Jakarta -
Serial animasi
Upin & Ipin, masih menjadi tontonan favorit anak-anak Indonesia. Sekitar 10 tahun animasi asal Malaysia ini menghiasi layar kaca Tanah Air.
Tahun ini,
Upin & Ipin bakal datang ke Indonesia dalam bentuk pentas teater musikal, Bun. Bertajuk
Upin & Ipin Pin Pin Pom, teater musikal ini akan hadir di di tiga kota, yaitu Bandung pada 28 Mei 2020, Jakarta pada 30-31 Mei 2020 di Pekan Raya Jakarta, dan Surabaya pada 6 Juni 2020.
Teater musikal kali ini akan mengangkat cerita petualangan saudara kembar Upin & Ipin melawan penyihir jahat. Tokoh Upin & Ipin akan memiliki kekuatan sulap dalam mengalahkannya.
Upin & Ipin menjadi animasi yang hingga kini masih berjaya di beberapa negara. Ternyata ada kisah menarik dari proses pembuatan tokoh Upin & ipin, Bun.
Burhanuddin Radzi dan Ainon Ariff adalah pasangan suami istri yang pertama kali menciptakan tokoh Upin & Ipin. Burhanuddin adalah insinyur yang sama sekali tak ada
basic animasi.
 Upin dan Ipin/ Foto: IMDb |
Di tahun 2005, pasangan ini membangun Les' Copaque Production Sdn. Bhd yang berfokus membuat animasi. Di tahun itu, menurut Burhanuddin, pemerintah Malaysia memang ingin menggenjot dunia animasi.
"Saya lihat animasi suatu yang baru tahun 2005 di Malaysia. Saya lihat ini sesuatu yang bagus, jadi saya iseng-iseng bikin," kata Burhanuddin di
Press Conference Upin & Ipin Musical di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Hal yang sama juga diungkapkan sang istri, Ainon. Meski cuma iseng-iseng, Ainon tahu benar risiko yang harus dihadapi jika Upin dan Ipin gagal setelah dibuat.
Tapi, Ainon bersyukur usahanya dan sang suami berhasil dan cerita Upin & Ipin tetap disukai hingga kini.
 Pencipta dan penulis naskah Upin & Ipin, Ainon Ariff/ Foto: IMDb |
Inspirasi Ainon membuat animasi Upin & Ipin. Ainon adalah penulis cerita Upin & Ipin, Bun. Terkadang, Ainon masih suka bertanya-tanya kenapa cerita buatannya masih disukai anak-anak.
"Saya kadang lihat juga, kenapa ya anak-anak bisa suka Upin & Ipin? Tiga tahun coba saya cari, saya rasa karena ceritanya," ujar Ainon.
"Mereka (anak-anak) lihat Upin & Ipin ini sebagai kawannya. Apa yang dilakukan Upin & Ipin, mereka tiru. Sampai sekarang peminat makin ramai," sambungnya.
Ainon mengaku kalau alasannya membuat animasi Upin & Ipin adalah karena dia suka anak-anak. Ia merasa seperti mengerti apa yang dirasakan mereka.
"
I love children. That's all. Jadi tahu bagaimana tingkah laku anak-anak, saya tulis. Saya pikirkan anak-anak, saya suka, lalu saya buat tulisan," ungkapnya.
Pesan moral cerita Upin & IpinNuansa Melayu begitu kental dalam serial dan film animasi
Upin & Ipin. Namun menurut Ainon, dirinya justru ingin mengangkat budaya Asia, bukan hanya Malaysia atau Melayu.
Banyak nilai-nilai kehidupan di Asia yang hampir sama di setiap negara. Misalnya, bagaimana seorang anak menghormati orang yang lebih tua atau soal sikap
sopan santun.
"Kita buat ini bukan hanya karena budaya Malaysia, tapi Asia. Semuanya kan berhubungan dengan cerita, misalnya menghormati orang tua, berbicara yang baik-baik, itu semua budaya kita," kata Ainon.
Kata Burhanuddin, sang istri memang tertarik pada budaya Asia yang memberi pesan moral untuk anak-anak. Karena tokoh Upin & Ipin adalah anak-anak, keduanya berusaha membangun karakter baik yang bisa ditiru penontonnya, Bunda.
"Dia (Ainon) begitu partikular. Kita mesti bangun sesuatu yang mengutamakan budaya kita dan memberi pelajaran moral. Jadi, kita enggak mau paksa anak-anak karena Upin & Ipin itu anak-anak," ujar Burhanuddin.
"Mereka (Upin & Ipin) tidak bisa mengajar, cuma kita bikin mereka berkelakuan baik agar anak-anak ikut. Makanya sampai sekarang Ibu (Ainon) itu jaga skrip cerita, konten mesti ada isi, sesuatu yang bagus dan setiap hal harus dipikirkan," lanjutnya.
 Upin & Ipin/ Foto: IMDb |
Alasan Upin & Ipin tidak menggunakan tema IslamBurhanuddin mengatakan bahwa Upin & Ipin tidak dibuat dengan tema Islam. Sebab, hal itu dapat memperkecil pasarannya, Bun.
Namun, Burhanuddin tak begitu saja menghapus konten Islam dalam cerita Upin & Ipin. Ia tetap memberi sentuhan ini di beberapa cerita.
"Pernah ada yang tanya, kenapa tak membuat Upin & Ipin dengan tema Islam? Saya bilang, kita enggak bisa katakan Upin & Ipin itu Islamic karena kalau begitu, pasaran jadi kecil. Lebih bagus kan kita enggak bilang
Islamic, tapi semua konten Islam kita masukkan (dalam cerita) secara halus," terang Burhanuddin.
Burhanuddin dan Ainon sangat menjaga konten cerita
Upin & Ipin. Keduanya juga tetap memikirkan kesesuaian cerita dengan budaya di beberapa negara, misalnya Indonesia.
Wah, enggak heran ya, Bun? Upin & Ipin hingga kini masih sukses menjadi tontonan favorit anak-anak.
Bunda, simak juga manfaat yang didapat anak saat menonton drama musikal, di vdieo berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)