Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Tips Bersihkan Kolam Renang Plastik agar Tak Jadi Sarang Kuman

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 03 Jul 2020 13:42 WIB

Kids having fun in the swimming pool
Kolam renang plastik/ Foto: Getty Images/iStockphoto/photobac
Jakarta -

Anak-anak kangen berenang di kolam renang? Tapi di musim pandemi Corona seperti ini agak-agak rawan ya, Bunda. Akhirnya pilihan akhir berujung pada berenang di kolam renang plastik. Nah, ada yang perlu Bunda perhatikan saat menggunakan kolam karet atau plastik.

Bunda mungkin bertanya-tanya, sebaiknya berapa lama air berada di dalam kolam plastik, tanpa harus mengkhawatirkan kolam berubah menjadi sarang bakteri. Kolam renang plastik tentu berbeda dengan kolam renang pada umumnya, karena tidak memiliki pompa dan tak bisa mengolah air dengan klorin.

"Meninggalkan air kolam terlalu lama, atau tidak membersihkan kolam dengan tepat usai menggunakannya, bisa meningkatkan risiko infeksi recreational water ilnesses (RWIs)," kata dokter anak Colin Orr, MD, dikutip dari Romper.

Orr menjelaskan, recreational water itu sebenarnya istilah yang digunakan untuk menyebut berbagai jenis penyakit menular pada anak melalui air, yang merujuk pada serangga jahat yang terdapat di tempat-tempat seperti kolam renang umum, pantai, atau taman air.

RWIs bisa menyebabkan sakit perut dan diare, yang disebabkan E. coli, Shigella, dan Cryptosporidium, dan mudah menyebar.

Menurut Orr, sebenarnya tidak sulit untuk menjaga kolam karet atau plastik tetap aman, asalkan Bunda mengikuti beberapa tips dasar. Pastikan anak-anak mandi sebelum masuk, dan keluarkan anak-anak serta air dari kolam jika ada kotoran.

A six year old girl is jumping in an inflatable swimming pool on a hot Summer day. The grass is becoming dry and brown.Kolam renang plastik/ Foto: Getty Images/BanksPhotos

Sementara itu, dikatakan Whitney Casares, MD, dokter anak dengan Magister Kesehatan Masyarakat, penyakit RWIs bisa menular ketika anak-anak menelan atau bersentuhan dengan air di kolam.

"Bahkan ada risiko yang lebih besar akibat terpapar kuman ini, ketika kolam digunakan lebih dari satu anak pada suatu waktu," ujar Casares.

Untuk itu, Centers for Disease Control (CDC) berpesan agar anak-anak menghindari air kolam masuk ke mulut. Bagi anak-anak yang masih mengalami gangguan perut atau penyakit menular lain, tidak boleh berenang dengan anak-anak lain.

Setelah anak-anak selesai bermain di kolam renang karet atau plastik, menurut CDC, kolam harus segera dikosongkan atau dikeringkan.

Jika Bunda pernah mendengar tentang penggunaan tablet klorin atau larutan pemutih sebagai cara untuk menjaga kebersihan air kolam anak-anak, CDC mengatakan, ini bukan cara praktis membunuh kuman di kolam kecil. Hal ini karena tidak mudah menentukan dosis aman klorin, untuk memastikan jumlah tepat klorin di dalam air.

"Kolam tiup dan plastik berukuran sedang dan lebih besar, yang tidak bisa dikosongkan setiap hari, harus memiliki filter dan sistem desinfeksi yang sesuai, yang memenuhi kode dan persyaratan yang sama dengan kolam renang berukuran penuh," begitu pedoman CDC.

Setelah kolam dikeringkan, Orr menganjurkan untuk membersihkan seluruhnya, mengeringkan, dan kemudian menjemur di bawah sinar matahari, setidaknya selama empat jam sebelum menggunakannya lagi.

Ya, berenang memang bermanfaat buat kesehatan anak. Mereka yang aktif berenang juga bisa meningkatkan kesehatan mental dan emosional. Daya apung alami air lebih rileks dibandingkan jenis olahraga lain, demikian dilansir 24 Hour Fitness.

Selain itu, CDC mengungkap, orang cenderung berolahraga untuk waktu lebih lama saat berenang. Bunda perlu tahu, berenang juga bisa meningkatkan suasana hati secara keseluruhan dan membantu mengatasi depresi.

Bunda, simak juga yuk manfaat anak renang di pagi hari, dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda