parenting

Tak Bisa Diobati, Ini 5 Penanganan Tepat bagi Anak Autis

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 06 Aug 2020 12:17 WIB

Jakarta -

Autisme spectrum disorder atau autis dimulai sejak kanak-kanak dan bertahan hingga dewasa. Menurut Centers for Disease Control (CDC), autis mempengaruhi 1 dari 88 anak-anak, Bunda.

Autis sendiri adalah gangguan perkembangan yang secara signifikan mempengaruhi tiga bidang, di antaranya komunikasi verbal dan nonverbal, interaksi sosial, dan perilaku. Ini adalah gangguan spektrum, yang mempengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda.

Gangguan tersebut berkisar dari ringan, yang menyebabkan masalah ringan dalam interaksi sosial hingga bentuk parah yang mengganggu kemampuan berbahasa dan komunikasi serta menyebabkan pola pikir dan perilaku yang sangat tidak biasa.


Dikutip dari Daily Mail, jumlah orang dengan autis telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun beberapa peneliti meyakini bahwa peningkatan kasus ini karena faktor lingkungan.

Namun Bunda jangan khawatir dengan masa depan anak autis karena beragam dan tergantung pada tiap individu, Bunda. Ada yang dapat hidup mandiri, ada pula yang akan terus memerlukan bantuan seseorang sepanjang hidupnya.

Oleh sebab itu, identifikasi, diagnosis dan deteksi dini pada anak autis ini sangat penting. Karena jika perawatan dimulai sejak awal, anak akan membuat perbedaan besar dalam kualitas hidup dan punya kemampuan di masa depan.

Jika anak memiliki gejala autis seperti tak dapat mempertahankan kontak mata, tak merespons saat dipanggil, sulit berkomunikasi, sesulitan saat bermain, dan tidak tertarik pada anak lain, maka orang tua perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Dikutip dari Parents, dokter perkembangan anak di Columbia, Pamela J. Compart, MD mengatakan bahwa orang tua harus mendapatkan diagnosis autis anaknya dari seorang ahli.

"Beberapa anak didiagnosis melalui sistem sekolah dan bukan melalui profesional. Seharusnya menemui dokter anak perkembangan atau ahli saraf dengan spesialis autisme," ucapnya.

Dia juga menyarankan anak untuk mendapatkan tes pendengaran karena gangguan pendengaran neurologis bisa terlihat seperti autisme. Mengatasi gangguan autis sendiri tidak bisa dengan obat, operasi, atau terapi, Bunda. Namun dapat ditangani dengan bantuan perawatan yang sebelumnya harus didiskusikan terlebih dahulu dengan ahlinya.

"Sebelum perawatan, diskusi terlebih dahulu dengan dokter," ujar dia.

Autistic boy lining up cars to achieve order in his world.Ilustrasi anak autis/ Foto: iStock

Melakukan perawatan bagi anak autis harus dilakukan dengan pendekatan tim, dan orang tua dipilih sebagai pemimpin, Bunda. Tergantung pada masalah anak, tim ini mungkin juga akan diisi oleh beberapa dokter ahli perilaku perkembangan, ahli saraf, ahli gastroenterologi anak, ahli intervensi biomedis dan perawatan autisme, ahli terapi wicara, ahli terapi okupasi, dan ahli terapi fisik.

Dikutip dari HealthLine, berikut beberapa opsi perawatan yang bisa dilakukan anak autis, yaitu:

1. Terapi psikologis

Ini dapat mencakup berbagai jenis terapi yang berbeda, termasuk terapi perilaku, terapi pendidikan, dan pelatihan keterampilan sosial.

2. Obat-obatan

Obat-obatan ini bukan untuk mengobati autis, namun untuk membantu mengatasi gejala autis. Gejala tersebut, seperti agresi atau hiperaktif.

3. Terapi wicara dan bahasa

Jenis terapi ini dapat membantu anak meningkatkan keterampilan berbicara. Selain itu, juga meningkatkan komunikasi verbal.

4. Terapi pekerjaan kegiatan sehari-hari

Seorang terapis akan membantu anak memperoleh keterampilan hidup sehari-hari. Hal ini untuk membantu membuatnya hidup mandiri.

5. Terapi alternatif

Banyak orang tua mempertimbangkan terapi alternatif untuk melengkapi pilihan perawatan lain. Namun dalam beberapa kasus, mungkin akan ada beberapa risiko, sehingga diskusikan dengan dokter sebelum melakukannya.

Salah satu terapi alternatif adalah terapi pijat. Dilansir dari website Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, terapi pijat bisa dilakukan untuk mengimbangi penanganan medis. Terapi pijat yang tepat dapat menjadi terapi pendamping anak dengan autis, Bunda.

Ahli Massotherapi pada anak autis, Dr Sulistiyawati Hoedijono, MA, Akp mengatakan bahwa terapi pijat pada anak autis mampu melancarkan peredaran darah, yang dapat mendistribusikan oksigen, nutrisi dan mengangkat racun.

Pemijatan pada anak autis fokus pada beberapa titik di bagian kepala, seperti puncak kepala, tengkuk di leher, pangkal tulang kepala dan area puncak ke samping kepala berlanjut ke telinga. Pijatan ini bisa merangsang sistem saraf, meningkatkan konsentrasi, melancarkan sirkulasi darah, menenangkan, dan mengatasi hiperaktivitas pada anak dengan autis.

Pijatan bisa dilakukan oleh orang tua disesuaikan dengan tingkat keparahan autis yang diderita buah hati. Satu seri akupuntur bisa dilakukan 10 hingga 12 kali dalam sepekan.

"Yang terparah butuh terapi sampai 3 seri baru anak bisa diatur. Kalau levelnya ringan, anak akan berceloteh sebagai rangsangan awal pemberian terapi," ujarnya.

Bunda, simak 8 jenis makanan yang dapat cerdaskan otak anak dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT