Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pentingnya Memotivasi Anak Belajar, Bukan dengan Iming-Iming Hadiah

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 04 Apr 2021 13:40 WIB

Asian girl doing homework on tablet while young woman is using her laptop at home.
Memotivasi anak belajar

Ada dua pendorong perilaku belajar yang dikenal sebagai motivasi intrinsik yakni keingintahuan alami, dan motivasi ekstrinsik yang terkait dengan penghargaan. Tetapi mana yang lebih baik untuk membantu anak-anak belajar dan cara agar anak disiplin belajar tanpa mengharapkan hadiah?

Melihat anak belajar karena keinginannya tanpa paksaan ataupun iming-iming hadiah yang Bunda berikan pasti jadi salah satu goals dalam praktik parenting Bunda. Namun, memang itu semua butuh upaya yang tidak mudah. Anak-anak harus lebih dulu dilatih dan ditumbuhkan motivasi dari dalam dirinya.

Secara alami para balita pasti tertarik untuk menjelajahi lingkungannya. Balita ingin tahu bagaimana segala sesuatunya bekerja dan bagaimana rasanya. Ini merupakan awal yang baik untuk mulai memupuk motivasi belajar anak, Bun. 

"Motivasi intrinsik dimulai sejak dini. Anak-anak proaktif. Mereka pada dasarnya ingin tahu," kata profesor Frédéric Guay, pakar motivasi di Universitas Laval di Quebec dikutip BBC. Menurutnya, pendidik dan sistem sekolah perlu memupuk motivasi ini.

Guay dan koleganya melakukan meta-analisis tentang motivasi intrinsik dan hasil siswa dari sekolah dasar hingga universitas. Mereka mengamati 344 studi dan sampel lebih dari 200.000 anak. Kemudian siswa menyelesaikan kuesioner yang dirancang untuk mengukur berbagai jenis motivasi, dan nilai yang dilaporkan sendiri atau diambil dari rapor.  

Para peneliti menemukan bahwa siswa yang lebih menyukai mata pelajaran tertentu mendapatkan prestasi yang lebih tinggi, meningkatnya ketekunan dan kreativitas di bidang tersebut. Penelitian lain mendukung gagasan bahwa anak-anak yang termotivasi secara intrinsik lebih baik dalam belajar, Bunda.

Banner zaskia sungkar melahirkan

Sebuah studi dari Jerman menemukan bahwa siswa berusia tujuh hingga sembilan tahun yang tenggelam dalam cerita yang mereka baca memiliki tingkat pemahaman bacaan yang lebih tinggi daripada mereka yang didorong keinginan untuk bersaing dengan siswa lain.  

Studi Jerman lainnya menemukan hubungan timbal balik antara motivasi membaca intrinsik dan prestasi membaca pada siswa berusia delapan sampai 10 tahun, tetapi tidak ada hubungan seperti itu ketika motivasi itu bersifat ekstrinsik, dan manfaat motivasi intrinsik pada kinerja tidak terbatas pada anak-anak.  

Ada penelitian yang menjadikan motivasi taruna di akademi militer West Point sebagai obyek, hasilnya ditemukan bahwa taruna yang murni termotivasi secara intrinsik lebih cenderung menjadi perwira yang ditugaskan, memperluas layanan, dan dipilih untuk promosi awal ketimbang taruna yang termotivasi secara intrinsik dan ekstrinsik.

Guay percaya bahwa penting untuk mendukung anak-anak dengan cara yang membuat anak-anak merasa memiliki pilihan dan melakukan hal-hal atas kemauannya sendiri. "Daripada berfokus pada penghargaan, fokuslah pada kualitas hubungan dengan siswa," katanya.

Guay menyarankan mencari waktu untuk mengatasi perasaan negatif terhadap suatu aktivitas dan menjelaskan mengapa itu berharga meskipun itu tidak terlalu menyenangkan.

"Siswa yang menganggap pembelajaran itu penting, bahkan jika mereka tidak menikmatinya, akan membawa hasil positif yang sama seperti yang Anda lihat pada mereka yang memiliki motivasi intrinsik tinggi," jelas Guay.

Lantas bagaimana dengan sistem reward dalam proses anak belajar? Simak penjelasanya di halaman selanjutnya.

Memotivasi anak belajar tak hanya dalam bidang akademis lho, Bun. Hal lain seperti merawat tanaman juga bisa Bunda ajarkan. Simak selengkapnya di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




PERAN REWARD DALAM PROSES BELAJAR

Asian girl doing homework on tablet while young woman is using her laptop at home.

Foto: Getty Images/iStockphoto/ake1150sb

Seperti yang kita tahu, budaya penghargaan alias reward ini sudah dipraktikkan dari taman kanak-kanak. Anak-anak diiming-imingi hadiah stiker untuk setiap perilaku yang baik.

Sebuah penelitian tentang penggunaan reward misalnya dari guru sejak taman kanak-kanak hingga kelas lima menemukan bahwa semua guru dalam studi tersebut menggunakan penghargaan seperti pujian. Hampir 80% juga menggunakan reward nyata setiap minggu.

Christine Dewart, yang telah mengajar anak usia 5-6 tahun di California selama sembilan tahun, mengatakan ketika dia mempelajari perkembangan anak di universitas ada penekanan pada pentingnya motivasi intrinsik dan menghindari terlalu banyak penghargaan. Namun dalam pengalaman profesionalnya sehari-hari, Dewart melihat pentingnya menggunakan reward untuk mengelola kelasnya, dan menemukan bahwa mengakui perilaku baik seorang siswa membantu siswa lain melakukan hal yang sama. 

Dewart memberi contoh sebuah proses yang dimulai dengan hadiah pada seorang siswa dengan masalah kecemasan dan agresi fisik.  

"Saya tidak ingin menyalahkannya karena berperilaku buruk, jadi saya membuat rencana yang melibatkan penghargaan," kata Dewart.

Apabila anak itu bisa mengendalikan diri setiap 15 menit, anak tersebut mendapatkan satu menit waktu luang untuk digunakan nanti. Persyaratan 15 menit kemudian bertingkat menjadi 30 menit dan akhirnya diperluas ke seluruh pelajaran sehingga anak tersebut bisa tetap tenang dan penuh perhatian. 

Sarah McGeown, dosen senior psikologi perkembangan di University of Edinburgh, mengatakan ada hal-hal yang dapat dilakukan guru dan orang tua untuk meningkatkan motivasi intrinsik anak. Salah satu contohnya adalah membaca, di mana motivasi intrinsik membaca menjadi prediktornya.

McGeown mengatakan menemukan buku dengan tingkat bacaan yang tepat itu penting, karena mendorong siswa untuk mengidentifikasi sebagai pembaca bahkan jika mereka memilih buku komik atau majalah daripada novel.  

“Ini tentang memperluas konseptualisasi tentang apa artinya menjadi pembaca sehingga lebih banyak anak dan remaja dapat mengidentifikasi diri sebagai pembaca,” katanya. “Membantu anak-anak menemukan genre atau pengarang yang mereka sukai sangatlah penting.”

Jadi, Bunda, disarankan untuk lebih fokus memupuk motivasi belajar dari dalam diri Si Kecil dengan cara memberinya pemahaman terus menerus tentang apa manfaat yang akan dia dapat dari belajar. Dengan begitu, motivasinya akan lebih bertahan lama dalam dirinya ketimbang sekadar mengejar reward yang Bunda tawarkan.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda