Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Hindari 12 Ucapan yang Merusak Mental Anak, Melarang Nangis hingga Sebut Nakal

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 05 Jan 2023 19:45 WIB

domestic violence. angry mother scolds   frightened daughter sitting on floor
Ilustrasi Ucapan yang Bisa Merusak Mental Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/evgenyatamanenko

Kata-kata atau ucapan adalah hal penting yang bisa membuat anak berkembang, Bunda. Sayangnya, ada beberapa ucapan yang harus Bunda hindari karena bisa merusak mental anak.

Menurut penelitian, pelecehan verbal yang diucapkan pada anak dapat menyebabkan banyak kerusakan pada otak anak. Pelecehan verbal ini bisa berupa memarahi, mengumpat, menghina, mengkritik, merendahkan, hingga mengancam.

Anak yang mengalami hal ini akan tumbuh menjadi anak yang mengalami gangguan stres pasca trauma atau masalah dengan agresi, kenakalan, hingga keterampilan sosial.

Ucapan yang bisa merusak mental anak

Ada beberapa ucapan dan kata-kata yang bisa merusak mental anak sehingga harus dihindari. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini deretannya:

1. "Jangan nangis, kamu enggak apa-apa"

Saat memasuki TK, anak mungkin pernah jatuh atau mengalami banyak benturan. Hal ini menyebabkan memar, goresan, dan perasaan sakit hati.

Sebagai orang tua, Bunda mungkin jengkel dengan semua drama dan tangisan mereka. Namun, ada baiknya menghibur anak dan bangun kembali kepercayaan dirinya.

2. "Kenapa kamu enggak bisa kayak dia?"

Bicara tentang harga diri, setiap anak memiliki keterampilan yang unik untuk memperlihatkan jati dirinya. Meski begitu, Bunda tidak boleh membandingkan anak dengan anak-anak yang lainnya.

Mengutip dari laman Learning Lift Off, anak yang Bunda bandingkan dengan Si Kecil mungkin memiliki keterampilan luar biasa dan individual. Hal ini membuat anak sering mendengar kalimat seperti "Kamu tidak sebaik dia" atau "Kamu tidak pintar seperti dia".

Kalimat ini akan terus terperangkap dalam benak anak selama bertahun-tahun dan berpengaruh pada kondisi mentalnya hingga dewasa, Bunda.

3. "Biar Bunda yang lakukan untuk kamu"

Bunda adalah orang tua yang sibuk dan ingin mempercepat seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Si Kecil? Sebelum turun untuk membantunya, biarkan mereka melakukan pekerjaan ini sendirian ya, Bunda.

Ketekunan anak membawa anak pada kesuksesan. Tak hanya itu, hal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan diri Si Kecil.

4. "Bunda kecewa sama kamu"

Wajar jika orang tua mengalami perasaan kecewa. Namun, mengungkapkan kepada anak bisa mempengaruhi mentalnya.

Frasa ini dapat dipahami oleh anak dan mereka mungkin beranggapan dirinya tidak bisa memenuhi seluruh harapan yang Bunda atau Ayah inginkan. Rasa kecewa ini juga menyiratkan rasa ketidakpuasan pada anak.

5. "Latihan akan membuat sempurna!"

Berlatih memang bisa membawa anak pada peningkatan yang signifikan. Namun, penegasan kalimat ini sejatinya bisa membuat anak kecewa dan putus asa karena mereka tidak bisa menjadi sempurna seperti apa yang diinginkan/

6. "Good job!"

Penelitian menunjukkan bahwa membuat frase umum seperti "Gadis baik" atau "Hebat!" setiap kali anak menguasai sesuatu bisa membuat mereka ketergantungan. Simpan pujian saat benar-benar diperlukan dan lebih sespesifik mungkin.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat ucapan lainnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan lagi video ciri stres pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



UCAPAN YANG BISA MERUSAK MENTAL ANAK

domestic violence. angry mother scolds   frightened daughter sitting on floor

Ilustrasi Ucapan yang Bisa Merusak Mental Anak/Foto: iStock

7. "Kamu harus cepat"

Anak mungkin berlama-lama saat sarapan, bersikeras untuk mengikat sepatunya sendiri, dan terlambat ke sekolah. Tetapi, mendorong mereka untuk bergerak cepat justru akan membuat mereka tambah stres.

8. "Kita enggak bisa bayar itu"

Mengatakan bahwa Bunda tidak memiliki uang dan tidak bisa membeli keinginan Si Kecil adalah hal yang menakutkan bagi anak-anak. Ini akan mengirimkan pesan bahwa Bunda dan Ayah tidak bisa mengendalikan keuangan.

Mengutip dari laman People, daripada mengatakan Bunda tidak bisa membeli barang yang diinginkan anak, Bunda bisa katakan "Kita tidak akan membelinya karena kita perlu menabung dahulu untuk hal-hal yang lebih pening".

Banner Janin Sehat

9. "Kamu anak nakal"

Saat anak bersikap nakal, terkadang Bunda ingin bertanya pada mereka mengapa mereka begitu jahat. Tapi, asumsi ini adalah hal yang salah untuk diungkapkan.

Alih-alih mengatakan mereka anak yang nakal, Bunda bisa menyebut perilaku mereka yang baik. Jika ini diucapkan selama beberapa kali dalam sehari, Si Kecil bisa mendapatkan energi yang positif, lho.

10. "Jangan jadi pemalu"

Melansir dari Fatherly, saat Si Kecil merasa cemas, Bunda tidak perlu menekan mereka untuk berhenti merasa demikian. Ini akan membuat mereka menjadi tidak nyaman. Jika Si Kecil merasa cemas dan malu, Bunda perlu berikan pelukan, jabatan tangan, atau bahkan ciuman untuk menenangkan mereka.

11. "Kalau kamu sayang Bunda, kamu harus.."

Ada sedikit perbedaan antara rasa menyesal dengan paksaan. Rasa bersalah adalah emosi yang penting dan sehat, yang nantinya akan menimbulkan pemulihan. Memanfaatkan rasa bersalah bisa mempengaruhi perasaan si kecil lho, Bunda. Terlebih jika terlalu jauh dan lebih ke arah paksaan.

Menurut laman The Atlantic. mempertanyakan rasa cinta pada Si Kecil tidak perlu diikuti dengan paksaan. Cinta seharusnya menimbulkan rasa aman dan nyaman. Sedangkan paksaan hanya akan menyebabkan kecemasan.

12. "Apa yang terjadi sama kamu?"

Ucapan seperti, 'Apa yang terjadi denganmu' sebaiknya juga menjadi kalimat yang dihindari dikatakan pada anak-anak. Kalimat ini bisa menjadi bermasalah ketika anak sedang marah atau terganggu. Melansir dari Red Book Mag, anak-anak akan bertanya pada diri sendiri apa yang salah dengan mereka dan mereka tidak akan dapat menemukan jawabannya.


(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda