental Anak


7 Foto
Parenting
7 Potret Natarina Anak Taufik Hidayat yang Kini Beranjak Dewasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda