
parenting
ASUS-CTARSA Dorong Kualitas Pendidikan RI Lewat Teknologi Informasi
HaiBunda
Jumat, 06 Jan 2023 14:32 WIB

Inovasi dan kreativitas dari para guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa. Di era disrupsi saat ini, pelibatan teknologi dapat menjadi cara untuk memberikan pembelajaran yang efektif sekaligus menyenangkan kepada siswa.
Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) di SMA Unggulan CTARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ari Prasetyo (33) merupakan teladan guru yang cakap berinovasi, demi mendukung pembelajaran para siswa. Ia membuat aplikasi digital Arsa Sport untuk memudahkan muridnya belajar olahraga. Melalui aplikasi Arsa Sport, siswa dan siswi dapat dengan mudah mengakses materi mata pelajaran PJOK kelas 10-12 melalui ponsel.
Pembuatan aplikasi tersebut dilatarbelakangi kegiatan belajar mengajar selama pandemi yang harus dilakukan dari jarak jauh, dengan memanfaatkan platform digital yang sempat menyulitkan murid-murid untuk mengakses materi belajar. Sebab kebanyakan dari mereka datang dari keluarga kurang mampu dengan ketersediaan gadget yang terbatas.
"Ketika mereka dipulangkan, siswa-siswa ini sulit sekali mengakses sumber belajar. Baik itu dari guru maupun materi yang ada di internet. Kita sebagai guru dituntut menyampaikan sumber belajar sebaik mungkin kepada siswa. Namun kendalanya, gadget mereka tidak support. Selain itu tidak semua anak punya gadget," kata Ari kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Untuk menggunakan aplikasi tersebut, siswa hanya perlu mengunduh file yang tersedia di website resmi sekolah. Aplikasi Arsa Sport pun tidak memerlukan user name dan password, melainkan tinggal memilih kelas serta materi yang ingin dipelajari. Nantinya, pihak sekolah berencana mengembangkan aplikasi dengan menambah fitur tes kebugaran.
Ari merupakan satu dari puluhan guru di SMA Unggulan CTARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah yang menerima bantuan fasilitas berupa laptop dari PT ASUS Indonesia (ASUS).
Dia mengaku bersyukur, karena di era digital seperti saat ini, laptop sudah menjadi suatu kebutuhan yang mesti dimiliki oleh pengajar. Ari mengatakan akan memanfaatkan bantuan laptop untuk mencari sumber pembelajaran bagi murid, sekaligus menjalin koneksi dengan guru di daerah lain demi menambah keilmuan yang dimiliki.
Mengajar Lewat Pantomin
Inovasi mengajar lainnya dibuat oleh Ridduwan Agung Asmaka (28) yang merupakan salah satu guru SDN Reda Meter, Desa Kadu Eta, Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia merupakan relawan guru Pijar (Pergi Mengajar) yang ditunjuk menjadi perpanjangan tangan CTARSA Foundation untuk menerangi sektor pendidikan di daerah ini.
Agung menggunakan seni pantomim, sebuah pertunjukan dengan isyarat dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh sebagai dialog, untuk menjelaskan pelajaran tertentu. Menurutnya, lewat aksinya itu anak-anak jadi merasa terhibur dan tidak bosan ketika belajar.
"Karena saya bisanya dengan dongeng, pantomim dan matematika maka saya gunakan hal tersebut untuk anak-anak," jelasnya.
Agung menyebut cara mengajar tersebut sekaligus membantunya untuk menyiasati bahasa daerah yang masih kental pada sebagian anak didik. Jadi, metode belajar ini jadi lebih menyenangkan sekaligus membantunya yang masih belum bisa bahasa daerah.
"Tantangannya mengajar di sini sih dari bahasa untuk kelas 1-3 SD. Jadi anak-anak itu kelas 1-3 masih kental dengan bahasa daerah. Tapi alhamdulillahnya di SD ini sudah terbiasa kedatangan tamu dari luar kota. Artinya kan bisa terbiasa dengan bahasa Indonesia, walaupun kadang tidak sinkron pas ngajar itu," kata Agung.
Agung pun bersyukur SDN Reda Meter yang merupakan tempat ia mengabdi ini menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan donasi laptop dari ASUS Indonesia. Agung mengaku senang kini bisa memanfaatkan laptop untuk mengajarkan anak-anak.
"Laptop ini sangat-sangat membantu untuk memperkenalkan dunia digital kepada anak-anak, bahwa kita bisa menggunakan laptop, bisa juga kita bisa melihat video untuk pembelajaran. Rencana saya akan menggunakan laptop ini untuk belajar baca tulis dan berhitung (calistung), karena itu yang paling ditekankan. Anak-anak bisa ditampilkan video pembelajaran untuk calistung," ungkap Agung.
Murid Sekolah Gunakan Teknologi Informasi untuk Kegiatan Positif
Perkembangan teknologi informasi menjadi pendorong bagi siswa untuk menggali banyak ilmu, sekaligus menebarkan hal positif. Seperti yang dilakukan Rayhan Fikri Ardiansyah (17), siswa di SMA Unggulan CTARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang sekaligus pemenang Duta GenRe (Generasi Berencana) Sukoharjo 2022.
Rayhan belakangan mulai aktif menggunakan media sosial (medsos) seperti Instagram dan sebagai media edukasi kepada anak-anak muda seusianya. Adapun kebanyakan konten yang ia bagikan seputar cara pencegahan stunting, serta bahaya melakukan seks bebas. Sebab kedua hal tersebut, ditambah penggunaan narkoba, masih marak terjadi pada remaja di Indonesia.
"Yang jadi permasalahan di Indonesia saat ini yaitu stunting. Salah satu penyebabnya pernikahan dini tanpa persiapan. Jadi nutrisi untuk bayi kurang, dan anak yang lahir bisa stunting. Itu harus dicegah sejak usia remaja," tutur Rayhan.
Kehadiran teknologi digital juga melecut semangat anak-anak sekolah di pelosok Indonesia untuk semakin giat belajar. Yurni, siswi SDN Reda Meter di Desa Kadu Eta, Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) bercerita setiap hari, ia bersama 3 temannya harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari rumahnya di Dusun Pemutuingi, Desa Magho Linyo untuk pergi sekolah. Tanpa alas kaki, ia sudah terbiasa melewati jalan terjal dan tak beraspal di tengah hutan demi sampai ke sekolah.
Kondisi menantang tersebut tak menyurutkan semangat Yuni untuk bersekolah. Terlebih dengan adanya bantuan 5 unit laptop dari ASUS Indonesia untuk SDN Reda Meter, ia mengaku senang bisa mulai mengenal perangkat teknologi.
"Udah bisa laptop, tadi udah bisa ketik nama, aku senang sih, bisa untuk belajar," kata Yurni.
Pada Desember 2022, ASUS Indonesia memberikan bantuan laptop untuk beberapa sekolah, di antaranya SMA Unggulan CTARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah dan SDN Reda Meter, Sumba Barat Daya. Program CSR ini merupakan hasil kolaborasi ASUS Indonesia bersama CTARSA Foundation demi mengenalkan teknologi kepada anak-anak di pelosok Tanah Air.
Operational Manager CTARSA Foundation Nurhasanah Shihab mengaku bersyukur pihaknya bisa berkolaborasi dengan perusahaan di bidang teknologi untuk bisa bekerja sama untuk mencerdaskan anak bangsa.
"Ini media yang dibantu itu laptop, menjadi salah satu media penghubung bagaimana kesenjangan teknologi antara anak-anak di pelosok dengan di kota itu berkurang. Artinya mereka bisa mengakses lebih mudah dengan dibimbing oleh relawan tadi yang kita punya dan juga guru-guru lainnya yang sudah terlatih," ungkap wanita yang akrab disapa Nana itu.
Sementara itu, perwakilan ASUS Indonesia, Firman menjelaskan pihaknya ingin membantu sekolah supaya lebih mengenal teknologi. Bukan hanya di kota besar, pihaknya juga ingin menjangkau sekolah di seluruh pelosok Indonesia.
"ASUS ini sudah cukup lama bermain di pasar laptop ini dan kita punya lini produk yang ditujukan ke segmen berbeda-beda termasuk pendidikan, nah kita tak mau hanya ingin menjual produk di segmen edukasi saja, tapi kita ingin gimana cara untuk membantu pendidikan Indonesia, jadi kita punya produk yang sudah kita siapkan, nah di sisi lain kita ingin membantu segmen yang kita target untuk lebih berkembang khususnya edukasi ini di Indonesia," ujar Firman.
(num/ziz)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda