Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Shireen Sungkar Khawatir Putranya Overweight, Akui Sulit Turunkan Berat Badan

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Kamis, 18 Aug 2022 20:55 WIB

Putri Shireen Sungkar
Foto: Instagram @shireensungkar

Setiap orang tua memiliki cara perjuangan masing-masing dalam membesarkan anak. Seperti halnya Shireen Sungkar, yang belum lama ini membicarakan kekhawatirannya terhadap putra sulung, Teuku Adam Al Fatih.

Kekhawatirannya ini muncul ketika sedang berbincang dengan Titi Kamal. Dalam obrolan tersebut, Shireen bertanya terkait cara parenting yang diterapkan Titi Kamal dengan sang suami, Christian Sugino.

Diungkap Titi, suaminya lah yang paling 'vocal' jika membahas soal anak. Sejak awal, pria berdarah Jerman itu sudah mengatur bagaimana pola belajar hingga memperhatikan soal camilan anak-anaknya.

"Tian (yang paling mengatur), jadi kayak semuanya tuh dia atur, sebaiknya anak-anak pola belajarnya begini. Terus kalau bisa Senin sampai Jumat enggak usah terlalu banyak camilan yang gimana-gimana, gitu," tutur Titi, dikutip dari kanal YouTube The Sungkars.

Disebut Titi, anak-anaknya hanya diberi camilan favorit mereka ketika di akhir pekan saja. Selebihnya, camilan yang diberikan terbatas demi menjaga berat badan mereka.

"Jadi, anak di Sabtu-Minggu tuh baru bisa, 'Oh sekarang sudah Sabtu, asyik sudah boleh makan camilan yang aku mau', gitu. Jadi memang diatur karena dia akan agak khawatir kalau misalnya nanti anak kelebihan berat badan," sambungnya.

Anak Shireen alami overweight

Mendengar tips tersebut, Shireen lantas teringat pada putranya. Bunda tiga orang anak itu membeberkan bahwa Adam saat ini sedang mengalami overweight atau kelebihan berat badan.

"Kayak gue nih, Adam agak kelebihan sekarang. Harus gue atur, deh. Makan sehat, ya?" ungkapnya.

"Iya, harus diatur," jawab Titi.

Titi kemudian mengatakan bahwa kelebihan berat badan ini akan membuat anak-anak menjadi malas bergerak. Hal tersebut harus dihindari karena jika berkelanjutan, maka bisa berlanjut menjadi obsitas.

"Jadi, supaya enggak (terlalu) berat kalau main bola, lari, segala macam. Kan jadi malas (kalau berat berlebihan) takutnya, gitu," paparnya.

"Jadi memang Tian pikirin banget tuh semuanya."

Sulit turunkan BB anak

Mendapat insight menarik, Shireen lantas membeberkan bahwa saat ini sulit untuk menurunkan berat badan (BB) anaknya. Menurutnya, Adam sudah memiliki kebisaan yang sulit diubah.

"Wah itu tips menarik, ya? Apalagi buat anak gue ya, berat bener tuh si Adam."

"Adam lagi overweight, jadi memang harus dikurangi. Nguranginnya tuh susah banget, karena sudah jadi habit (kebiasaan)," lanjutnya.

Berbicara soal kelebihan berat badan dan obesitas, tahukah Bunda bahwa keduanya merupakan dua hal yang berbeda? Apa perbedaan dan bagaimana cara mencegahnya? Baca secara lengkap di halaman berikut, ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga trik Shireen Sungkar agar anak nurut dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PERBEDAAN KELEBIHAN BERAT BADAN DAN OBESITAS

ilustrasi anak obesitas

Ilustrasi/ Foto: iStock

Bagi beberapa orang, ada yang mendefinisikan obesitas dan overweight atau kelebihan berat badan menjadi dua hal yang sama. Padahal, sebetulanya keduanya bertolak belakang.

Menurut dokter spesialis anak, dr Titis Prawitasari SpA(K), kelebihan berat badan adalah bobot tubuh seseorang yang melebihi BB normal.

"Overweight di samping yang kita tahu secara umum kelebihan berat badan, tetapi bisa juga massa otot di dalam tubuh makin membesar. Itu bisa disebut dengan overweight," ujarnya, dikutip dari detikcom.

Sedangkan obesitas, merupakan kondisi lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi ini termasuk penyakit kronik yang sebenarnya bisa diatasi.

Yang membedakan di antara keduanya yaitu terletak pada body mass index (BMI) atau bisa disebut indeks masa tubuh. BMI didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan berat badan kuadrat dan tinggi badan (meter).

Banner Aliya Rajasa

"Kalau pada anak (BMI) berbeda dengan dewasa, cara ngukurnya memakai chart atau kurva. Kalau overweight menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Amerika Serikat) dipersenti 85-95 sedangkan obesitas di atas 40. Jadi itu lebih reflecting terhadap akumulasi lemak," paparnya.

Anak obesitas

Obesitas nyatanya juga bisa dialami oleh banyak anak-anak dan menjadi ancaman yang sangat serius. Anak-anak yang sudah mengalami obesitas bukan hanya sekadar kelebihan berat badan.

Selain itu, berbagai dampak dari obesitas yang sedang ia alami bukan hanya akan dialami pada masa kanak-kanaknya saja, namun juga dapat berlanjut hingga ia dewasa. Dampak yang paling terlihat dari obesitas adalah kondisi kesehatan mereka yang buruk hingga kronis.

Tentunya, Bunda tidak mau Si Kecil merasakan berbagai dampak tersebut kan, ya? Untuk itu, Bunda perlu mengetahui penyebab mengapa anak-anak dapat mengalami obesitas berikut ini.

Penyebab obesitas pada anak-anak

Menurut Healthline, penyebab obesitas pada anak-anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Namun, riwayat keluarga, gaya hidup, dan faktor psikologis memainkan peran yang besar dalam menyebabkan obesitas pada anak-anak.

Berikut merupakan penyebab obesitas pada anak-anak:

1. Pola makan yang buruk

Makanan cepat saji, permen, dan minuman ringan merupakan penyebab umum mengapa anak-anak dapat mengalami obesitas. Pola makan yang buruk biasanya karena mengandung kadar lemak dan gula yang tinggi, dan nutrisi yang sangat rendah. Sehingga menyebabkan berat badan anak-anak cepat naik.

Pola makan yang buruk ini dapat berlanjut, mengingat jajanan anak-anak memenuhi hal-hal di atas, yaitu minim nutrisi dan tinggi lemak serta gula. Jadi, mungkin sudah saatnya Bunda memikirkan pola makan yang baik untuk Si Kecil.

Sementara itu di luar jajanan, makanan yang dipilih orang tua sebagai menu makanan juga berpengaruh kepada naiknya berat badan anak. Makanan ringan, frozen food, cemilan asin, atau makanan kaleng dapat berkontribusi kepada kenaikan berat badan.

2. Kurang aktivitas fisik

Apakah Si Kecil kini lebih suka memainkan gadget ketimbang bermain di luar? Tidak cukupnya aktivitas fisik dapat membuatnya kelebihan berat badan, lho Bunda. Terlebih, apabila di saat bersamaan ia juga mengonsumsi jajanan yang tinggi kadar gula dan lemaknya.

Bermain dan berolahraga akan membakar kalori dan membantu Si Kecil untuk mempertahankan berat badan yang ideal dan sehat. Aktivitas fisik bukan hanya olahraga, tapi sekadar mengajak bermain di taman atau mendorongnya untuk bermain menjadi solusi.

3. Masalah psikologis

Salah satu penyebab lain dari obesitas adalah faktor psikologis anak itu sendiri. Masalah psikologis sangat memungkinkan untuk menjadi penyebab obesitas.

Anak-anak yang sedang merasa bosan, stres, atau bahkan depresi, mungkin akan lebih banyak makan untuk mengurangi emosi negatifnya.

Jika ini yang terjadi, Bunda bisa melakukan banyak pendekatan agar masalah Si Kecil dapat segera ditemukan dan diatasi.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

TIPS MENCEGAH DAN MENGATASI OBESITAS ANAK

Anak obesitas

Ilustrasi/ Foto: iStock

Ada beberapa tips yang dapat Bunda lakukan untuk mencegah obesitas agar tidak terjadi kepada Si Kecil. Dari pemilihan menu makanan, hingga mendorong Si Kecil agar mau meningkatkan aktivitas fisiknya.

Tips mencegah dan mengatasi obesitas

Obesitas dapat dicegah dengan mendorong Si Kecil mengadopsi perilaku makan kedua orang tuanya. Berikut adalah tips agar Si Kecil bisa menghindari obesitas dari Bunda seperti yang dilansir dari Departemen Kesehatan Negara Bagian New York AS.

1. Fokus untuk kesehatan yang lebih baik

Bunda harus mengingat, berat badan bukanlah ukuran yang tepat untuk mengukur apakah Si Kecil harus melakukan ini-itu. Jika Bunda fokus kepada berat badan, maka bisa jadi Si Kecil akan merasa tertekan dan itu tidak baik untuknya.

Bunda bisa ajar dan contohkan gaya hidup sehat dengan makanan dan olahraga.

2. Fokus pada keluarga

Jangan sekali-kali memisahkan Si Kecil yang kelebihan berat badan dan libatkan seluruh anggota keluarga di dalamnya. Kehangatan dalam keluarga dan keeratan dengan saudara-saudara Si Kecil dapat membantunya melalui proses perbaikan kondisinya.

3. Atur pola makannya

Atur sebaik mungkin kapan ia harus makan, dan jika perlu, apa yang akan ia makan. Bunda bisa merencanakan makan bersama sambil mencontohkan bahwa Bunda juga memakan makanan yang sama sepertinya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda