Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Asesmen Nasional Dimulai September, Ketahui Pelaksanaan Pengganti UN Ini Bunda

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 24 Aug 2021 14:00 WIB

Asian  student girl video conference e-learning with teacher on computer in living room at home. E-learning ,online ,education and internet social distancing protect from COVID-19 virus.
ilustrasi anak sekolah secara daring/ Foto: iStock

Bunda sudah tahu, Ujian Nasional (UN) akan diganti dengan Asesmen Nasional (AN)? Menurut wacana Kemdikbudristek, Asesmen Nasional akan dimulai pada September 2021, lho. Artinya sebentar lagi anak sekolah akan mengikuti AN.

Bagi Bunda yang masih belum tahu apa itu Asesmen Nasional, AN adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mengutip laman resmi Kemdikbudristek, mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Nah, informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Asesmen Nasional Nadiem Makarim juga mengatakan AN akan berbasis kompetensi dasar literasi dan numerasi yang akan mengikuti standar dunia, yaitu Programme for International Student Assessment (PISA).

Wanita Batak Cerai dari Bule Kaya

Selain itu, AN akan dilengkapi dengan survei karakter dan survei lingkungan belajar yang mampu memberikan gambaran lebih holistik mengenai kualitas pembelajaran.

"Ini merupakan suatu perubahan yang sangat fundamental dalam mengukur kinerja sekolah, yang tidak akan berdampak pada individu guru dan murid, karena itu merupakan potret sekolah.

Kemudian, bagaimana kepala sekolah dan guru-gurunya bisa mengubahnya," ungkap Mendikbudristek dalam diskusi daring Ngobrol Tempo bertajuk "Indonesia Tangguh dengan SDM Unggul secara daring, baru-baru ini.

Jadi, apa sih tujuan AN ini? Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid, Bunda.

Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Satu hal yang perlu Bunda ingat, AN ini tidak seperti UN yang dikerjakan oleh anak-anak di tingkat akhir seperti kelas 6 SD, 3 SMP, dan 3 SMA. Lalu, siapa yang harus mengikuti AN? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga rekomendasi laptop harga Rp2 jutaan untuk sekolah online:

[Gambas:Video Haibunda]

SIAPA YANG HARUS MENGIKUT AN?

empty classroom view

ilustrasi sekolah/ Foto: iStock

Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyebutkan Asesmen Nasional akan diikuti baik siswa, guru, maupun kepala sekolah. Dengan catatan, guru dan kepala sekolah hanya mengerjakan Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

Nantinya, tidak semua murid juga perlu mengerjakan Asesmen Nasional, lho. Nino menjelaskan bahwa Kemendikbudristek akan memilih siswa secara acak agar adil dan representatif.

Ia menambahkan, nanti akan ada daftar yang diberikan beserta peserta cadangannya. Nino menjelaskan, peserta untuk jenjang SD cukup 30 siswa, sedangkan untuk SMP dan SMA cukup 45 siswa.

Mengutip detikcom, siswa yang harus ikut pun adalah yang duduk di kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA sederajat. Jika misalnya di sebuah sekolah ada kurang dari 30 siswa SD/MI kelas 5, maka semua siswa kelas 5 di sekolah bersangkutan harus ikut.

Ia menegaskan bahwa tidak ada profiling individu dalam penyelenggaraan Asesmen Nasional. Maka, para siswa, guru, dan kepala sekolah cukup mengerjakan dengan rileks dan tak perlu berusaha tampil lebih baik. Tujuannya tak lain agar didapatkan hasil AN yang jujur sehingga akan diketahui mana aspek yang perlu diperbaiki, Bunda.

Lalu, apa bedanya soal AN dengan UN? Bunda bisa baca di halaman berikutnya ya.

PERBEDAAN SOAL AN DAN UN

Lecture room or School empty classroom with Student taking exams, writing examination for studying lessons in high school thailand, interior of secondary education, whiteboard. educational concept

ilustrasi sekolah/ Foto: iStock

Jelas, ada perbedaan antara soal AN dan UN, Bunda. Apa saja perbedaannya? Berikut perbedaannya menurut Kemendikbudristek:

Aspek format soal UN yaitu pilihan ganda (PG) dan isian singkat. Sementara format AKM AN yaitu PG, PG kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian.

Lalu, untuk aspek komposisi soal UN yaitu pengetahuan 40 persen, aplikasi 40 persen, penalaran 20 persen. Sementara, AN komposisi soalnya terdiri dari pengetahuan 20 persen, aplikasi 50 persen, penalaran 30 persen.

Aspek konteks soal, sebanyak 50 persen soal UN tidak menggunakan konteks. Sementara AN, semua soal diberikan konteks (personal, sosial budaya, sains). Kemudian dari aspek teks untuk stimulus soal, UN panjangnya 2-3 paragraf (100 kata), sedikit ilustrasi. Hanya 1 teks untuk menjawab satu soal.

Sementara AN, panjang teks bergradasi sesuai kelas. Di kelas 11 panjang teks sampai 700 kata. Teks juga disertai ilustrasi dan infografis, terdapat soal-soal yang memerlukan pemahaman multiteks.

Bagaimana dengan format jawaban soal? UN formatnya semua jawaban tunggal. Sementara, AN disediakan soal dengan jawaban terbuka.


(aci/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda