Jakarta -
Anak-anak masih bayi bukan berarti tak bisa dibacakan
buku cerita. Bunda bisa mulai membiasakan sejak dini. Diketahui, membacakan buku cerita dengan suara jelas alias read aloud di awal kehidupan anak-anak bisa mengembangkan keterampilan berbicara.
Anak-anak tidak akan belajar bicara dan tidak bisa berbicara kecuali jika diajak bicara. Karena itu, psikolog dan ahli patologi mengingatkan, orang tua perlu melakukan percakapan dengan penuh cinta, tertawa, percakapan yang mendalam dan penuh makna kepada anak-anak sebelum usia 3 tahun.
Mem Fox, penulis yang juga profesor literacy studies di Flinders University, di Australia, mengatakan, percakapan ini juga dikaitkan dengan perkembangan IQ. Semakin banyak kita berbicara dengan anak-anak, maka anak-anak semakin cerdas.
Salah satu cara agar terlibat percakapan, Fox bilang, bisa melalui read aloud. Karena pembaca dan pendengar bisa mengobrol tanpa henti tentang cerita, gambar, kata-kata, nilai-nilai, dan ide-ide.
"Membaca dengan nyaring dan berbicara tentang apa yang kita baca, bisa mempertajam otak anak-anak. Ini membantu mengembangkan kemampuan mereka untuk berkonsentrasi panjang lebar, untuk menyelesaikan masalah secara logis, dan untuk mengekspresikan diri mereka dengan lebih mudah dan jelas," kata Fox, dalam buku
Reading Magic.
Bahkan Fox bilang, para ahli memberi tahu bahwa anak-anak perlu mendengarkan seribu cerita untuk dibacakan dengan lantang, sebelum mereka mulai belajar membaca sendiri.
"Seribu! Kedengarannya menakutkan. Tetapi ketika kita menjumlahkan, itu tidak seburuk yang kita kira," tegas Fox.
Baca buku cerita/ Foto: Getty Images/iStockphoto/LightFieldStudios |
Menurutnya, dengan membaca tiga cerita sehari. maka Bunda bisa membaca seribu cerita dalam satu tahun saja, apalagi dalam empat atau lima tahun sebelum sekolah. Tiga cerita ideal dalam sehari itu adalah satu yang favorit, satu yang akrab, dan satu yang baru, tetapi buku yang sama sebanyak tiga kali juga tak masalah.
Dijelaskan Fox, semakin banyak bahasa yang didengar anak-anak melalui buku-buku dan percakapan dengan orang, bukan dari televisi, maka semakin diuntungkan secara sosial, pendidikan, dan dalam segala hal.
Sementara itu, Rita Carter, dalam buku
The Brain Book menjelaskan,
membaca itu bisa memengaruhi otak. Belajar membaca serta menulis akan membangun koneksi saraf baru yang kompleks di banyak bagian otak.
"Ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk membedakan suara ucapan, lebih banyak dan lebih luas dalam koneksi mental, secara efektif meningkatkan imajinasi. Membaca fiksi berbasis orang juga telah ditemukan untuk meningkatkan kapasitas empati," kata Carter.
Selain manfaat read aloud di atas, menurut Rossie Setiawan, ahli dan juga penerjemah buku
Read Aloud, metode tersebut dinilai sangat baik dalam mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak.
"Dengan melakukan metode ini, anak akan mengerti bahwa di dalam buku ada cerita-cerita bagus. Sehingga setelah dibacakan berkali-kali, anak akan cari buku dengan kemauannya sendiri," ujar Rossie.
Bunda, simak juga cara tumbuhkan minat membaca pada anak, dalam video berikut:
(muf/muf)