parenting
Masih Banding-bandingkan Anak? Coba Simak Pesan Kak Seto Soal Inner Strength
HaiBunda
Senin, 04 Oct 2021 18:00 WIB
Setiap orang tua yakin, anak-anak mereka memiliki kecerdasan masing-masing di bidangnya. Sayangnya, sebagian orang tua masih berpatok pada kemampuan akademis anak tanpa melihat kemampuan lainnya. Alhasil, anak terus dituntut agar mereka memiliki kompetensi di bidang akademis saja. Belum lagi, ada yang membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain.
Membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain bukanlah hal yang baik. Kenapa? Seto Mulyadi alias Kak Seto berpesan, anak-anak itu diibaratkan seperti bunga, Bunda. "Mawar, melati, kenanga, bunga sepatu. Ditanya mana yang paling indah? Ada lagunya, mawar, melati, semuanya indah! Semua anak itu unggul, hebat, dan cemerlang. Sama saja," ungkap psikolog anak itu, di acara Biskuat #GenerasiTiger via Zoom beberapa waktu lalu.
"Kita enggak bisa membandingkan siapa yang hebat, Mozart, Beethoven, atau Ronaldo, atau Michael Jackson. Jadi kalau anak dihargai apapun potensinya, kekuatan dari dalam akan muncul (inner strength) akan muncul. Rasa percaya diri akan membentuk karakter yang hebat."
Peran penting kita sebagai orang tua adalah memberikan dorongan atau memupuk rasa percaya diri anak.
"Ibaratnya tadi saya mengumpamakan anak-anak adalah aneka bunga di taman sari, mereka akan merekah dengan segala keelokannya kalau ditanam di tanah yang subur, dikasih pupuk, disiram dengan kasih sayang, dilindungi dari terpaan angin atau badai," tutur pria 70 tahun ini.
Dengan demikian, anak akan 'merekah' dengan sangat cemerlang di masa depan nanti, Bunda.
Kak Seto mengatakan, orang tua yang ramah anak akan selalu mengapresiasi. Boleh saja anak dibandingkan, tapi.. Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.
Simak juga cara mengurangi mata minus pada si kecil:
ANAK BOLEH DIBANDINGKAN TAPI..
ilustrasi bunda dan anak/ Foto: iStock
Kak Seto berpesan, orang tua yang ramah anak akan selalu mengapresiasi. Boleh saja anak dibandingkan, tapi dibandingkan dengan diri anak itu sendiri.
"Kamu itu sudah bagus, teruskan. Gara-gara mungkin kamu tidak rajin, tapi tunjukkan anak itu jadikan subyek bukan obyek, bahwa dia adalah bunga yang terus merekah," ungkapnya.
"Kita tidak biarkan tanah tandus, hindarkan terpaan angin, mereka pun tumbuh dengan cemerlang."
Yang penting, Bunda, anak yang percaya diri akan membangun karakter yang lebih hebat. Seperti anak yang jujur, yang bekerjasama, yang menghargai perbedaan, lebih rendah hati, dan seterusnya.
Selain itu, penting juga orang tua untuk bisa menjelaskan beragam kecerdasan pada anak, supaya mereka percaya diri, dan tidak dibanding-bandingkan.
"Kita harus jelaskan beragam kecerdasan. Cerdas itu bisa cerdas matematika, cerdas menggambar, menyanyi, menari. Sekarang banyak berkembang. Ada cerdas kuliner, cerdas finansial, cerdas YouTube," kata Kak Seto.
"Potensi-potensi ini perlu diapresiasi tapi harus dilandasi oleh karakter yang kokoh. Karakter ini bagaimana bersikap, bagaimana bergaul bahwa kita perlu orang lain. Tapi kalau sehebat apapun juga kalau kita sombong, kita arogan, kurang menghargai, adanya menjadi rugi. Nah itu bisa kita dorong dengan percaya diri, dan inner strength pun akan terbentuk."
Kak Seto juga memberikan tips agar anak tumbuh menjadi sosok yang percaya diri tapi tidak sombong. Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.
TIPS TUMBUHKAN PERCAYA DIRI TAPI RENDAH HATI ALA KAK SETO
ilustrasi bunda dan anak/ Foto: iStock
Selama pandemi berlangsung, kita tak menampik fakta bahwa sebagian besar anak kehilangan momen untuk berinteraksi secara langsung dengan teman sekolahnya. Sehingga, mereka tidak terlalu banyak terekspos dengan karakter orang yang bermacam-macam.
Kak Seto pun punya tips menumbuhkan percaya diri pada anak tanpa menimbulkan rasa arogan di masa pandemi ini akibat anak jarang bersosialisasi.
Psikolog anak dan pendidik itu menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga. Namun, harus ada wadahnya, Bunda. Wadahnya bisa berupa pertanyaan seputar PR, konferensi meja makan, atau ngobrol bareng asyik dengan keluarga.
Perlu ada contoh dulu, Bunda, supaya anak tetap percaya diri tapi rendah hati. Orang tua perlu menunjukkan bahwa setiap orang itu ternyata punya kelemahan.
"Misalnya, 'Ayah ingin tahu, apa yang menurut kalian ayah salah? Bunda juga?' Misalnya, 'Aku senang deh Bunda di rumah terus, tapi tolong dong, Bun, kalau ngomel jangan kayak radio rusak dong, kuping ini sakit', oh suka ngomel, catat," kata Kak Seto.
"Anak pun melihat, Bunda saja rendah hati, mau dikoreksi, mau dikritik. Kalau ayah apa? Ayah kalau menjelaskan matematika itu jelas deh, tapi sayangnya selalu kerja di kantor nomor satu."
Jadi, menurut Kak Seto, artinya cara begitu ada contoh keteladanan. Anak bakal melihat Bunda dan Ayahnya hebat tapi tetap ada kelemahannya. Anak juga demikian.
"Saat anaknya, 'Kamu tuh nyanyinya bagus, tapi tolong kalau tidur ya tidur, jangan kecanduan gadget dong', misalnya. Jadi ada diskusi gitu," tuturnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Mengenal Dalang Cilik Kitama, Cucu Kak Seto yang Jago Main Wayang di Usia 10 Tahun

Parenting
7 Tips Pilih Daycare Aman untuk Anak, Termasuk Saran dari Kak Seto

Parenting
Pesan Kak Seto soal Cara Mendidik Anak: Tidak Harus Pakai Kekerasan!

Parenting
Jawaban Kak Seto Saat Ditanya Apakah Pernah Marah di Rumah

Parenting
Bunda, Kenali 5 Tahap Perkembangan Empati pada Anak


7 Foto
Parenting
7 Potret Natarina Anak Taufik Hidayat yang Kini Beranjak Dewasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda