parenting
25 Puisi Hari Ibu Terbaik, Singkat Penuh Makna Menyentuh Hati
Rabu, 21 Dec 2022 14:21 WIB
Setiap tanggal 22 Desember selalu diperingati sebagai Hari Ibu. Peringatan ini untuk mengingat bagaimana jasa dan kasih sayang seorang ibu yang tak terhingga kepada anaknya. Memberikan puisi spesial di Hari Ibu yang menyentuh hati mungkin bisa jadi sebuah hadiah rasa terima kasih kepada Bunda, meskipun hanya sebatas ucapan menyentuh.
Pasalnya, puisi menjadi salah satu sarana terbaik untuk mengungkapkan isi hati dan rasa terima kasih kepada para ibu. Oleh karena itu, berikut kumpulan puisi Hari Ibu inspiratif terbaik dan menyentuh hati yang dapat dijadikan referensi ucapan terima kasih untuk ibu.
Puisi untuk ibu sebagai ucapan menyentuh di Hari Ibu
Simak kumpulan puisi untuk Ibu menyentuh hati yang dapat dijadikan sebagai ucapan di peringatan Hari Ibu 2023 yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
1. Puisi Ibu Rasa Rindu
Berikut puisi hari ibu sebagai ungkapan sayang yang dikutip dari buku Kata-kata Mutiara Islami, Puisi, Cinta Romantis, Kata Romantis.
Ibu Rasa Rindu
Ibu engkau ibaratkan cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap sudut jalan. Dan sebagai semangat yang menjadi motivasi tuk tetap kuat untuk terus maju."
"Luasnya samudera membuat aku merindukan seorang ibu, jarak kita terpisah terhalang oleh ribuan dinding gunung, jalan kita tuk bertemu dan berkumpul sudah terhalang oleh hamparan air di lautan. Angin bawakan rinduku tuk ibuku, tolong sampaikan aku saat ini sedang merindukan Nya”
“Malam ini aku menangis, mungkin aku sedang merindukanmu ibu. Hanya satu yang kuingat ucapan terakhirmu ibu, sesak napasku. Dadaku serasa sakit, aku berharap ibu tidak pernah mengucap selamat tinggal, tapi apalah dayaku, itu semua sudah kehendak Tuhan yang maha kuasa, semoga engkau ibu bahagia di sana.”
2. Ibu di Atas Debu karya W.S. Rendra
Berikut puisi berjudul Ibu di Atas Debu karya W.S. Rendra
Ibu di Atas Debu
Perempuan tua yang termangu
Teronggok di tanah berdebu.
Wajahnya bagai sepatu serdadu.
Ibu! Ibu!
Kenapa kamu duduk di situ?
Kenapa kamu termangu?
Apakah yang kamu tunggu?
Jakarta menjadi lautan api.
Mayat menjadi arang.
Mayat hanyut di kali.
Apakah kamu tak tahu
di mana kini putramu?
Perempuan tua yang termangu
sendiri sepi mengarungi waktu
kenapa kamu duduk di situ?
Ibu! Ibu!
Di mana rumahmu?
Di mana rumahmu?
Di mana rumah Hukum?
Di mana rumah Daulat Rakyat?
Di mana gardu jaga tentara
yang mau melindungi rakyat tergusur?
Di mana pos polisi
yang mau membela para petani
dari pemerasan pejabat desa?
Ibu! Ibu!
Kamu yang duduk termangu
terapung bagai tempurung di samudra waktu
berapa lama sudah kamu duduk di situ?
Berapa hari? Berapa minggu? Berapa bulan?
Berapa puluh tahun
kamu termangu di atas debu?
Apakah yang kamu harapkan?
Apakah yang kamu nantikan?
Apakah harapan pensiun guru di desa?
Apakah harapan tunjangan tentara
yang kehilangan satu kakinya?
Siapa yang mencuri laba dari rotan di hutan?
Siapa yang menjarah kekayaan lautan?
Ibu! Ibu!
Dari mana asalmu?
Apakah kamu dari Ambon?
Dari Aceh? Dari Kalimantan?
Dari Timor Timur? Dari Irian?
Nusantara! Nusantara!
Untaian zamrud tenggelam di lumpur!
Pengantin yang koyak dandanannya
dicemarkan tangan asing
tergolek di kebun kelapa kaya raya
3. Puisi Ibu karya Chairil Anwar
Berikut puisi Ibu karya Chairil Anwar.
Ibu
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...
Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...
4. Ibu karya Zawawi Imron
Berikut puisi Ibu karya Zawawi Imron.
Ibu
Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir
Bila aku merantau
Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Ibu adalah gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku
5. Puisi Ibu
Berikut puisi berjudul Ibu sebagai ungkapan terima kasih untuk ibu yang dikutip dari buku Ayo Belajar Berbahasa Indonesia.
Ibu
Engkau yang melahirkan
Tanpa pamrih membesarkanku
Sungguh mulia hatimu
Gelak tawa dan senyuman
Selalu menghias bibirmu
Tak ada keluhan dan penyesalan
Yang keluar dari mulutmu
Ibu, aku bertekad
Aku harus berhasil
Kelak dewasa jadi orang berguna
Agar engkau bangga dengan anakmu ini
Puisi untuk ibu sebagai ucapan terima kasih
Berikut ini puisi untuk Ibu sebagai ucapan terima kasih atas kasih sayang dan cintanya yang tiada tara:
6. Puisi Ibu sebagai Ucapan Terima kasih di Hari Ibu
Berikut puisi berjudul Ibu karya Iqbal Aksani Thoriq yang dikutip dari buku Antologi Puisi: Indah Langit Indonesia ke Semesta Raya Arab.
Ibu
Terima kasih untukmu Ibu
Terima kasih
Untuk segala nasihat yang kau berikan
Untuk setiap doa-doamu
Untuk setiap pelajaran hidup yang kau berikan
Ibu…
Aku tahu kini kau telah tiada
Aku tahu semua tentangmu sudah menjadi kenangan
Dan kini ku tak bisa melihatmu tersenyum lagi
Maafkan aku…
Jika tak pernah menjadi harapanmu
Aku rindu…
Melihat senyum di bibirmu
Melihat kau tertawa bahagia
Aku rindu semua tentangmu
7. Puisi Ibu yang bisa jadi inspirasi ucapan hari ibu
Puisi berjudul Ibu sebagai ungkapan terima kasih ibu dari buku Kumpulan Puisi Memuja Rasa.
Ibu
Sembilan bulan dalam kandungan
Ibu tersiksa siang dan malam
Semanjak itu dia menjaga
Semanjak itu dia berdoa
Nasibmu, oh Ibu…
Setiap seekor serumuk pun,
Tidak bisa menggigit
Si anak kecil itu
Oh… Ibu…
Kaulah seorang yang kucintai
Kaulah seorang yang kusayangi
Walaupun seluas Samudra
Aku tak bisa membalas budimu
8. Tangisan Air Mata Bunda karya Monika Sebentina
Puisi tentang ibu yang dikutip dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Tangisan Air Mata Bunda
Dalam senyum kau sembunyikan letihmu
Derita siang dan malam menimpamu
Tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa memberi harapan baru bagiku
Bukan setumpuk emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku
Bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
Bukan juga uang yang kau minta dalam kemenanganku
Tapi keinginan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata padaku
Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersamamu
9. Puisi Ibu karya Dyan Restu
Puisi berjudul Ibu yang dikutip dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Ibu
Keluh, kesal mengepungku
Melepas ribuan penderitaan ke jantungku
Di tempat liar aku rubuh dan terluka
Dihiasi rasa bermuram durja
Oh, ibu
Kau bangkitkan dirimu dengan semangatmu
Kau cakrawala yang membuka jalanku
Di situ terhati lagu yang kau senandungkan
Melindungiku dari percikan api kedengkian
Oh, ibu
Hatimu bagai belantara yang hijau
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Beralaskan sayang yang mesra
Oh, ibu
Kaulah Mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak surga
Di telapak kakimu
10. Malaikatku Ibu karya Mohamad Arfianto
Puisi hari ibu yang dikutip dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Malaikatku
Ibu
Engkau mengenalku
Lebih dekat dari nadiku
Emosi waktu
Engkau bergerak melampaui egoku
Di mana aku tersesat
Di hari-hariku
Kau selalu menunjukkan jalan bagiku
Kasihmu tiada tara bagiku
Ibu
Dari bilik jendela sayapmu terbentang bagiku
Layaknya malaikat yang selalu menjagaku
Tuhan kirimkan engkau sebagai yang dicinta
Membelai lembut telapak tanganmu yang selalu mengusapku
Ibu
Engkau layaknya bulan dan matahari
Cahayamu selalu menyinari di setiap waktuku
Tanpa lelah tanpa resah
Letih keringat engkau yang melahirkanku
Ibu
Air bisa mengalir
Awan bisa berhembus
Tapi seperti udara kasih yang engkau berikan
Seperti air cinta yang engkau berikan
Ibu
Berapa banyak engkau telah berkorban
Tanpa alasan tanpa paksaan
Engkau dengan ikhlas merawatku
Membesarkanku
Mendidikku
Mengajariku bagaimana berbicara dan berjalan
Ibu
Berapa banyak engkau tidak jadi shalat malam hanya karena aku menangis
Berapa banyak engkau tidak jadi makan hanya karena aku buang air
Berapa banyak engkau tidak jadi istirahat hanya karena aku butuh air susumu
Tapi
Itu semua engkau lakukan demi membesarkanku merawatku
Engkau mengharapkan nanti aku jadi anak yang engkau banggakan
Yang bisa mengantarmu ke jalan menuju Jannah dan ridha sang illahi rabbi
Dengan ketulusan tanpa paksaan aku tahu pengorbananmu
Aku ucapkan selamat hari ibu
Ibuku tersayang
Malaikat pelindungku
Pilihan Puisi di Hari Ibu
Pilihan puisi untuk Ibu ini bisa jadi inspirasi untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan kasih rayang kepada Bunda tercinta:
11. Sayap Pelindung karya Laillia Nifsi Syabana
Berikut puisi tentang ibu yang dikutip dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Sayap Pelindung
Kasih sayangmu padaku yang tak terhingga dan tak akan pernah bisa terganti
Maaf anakmu ini belum bisa jadi kebanggaanmu ibu
Namun tenanglah ibu, anakmu di sini sedang berjuang menggapai cita-citanya
Semoga langkahku kali ini tidak salah
Dan semoga saja kali ini aku bisa membanggakanmu ibu
Terima kasih ibu atas segala perhatian ibu selama ini
Tanpamu mungkin aku tak akan pernah merasakan cinta yang tulus
Bersama ibu aku dapat merasakan cinta yang begitu hangat
Tetaplah bersamaku ibu
Tetaplah jadi sayap pelindungku
Yang selalu menenangkan hatiku di kala gundah dan rapuh
Hanya ibu yang dapat menenangkanku
Ibulah yang mengajarkanku untuk tetap kuat dalam melalui segala masalah
Terima kasih ibu
Semoga ibu selalu diberi kesempatan oleh Allah SWT
Aku selalu menyayangimu ibu
Walau kasih sayangku tak terucap dengan kata-kata
Yakinlah padaku bu, itu tak akan mengurangi rasa sayangku pada ibu
12. Malaikat Kecilku oleh Bryan Sakti
Berikut puisi ibu berjudul Malaikat Kecilku yang dikutip dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Malaikat Kecilku
Ibu…
Kau tak pernah jemu merawat anakmu
Engkau torehkan banyak corak di jiwaku
Goresan lembut, hangat menyentuh kalbu
Ibuku hebat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Ilmu yang dicurah tak dapat dihambat
Ia pahat diriku menjadi kuat
Jadi sosok orang yang bertabiat
Ibuku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian
Kuingin sepertinya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil perjuanganmu akan kujunjung penuh makna
Kaulah ibu yang berjuang sepenuh jiwa
Hingga hati kecil ini bicara…
Terima kasihku padamu ibu
Engkau telah menunjukkan surga untukku
Surga yang hanya ada di telapak kakimu
Kalulah malaikat kecilku
13. Bunda Cahayaku oleh Auliya Wahyu Ningtiyas
Beriktu puisi tentang ibu karya Auliya Wahyu Ningtiyas dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Bunda Cahayaku
Dialah cahaya
Tak akan ada sinar bulan
Jika tak ada bintang
Tak aka nada insan
Jika tak ada pengorbanan
Kala itu seorang wanita menderita
Menahan sakit tiada tara
Teriakannya mengguncang nusantara
Dia mengerang dengan bangganya
Demi buah hati yang tercinta
Kau genggam tangan kecilku
Menuntunku dalam cahaymu
Kau menyebut namaku
Dalam setiap doa-doamu
Untuk kebahagiaan dalam hidupku
Kau korbankan nyawamu
Demi insan di perutmu
Dia adalah ibuku
Dia adalah duniaku
Dialah cahayaku
14. Kasih Sayang
Berikut puisi tentang ibu karya Lukman Safiudin yang dikutip dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Kasih Sayang
Ibu…
Di sinilah kutulis cerita tentangmu
Sembilan bulan lamanya engkau mengandungku
Tanpa rasa lelah, letih kau selalu sabar membimbingku
Dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang
Ibu…
Terima kasih engkau telah melahirkanku di dunia ini
Terima kasih atas jerih payah yang telah engkau berikan
Dengan segenap rasa bangga di hati
Kini hanya engkaulah kasih sayang yang tiada tara
Ibu…
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah kuingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu…
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapan pun engkau tak kan terganti
15. Puisi Hari Ibu: Malaikat Tak Bersayap
Beriktu puisi karya Fitria Andirana Rahayu dari buku Sang Nuansa Samudera Raya.
Malaikat Tak Bersayap
Tidak ada yang lebih tulus dari cinta kasihnya
Tidak ada yang lebih hebat pengorbanannya
Tidak ada yang lebih tabah dari kesabarannya
Tidak ada yang lebih kuat dari perjuangannya
Wanita hebat bak malaikat
Yang pandai menyembunyikan dukanya walau sebenarnya ia tak kuat
Ia tutupi dengan senyum yang terus melekat
Demi melihat bahagianya orang terdekat
Terkadang ia cerewet, tapi itu tanda kepeduliannya
Terkadang juga pemarah, tapi itu tanda kasih sayangnya
Semua itu dilakukannya demi yang terbaik bagi orang-orang tercintannya
Tetapi dengan tak segan masih ada saja yang membentaknya
Ibu, seribu patah kata tak akan pernah cukup mengungkapkan semua tentangmu
Semua kebaikanmu, ketulusanmu, dan keikhlasanmu
Pun tak pernah bisa aku mengungkapkan semua ini di hadapmu
Tapi, diskusi kecil dengan Tuhan tak pernah jemu aku ramu
Kumpulan puisi ibu yang bagus dan menyentuh hati
Deretan puisi ibu penuh rasa syukur, bagus, dan menyentuh hati berkut ini bisa jadi inspirasi Bunda:
16. Puisi Hari Ibu: Peneduh Segala Keluh
Berikut puisi karya Mirna Zenara Ayu Puspita dari Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Peneduh Segala Keluh
Sosok wanita peneduh hati
Menguatkan di kala rintangan kian menerjang
Memberikan segala kasih sayang
Memelukmu adalah kenyamananku
Baktiku adalah surgaku
Membantahmu masih menjadi kebiasaanku
Tanpa kusadari diriku telah mengiris hatimu
Doa panjang di setiap sujudmu
Tangan menengadah memohon perlindunganku
Nama indah selalu kulantunkan di sepanjang malamku
Kuungkapkan sayangku padamu lewat Tuhanku
Garis senyum terukir dari wajahmu
Suara lirih nan lembut terukir dari bibirmu
Khawatirmu menyelamatkanku
Bahagiamu adalah surgaku
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa batas rasa
Tekad yang tak koyak oleh masa
Mungkin daku bukanlah sosok yang terbaik
Yang tak sepenuhnya bisa menjadi apa yang kau mau
Harus apa katamu
Tapi daku memiliki cinta tulus untukmu
Dia adalah ibuku…
Wanita mulia penuh cinta
Perempuan terbaik dalam hidupku
Motivasi terbaik dalam lika-liku hidupku
Ibu…
Aku sangat mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
Perempuan hebat di jiwa lemahku
17. Syair untuk Ibu
Berikut puisi karya Amelia Zelianti dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Syair untuk Ibu
Ibu setiap rintikkan air matamu
Menyadarkan diriku atas perbuatanku
Pengorbanan yang telah kau berikan untukku
Selalu kukenang sepanjang hidupku
Di bawah redupnya pelita malam
Kurebahkan kepalaku dipangkuanmu
Aku merasakan hati yang penuh ketenangan
Lewat belaian hangat tangan halusmu
Ibu
Kaulah jantung dan hatiku
Darahmu mengalir deras di tubuhku
Semua tentang lukamu terikat di batinku
Kutuliskan syair ini untukmu ibu
Dengan bait yang langsung terhubung denganmu
Dihiasi oleh goresan pena yang indah
Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu
18. Puisi tentang Ibu: Terima Kasih Ibu
Berikut puisi karya Dhea Rahayu Anggraini dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Terima Kasih Ibu
Ibu…
Saat diriku kecil
Engkau mengajari berjalan dan bicara
Tidak kenal payah akan tubuhmu yang lelah
Melihat tangisan dan kenakalan itu
Senyum manis ibu merona bahagia
Seolah ingin membuka kuncup bunga menawan
Ibu…
Kini aku beranjak remaja
Kasih sayang itu masih bermuara
Perhatian itu masih seluas samudera
Tak akan surut hingga senja menyapa
Terus kekal abadi dalam suka dan duka
Ibu…
Saat ini aku telah beranjak dewasa
Terima kasih ibu atas perjuanganmu
Terima kasih ibu atas pengorbananmu
Izinkan aku memeluk erat tubuhmu
Akan aku bisikkan…
Engkau segalanya untukku oh ibu
19. Ibu Matahariku
Puisi karya Eni Safitri dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Ibu Matahariku
Katanya alarm terbaik adalah Ibu
Katanya berkeluh kesah ternyaman pada Ibu
Katanya tak ada yang lebih dahsyat dari doa seorang Ibu
Faktanya tidak ada yang tidak benar dari semua itu
Ibu…
Terima kasih karena yang sesungguhnya
Tanpamu hidupku tak akan bermakna
Tanpamu duniaku tak ada artinya
Ibu…
Putri kecilmu yang dulu sangat manja
Kini keadaan telah memaksanya untuk dewasa
Belajar menjadi seperti Ibu
Memberikan segala pengorbanan hanya untukku
Ternyata aku belum mampu
Maafkanlah bu…
Terkadang hanya karena rutinitasku
Aku tak sempat mengatakan rindu
Ibu tetaplah menjadi matahariku
Selalu berperan penting dalam hidupku
20. Malaikat Tak Bersayap itu Bernama Ibu
Berikut puisi karya Erni Puspitasari dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Malaikat Tak Bersayap itu Bernama Ibu
Ibuku sayang… ibuku yang selalu riang
Entah bagaimana aku harus membalas kebaikanmu, Bu
Di saat aku sedih, aku gagal, engkaulah orang yang pertama kali mengusap air mataku dan memelukku
Di saat aku gembira ku lihat senyum tulus tersungging di bibir ibu
Ibu
Bagaikan malaikat tak bersayap
Yang kasih sayangnya sepanjang masa
Yang tak kenal lelah mengajarkan kebaikan
Yang tak pantang menyerah walau dilanda susah
Yang hatinya seluas samudera
Walau anak-anaknya menyayangi sepanjang galah
Maafkan jika anak-anakmu belum bisa membahagiakanmu ibu
Hanya doa yang selalu kami panjatkan untukmu
Semoga damai di alam sana
Aku rindu engkau ibuku
21. Mama Tercinta
Beriktu puisi karya Farihah Ismawati dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Mama Tercinta
Teruntuk engkau yang aku rindu
Bila bahagia adalah bertemu
Ijinkanku berjumpa dengan engkau
Engkau yang menjadi pelarian mengadu
Terima kasih mama
Karena tetap bertahan dan berjuang
Mendampingi sekaligus melengkapi sayapku
Sayap yang telah lama hilang dan selalu aku rindu
Tak pernah terbayang olehku
Apa jadinya aku tanpa engkau
Aku tahu pada masa itu
Tak mudah bagi engkau berjuang sendirian
Dari lubuk hati yang teramat dalam
Mama…
Maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu
Maafkan aku yang belum bisa menjadi apa yang kau mau
Di sini aku sedang berjuang mengarungi sebuah cita dan asa
Restu dan doa yang selalu kau berikan
Mengantarkanku sampai detik ini
Sebuah kata klise tapi benar dari lubuk hati
Love you mama…
22. Puisi untuk Peringati Hari Ibu 2023: Ibu
Berikut puisi karya Kusno yang dikutip dari buku Kumpulan Puisi Inspirasi.
Ibu
Kasihmu tiada tara, sungguh besar sekali
Tak pernah kumendengar keluhanmu
Setiap saat hanya cinta yang engkau berikan
Senyumanmu indah menyejukkan hati
Ibu…
Kau berikan perhatian penuh untuk kebaikan
Tak peduli hujan, panas, pagi, siang, sore, malam
Belaian hangat tanganmu terasa nyaman sekali
Teruslah mengasihiku, menyayangiku
Ibu…
Terima kasih untukmu yang penuh kesabaran
Merawat, membesarkan, dengan ketulusan
Tak sanggup rasanya membalas kebaikanmu
Terlalu besar, banyak, tak terhitung jumlahnya
Doamu ibu, selalu kunantikan
Kuingin restumu menyertaiku
Doaku untukmu ibu
Semoga bahagia selalu
23. Setitik Rindu untuk Ibu
Berikut puisi karya Fuji Rahma Febriyanti dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Setitik Rindu untuk Ibu
Tentang rasa yang tak pernah ku ungkap
Tentang hati yang terasa begitu pengap
Tentang lidah yang keluar tuk berucap
Tentang rindu yang masih menancap
Aku berusaha melangkah tanpa tuntunanmu
Aku kehilangan semangat tanpa kehadiranmu
Aku kecewa saat jauh darimu
Aku menangis pelan karena merindukanmu
Walau yang kurasa kadang pilu
Walau hati terus menahan sendu
Walau tangis masih sering mengisi waktu
Walau rindu masih sering menyapaku
Aku akan menanti dengan sabar
Membiarkan rasa penat itu menjalar
Menutup senja hingga membuka fajar
Sampai rindu berakhir dengan kabar
24. Ibuku
Berikut puisi karya Dewi Fatimatul Faizah dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Ibuku
Tak kan kulupakan jasamu ibu…
Kau mengandungku, melahirkanku
Resah, gelisah menjadi satu
Kau rasakan di dalam kalbu
Setiap waktu berjalan
Pekerjaanmu begitu melelahkan
Walau lelah keringat bercucuran
Tak pernah engkau keluhkan
Ibu…
Kau curahkan cinta kasihmu
Kau belai dengan sentuhan lembutmu
Mendidikku dengan kasih sayangmu
Agar aku menjadi maju
Ibu…
Tak hentinya aku membuatmu marah
Hingga kau menjadi gundah
Namun engkau tetap tabah
Tersenyum ramah, tanpa keluh kesah
Dirgahayulah ibunda
Salam baktimu Ananda
Teriring ucapan doa
Semoga Tuhan mengabulkannya
25. Pengorbanan Ibu Jalan Hidupku
Berikut puisi karya Agustina Sri Hartati dari buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Pengorbanan Ibu Jalan Hidupku
Dengan sel-sel darah engkau lahirkan kehidupan bagiku
Tetesan air mata tak terhenti seperti hujan yang mengalir
Tapi apa daya engkau pertaruhkan nyawa bagiku
Suara malaikat kecil bernyanyi
Rasa sakit hilang jadi bahagia
Tak sedikit kata terucap
Tak sedikit darah mengalir
Engkau tersenyum bagaikan rembulan di malam yang sunyi
Sentuhan demi sentuhan kau usap dengan jemarimu
Kecupan bibirmu menghangatkan jiwaku
Hari berganti bulan berganti tahun
Menjagaku tanpa letih
Mendekapku dengan ketulusan
Cinta kasihmu tak lekang oleh waktu
Kau tuntun aku di jalur berliku yang penuh dengan batu
Untuk menuju kedewasaanku
Tak pernah kau pikirkan dirimu
Tak pernah kau pikirkan beratnya hidupmu
Sungguh begitu kuat dirimu
Kau begitu sempurna bagiku
Kau darah yang terus mengalir di hidupku
Ingin rasanya kuindahkan namamu
Ingin rasanya kuindahkan derajatmu
Ingin rasanya kuberikan seluruh hidupku untukmu
Namun apa daya aku hanya seorang lemah
Yang selalu mengikis relung hatinya dengan keegoisanku
Ingin kuulang waktu untuknya
Kan kuberikan seluruh hidupku untuknya
Karna bahagiamu adalah surga bagiku
Semoga deretan 25 puisi Hari Ibu menyentuh hati penuh doa mulia untuk ibunda di atas bisa menjadi inspirasi untuk diberikan pada orang tua masing-masing.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak ulasan selengkapnya mengenai Hari Ibu dalam video di bawah ini: