Tek-tok tek-tok, pasti sudah enggak asing kan Bunda dengan suara yang satu ini. Ya, hampir selama sebulan terakhir bunyi lato-lato menggema di seluruh penjuru di Indonesia.

Anak-anak nampak menggenggam mainan tradisional yang juga dikenal dengan nama nok-nok. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun ikutan demam permainan lato-lato.

Permainan yang membutuhkan keterampilan mengayun tangan ini diakui sejumlah orang tua membawa dampak positif untuk anak-anaknya. Salah satunya menjauhkan anak-anak dari keterpaparan gadget.

Namun, bunyinya cukup mengganggu ya jika seharian dimainkan terus-menerus. Bahkan, Bubun yang masih bekerja dari rumah atau WFH pun cukup terganggu saat harus meeting online.

Selain itu, faktor keamanan yang rendah membuat lato-lato rentan menyelakai anak-anak. Jika lengah sedikit, lato-lato berisiko mengenai mata hingga menjerat leher anak, Bunda.

Larangan membawa lato-lato ke sekolah

Menjelang jadwal hari pertama masuk sekolah pekan depan, rupanya Dinas Pendidikan (Disdik) kabupaten Bandung Barat membuat larangan siswa SD membawa mainan lato-lato ke sekolah. Apa ya alasannya?

Disdik beralasan bahwa lato-lato dapat mengganggu konsentrasi anak saat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang akan dimulai pada Senin (9/01/2023). Nah, bagi Bunda yang tinggal di Bandung Barat sebaiknya memberi pengertian ke Si Kecil ya.

"Kita akan sampaikan ke orang tua murid dan guru kalau lato-lato dilarang dibawa ke sekolah," ujar Kepala Bidang SD pada Disdik Bandung Barat Dadang A Sapardan saat ditemui, Jumat (6/1/2023).

"Lato-lato juga bukan alat untuk mendukung pembelajaran kan, jadi tidak boleh dibawa ke sekolah," tambahnya.

Selain itu, masih ada alasan lain terhadap keputusan melarang siswa SD Bandung Barat membawa lato-lato ke sekolah.

BACA CERITA SELANJUTNYA DI SINI.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.