Perhatikan Bun, Ini Gejala dan Pengobatan Rumahan untuk Cacar Air yang Tepat

Ilustrasi gejala cacar air pada anak. Foto: iStock

Cacar air menjadi salah satu penyakit yang rentan dialami oleh anak-anak. Pengobatannya pun perlu diberikan dengan tepat, Bunda. Sayangnya gejala cacar air sering tertukar dengan penyakit lain yang serupa.

Cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster. Infeksi ini pada umumnya hanya muncul satu kali seumur hidup. Jika seseorang sudah terkena cacar air, maka tidak akan kambuh lagi.

Bunda tak perlu khawatir berlebihan. Sebagian besar kasus cacar air pada anak bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Hal terpenting, Si Kecil tetap makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan minum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan hariannya. Yuk simak ulasan tentang gejala khas dan pengobatan cacar air pada anak yang wajib Bunda ketahui berikut ini!

Foto: Annisa Shofia

Gejala cacar air pada anak

Menurut dokter spesialis anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Caessar Pronocitro, SpA, MSc, gejala cacar air dapat dikenali dari kondisi tubuh dan perubahan pada kulit anak. Beberapa di antaranya seperti:

Demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-2 hari
Muncul ruam kemerahan pada kulit, yang kemudian berubah menjadi gelembung kecil berisi cairan (dimulai dari daerah kepala dan badan, lalu menyebar ke area lengan dan tungkai)
Ruam-ruam yang muncul biasanya terasa sangat gatal

Jika Si Kecil sudah menunjukkan gejala-gejala tersebut di atas, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk menentukan diagnosis tepatnya.

Pengobatan rumahan cacar air pada anak

Seperti disebutkan sebelumnya, cacar air sebenarnya dapat sembuh sendiri secara bertahap. Maka dari itu, pengobatannya pun bersifat suportif alias membuat anak merasa nyaman dan menguatkan sistem daya tahan tubuhnya.

Pilihan Redaksi

Dilansir Kids Health, beberapa pengobatan rumahan yang dapat Bunda berikan saat anak terkena cacar air di antaranya:

1. Mandi dengan air sejuk

Meski si Kecil merasa tak nyaman dengan ruam di tubuhnya, upayakan tetap mandi ya, Bunda. Mandi justru dapat membantu mencegah gerah berlebihan, yang memperburuk gatal di ruam kulit anak.

Saat mengeringkan tubuh anak, hindari menyeka terlalu kasar dengan handuk. Cukup tepuk-tepuk perlahan saja.

Baca cara lainnya di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video kapan sebenarnya bayi boleh minum air putih berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

MENURUNKAN TINGKAT KEPARAHAN CACAR AIR DENGAN IMUNISASI

Ilustrasi gejala cacar air pada anak. Foto: iStockphoto

2. Pastikan kuku anak pendek

Saat kulitnya terasa gatal, anak biasanya otomatis akan menggaruk. Padahal ruam gelembung pada cacar air jika pecah dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder.

Sebisa mungkin pastikan kuku anak pendek untuk menghindari risiko ruam gelembung di kulitnya pecah akibat digaruk.

3. Makan dan minum asupan bergizi

Berikan makanan dan minuman sesuai selera anak, sehingga membantu tubuhnya tetap berenergi. Pola makan teratur saat sakit juga dapat menguatkan sistem imun untuk melawan virus pemicu infeksi, Bunda.

Jangan lupa berikan juga camilan sehat seperti buah-buahan segar dan yoghurt. Untuk pengobatan medis seperti obat antivirus, antibiotik, acetaminophen, serta obat salep, sebaiknya hanya berdasarkan resep dokter.

Pencegahan cacar air dengan imunisasi

Dilansir Web MD, anak-anak direkomendasikan imunisasi dengan vaksin varisela untuk mencegah cacar air. Sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di tahun 2020, imunisasi varisela diberikan mulai umur 12-18 bulan.

Pada umur 1–12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Pada umur 13 tahun atau lebih diberikan 2 dosis dengan interval 4 sampai 6 minggu.

Vaksin memang tidak dapat 100 persen mencegah infeksi cacar air, namun penelitian menunjukkan bahwa satu kali vaksinasi dapat memberikan perlindungan sebesar 85 persen.

Sementara itu, dua kali pemberian dosis vaksin cacar air dapat memberikan proteksi sebesar 98 persen. Jangan lupa jadwal imunisasi Si Kecil ya, Bunda!