Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

10 Tanda Toxic Parenting dalam Mendidik Anak, Salah Satunya Narsis

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 26 Sep 2021 10:15 WIB

Ibu dan anak
10 Tanda Toxic Parenting dalam Mendidik Anak, Hindari Ya Bun/ Foto: iStock

Tanda orang tua yang toxic parenting biasanya dapat terlihat dari cara mereka mendidik anak-anaknya. Bila dibiarkan, toxic parenting bisa berdampak buruk pada perkembangan emosional anak lho, Bunda.

Psikolog Klinis Alex Klein, PsyD, menjelaskan bahwa toxic parenting bukanlah istilah medis. Ini lebih mengacu pada gambaran orang tua yang secara konsisten suka berperilaku negatif pada anak-anaknya.

"Pola perilaku ini dapat secara negatif membentuk kehidupan anak mereka," kata Kelin, dilansir Healthline.

"Orang tua 'toxic' lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri tanpa peduli itu berbahaya atau tidak," sambungnya.

Melansir dari berbagai sumber, berikut 10 tanda toxic parenting yang bisa dikenali dalam mendidik anak:

1. Self centered alias narsis

Tanda orang tua yang memiliki ciri toxic parenting adalah enggak peduli dan cenderung self centered alias narsistik. Biasanya orang tua yang seperti ini tidak peduli dengan apa yang dibutuhkan anak-anaknya karena dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

2. Suka melakukan kekerasan secara fisik atau verbal

Mendidik anak dengan keras hingga melakukan kekerasan fisik dan mental adalah tanda toxic parenting. Kekerasan dapat berupa memukul, meneriaki anak, hingga mengancam.

Kekerasan secara verbal juga bisa dilakukan dengan cara yang lebih halus, namun menyakitkan. Misalnya seperti sering menyalahkan anak atau malah mendiamkannya saat berbuat salah.

3. Suka melarang anak mengeluarkan emosi negatif

Ayah dan Bunda enggak boleh meremehkan emosi negatif yang dirasakan anak ya. Jangan pula melarangnya untuk mengekspresikan emosi negatif ini.

Alih-alih melarang, Bunda seharusnya bisa memahami emosi ini dan mengarahkannya dengan baik. Saat anak merasa kesal atau marah, biarkan dia melampiaskannya ya. Melarang anak marah hanya membuatnya depresi dan sulit mengendalikan emosi negatif saat tumbuh dewasa.

Simak juga 6 cara mengendalikan emosi anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

TANDA TOXIC PARENTING: SUKA MENGONTROL

Ibu dan anak

10 Tanda Toxic Parenting dalam Mendidik Anak, Hindari Ya Bun/ Foto: iStock

4. Selalu menjadi sosok yang ditakuti anak

Bunda harus bisa bedakan rasa hormat dan takut ya. Anak-anak tidak perlu takut untuk bersikap hormat.

Kita memang boleh mendisplinkan anak saat mereka berbuat buruk, tapi tidak dengan melakukan tindakan atau perlakukan kasar. Jangan sampai mereka menganggap orang tuanya sebagai sosok yang ditakuti. Padahal seharusnya kita menjadi pelindung dan orang kepercayaan anak yang penuh kasih.

5. Suka berperilaku manipulatif

Tanda toxic parenting adalah manipulatif. Orang tua yang manipulatif suka mengendalikan psikologis anaknya agar mereka merasa bersalah dan tidak berdaya.

"Mereka suka menggunakan rasa bersalah dan malu untuk mempermainkan emosi anak-anaknya. Orang tua seperti ini bahkan mungkin menganggap waktu, uang, dan barang sebagai alat manipulasi untuk mereka," kata Klein.

5. Suka mengontrol

Orang tua yang 'toxic' seringkali suka mengontrol anak-anaknya dan melarang mereka membuat keputusan sendiri. Mereka juga suka mengendalikan keputusan anaknya sejak kecil hingga dewasa.

Orang tua seperti ini juga sering ikut campur dalam urusan pribadi anak-anaknya. Mereka terlalu kritis hingga melewati batas yang sewajarnya.

TANDA TOXIC PARENTING: SUKA MENGKRITIK DAN TIDAK EMPATI

Angry mother scolding a scared daughter

10 Tanda Toxic Parenting dalam Mendidik Anak, Hindari Ya Bun/ Foto: iStock

6. Selalu menuntut kebahagiaan dari anak

Tanda toxic parenting ini cukup berbahaya karena kita seperti membebani anak dengan tanggung jawab besar. Anak dituntut untuk selalu melakukan sesuatu yang membahagiakan orang tuanya.

Orang tua 'toxic' ini juga suka menempatkan harapan yang tidak realistis dalam hidup anak-anaknya. Misalnya, anak diharuskan mendapatkan rangking pertama di kelas atau mengikuti jejak orang tuanya di jenjang karier tertentu. Mereka beralasan bahwa hal tersebut adalah satu-satunya cara untuk menjadi bahagia.

7. Selalu mengkritik

Bunda perlu tahu bahwa kemampuan setiap anak itu berbeda ya. Kita enggak boleh sering mengkritiknya karena dianggap berbeda dengan anak lain.

Orang tua yang menerapkan toxic parenting biasanya suka mengkritik anaknya dengan ekstrem saat melakukan sesuatu yang dianggap salah. Mereka menganggap hal itu normal untuk memastikan anak-anaknya tidak berlaku buruk. Padahal, ini bisa saja mengganggu pertumbuhan anak dan bikin dia enggak percaya diri.

8. Suka bereaksi berlebihan bila berbeda pendapat

Berbeda pendapat dengan anak adalah hal yang wajar ya, Bunda. Jadi, jangan pernah menganggap ini sebagai suatu hal serius hingga bereaksi berlebihan dan marah.

Orang tua 'toxic' suka mengekspresikan kemarahan dengan cara-cara negatif, misalnya berteriak. Dalam kasus yang lebih ekstrem, mereka bisa berubah menjadi kasar karena tidak menerima pendapat anaknya.

Hindari perilaku ini karena bisa mengembangkan rasa takut pada anak. Cobalah kendalikan emosi atau cari cara untuk menjalin komunikasi baik dengan anak ketika berbeda pendapat.

9. Tidak pernah minta maaf saat berbuat salah

Setiap orang harus minta maaf saat berbuat salah. Begitu pun orang tua yang melakukan kesalahan pada anaknya.

Ratih Zulhaqqi, M,Psi, Psikolog mengatakan bahwa meminta maaf itu bukan hanya saat orang tua merasa bersalah ke buah hatinya. Meminta maaf adalah cara kita untuk menghargai sebuah hubungan, dalam hal ini menyangkut orang tua dan anak.

"Meminta maaf itu untuk menghargai sebuah hubungan. Jadi yang meminta maaf bukan hanya yang melakukan kesalahan, tapi bisa saja karena ada rasa ketidaknyamanan," kata Ratih, dalam HaiBunda Live di Instagram, beberapa waktu lalu.

10. Tak pernah menunjukkan empati

Empati adalah kemampuan yang Bunda miliki untuk memahami kebutuhan emosional anak. Empati memegang peranan penting dalam pola pengasuhan dan mendidik anak, Bunda.

Orang tua yang 'toxic' tidak pernah menunjukkan sikap ini dengan jarang mengungkapkan rasa cinta, kasih sayang, atau pengertian ke anak-anaknya. Ingat ya, kurang empati bisa menyebabkan hubungan Bunda dan buah hati menjadi buruk di kemudian hari.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda