
parenting
Kenali Tanda-Tanda Autisme pada Anak dan Penanganannya
HaiBunda
Minggu, 07 Mar 2021 15:06 WIB

Autisme adalah suatu masalah yang terjadi pada perkembangan Si Kecil yang bisa mempengaruhi kemampuan Si Kecil untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Ciri-cirinya tak selalu kasatmata. Bunda mungkin butuh waktu yang cukup panjang untuk menyadari kondisi tersebut.
Butuh perhatian yang seksama, pemahaman seputar kondisi anak autis, serta pemeriksaan lanjutan untuk memastikan benarkan Si Kecil memiliki sindrom autisme. Sedikit penjelasan yang mungkin bisa membantu, bisa Bunda simak di bawah ini.
Ciri-ciri autisme
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) beberapa anak mulai menunjukkan tanda-tanda autisme pada usia awal 9 bulan. Tanda-tanda awal yang muncul saat Si Kecil mengidap autis antara lain; tidak pernah tersenyum, tidak menanggapi saat namanya dipanggil, dan tidak pernah berinteraksi atau mencoba berbagi pengalaman dengan Bunda.
Setelah itu, apabila sindrom ini makin berkembang maka ia akan menunjukkan ciri-ciri autisme seperti tidak pernah mengoceh, tidak mengalami perkembangan selama 12 bulan, tidak berbicara kata-kata apapun selama 16 bulan, tidak memahami perasaan, kehilangan bahasa atau keterampilan kapan saja, sering membuat gerakan yang sama berulang-ulang, hanya berfokus pada mulut dan mata Bunda ketika Bunda sedang berbicara, berperilaku berulang seperti berputar, goyang, dan menampar tangan.
Menurut Wayne Fisher, PhD, seorang ahli autisme di University of Nebraska Medical Center, di Omaha bahwa pentingnya screening autisme pada Si Kecil sesegera mungkin. Walaupun dokter anak Bunda mengatakan bahwa Si Kecil perlu evaluasi lebih lanjut mengenai autisme, itu tidak selalu berarti Si Kecil mengalami autis.
Penyebab autisme
Menurut ahli saraf anak Andrew Zimmerman, M.D., sindrom autisme dapat menjadi suatu penyakit turunan karena memiliki gen yang sama. Namun, tidak menutup kemungkinan gen yang berbeda dapat terserang juga. Biasanya sindrom autis ini bisa ditemukan sejak Si Kecil berada di dalam rahim.
Sementara itu, salah satu faktor yang telah dibantah secara menyeluruh adalah hubungan dengan vaksin. Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak divaksinasi tidak memiliki risiko yang lebih rendah untuk autisme daripada yang diberikan vaksin (dengan atau tanpa thimerosal pengawet).
Baca halaman selanjutnya, Bun.
PENANGANAN PERTAMA UNTUK AUTISME
Foto: Thinkstock
Sebuah studi Ohio State University menemukan bahwa wanita yang mengalami stres besar ketika hamil maka memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak autis. Kemudian satu penelitian menunjukkan Bunda yang menderita psoriasis selama hamil berisiko dua kali lebih besar melahirkan anak dengan sindrom autisme.
Beberapa ilmuwan menduga bahwa usia Bunda juga bisa menjadi faktor risiko untuk Si Kecil terkena autis. "Kami tidak melihat wanita berusia awal 20-an membawa anak-anak autis ke klinik" kata Zimmerman. "Sebagian besar Bunda berusia 30-an dan 40-an," imbuhnya. Usia Bunda yang lanjut disinyalir turut mempengaruhi kemungkinan paparan racun, virus, dan bahan kimia. Sehingga Bunda yang hamil di atas usia 30-an lebih berisiko melahirkan anak dengan sindrom autisme.
Penanganan autisme
AAP (American Academy of Pediatrics) merekomendasikan untuk memulai intervensi dini pada Si Kecil sebelum usia 5 tahun. Intervensi biasanya mencakup terapi bicara dan terapi tambahan seperti analisis perilaku terapan. Serta ia akan mengajarkan Si Kecil untuk berkomunikasi, bermain, dan belajar.
Lalu adapula sistem komunikasi picture exchange yaitu menggunakan kartu gambar untuk membangun kosakata dan keterampilan komunikasi. Terapi intervensi floortime dan relationship development juga mengajarkan keterampilan interaksi sosial. Selain itu, ada juga teach adalah program yang berbasis sekolah.
Pencegahan autisme
Jika ditarik mundur ke belakang, autisme bisa dicegah dengan beberapa tindakan, Bun, seperti;
Batasi asupan ikan yang terkontaminasi
Ikan predator besar, seperti tuna yang mengandung tingkat merkuri yang tinggi, makanan laut seperti salmon mungkin memiliki tingkat bahan kimia industri yang lebih tinggi. Jadi, yang terbaik adalah makan ikan liar yang lebih kecil dan lebih rendah posisinya pada rantai makanan.
Meminimalkan paparan kimia
Ada bahan kimia di sekitar rumah, seperti semprotan atau pengharum ruangan, yang belum sepenuhnya diuji. Terutama sejak dini dalam kehamilan, jangan menggunakan produk yang belum Bunda ketahui keamanannya secara pasti.
Merokok saat hamil
Menurut peneliti Swedia, Bunda yang merokok secara teratur selama kehamilan dini akan memiliki peningkatan risiko 40 persen melahirkan Si Kecil dengan sindrom autisme.
Demikian Bunda penjelasan mengenai gejala, penyebab, pengobatan dan pencegahan sindrom autis. Semoga membantu.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Anak Didiagnosa ASD, Ini 5 Hal yang Perlu Bunda Lakukan

Parenting
Cerita Perjuangan Seorang Bunda Membesarkan Anak Autis

Parenting
Bisakah Anak Autis Sembuh?

Parenting
Perlukah Anak Autis Mengonsumsi Obat?

Parenting
Ciri Autisme pada Bayi yang Mudah Dikenali Sejak Dini


7 Foto
Parenting
7 Potret Cantiknya Zaenab di Usia 4 Th, Putri Young Lex yang Didiagnosis Alami Autisme
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda