Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Sindrom Otak Akut pada Anak Meningkat di Jepang, Disebabkan COVID-19?

Annisa A   |   HaiBunda

Selasa, 28 Mar 2023 14:31 WIB

Ilustrasi Anak Sakit
Sindrom Otak Akut Pada Anak Meningkat di Jepang, Disebabkan COVID-19? / Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasiistock
Jakarta -

Pandemi COVID-19 meninggalkan banyak masalah kesehatan yang masih harus ditangani. Salah satunya terjadi di Jepang, di mana sejumlah anak mengalami sindrom otak akut pasca terinfeksi Corona.

Kasus yang menimpa masyarakat Jepang itu adalah ensefalopati akut atau acute encephalopathy. Melansir dari Kyodo News, survei Kementerian Kesehatan Jepang menemukan ada 34 kasus ensefalopati akut di Negeri Sakura.

Adapun kasus tersebut menimpa anak-anak di bawah usia 18 tahun, Bunda. Kasus itu dihimpun dari Januari 2020 hingga Mei 2022.

Berdasarkan hasil analisis, tim peneliti menemukan sebanyak 31 pasien tidak memiliki penyakit bawaan yang dapat memicu penyakit otak.

Sebanyak 19 dari 31 anak-anak dilaporkan berhasil sembuh, namun empat anak dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, ada delapan orang yang mengalami komplikasi.

Dari delapan anak tersebut, lima orang mengidap dampak parah seperti tak sadarkan diri dan membutuhkan perawatan intensif, Bunda.

Anak-anak yang mengalami sindrom otak akut ini mengalami sejumlah gejala seperti kejang-kejang. Hal itu dialami oleh setengah dari pasien yang menderita kondisi tersebut.

Selain itu, masih ada gejala lain berupa masalah kesadaran, cara bicara, serta perilaku abnormal.

"Kami akan menyarankan pergi ke rumah sakit dengan cepat... jika kejang yang terjadi dengan demam tidak berhenti dalam 10 menit, kehilangan kesadaran berlanjut, atau perilaku aneh terlihat," kata Junichi Takanashi, seorang profesor neurologi pediatrik di Tokyo Women's Medical University Yachiyo Medical Center, yang memimpin tim peneliti.

Mayoritas pasien anak-anak ini dinyatakan menderita sindrom otak akut pada Januari 2022 atau setelahnya. Waktu tersebut bertepatan dengan wabah COVID-19 varian Omicron yang sedang menyebar luas.

Kendati demikian, tak ditemukan perbedaan besar antara anak pasien COVID-19 yang terkena sindrom itu pada sebelum atau sesudah 2022.

Hal ini menunjukkan bahwa Omicron belum tentu menjadi penyebab penyakit sindrom otak akut jadi mudah berkembang, Bunda. Selain itu, sindrom ini juga muncul di kalangan anak-anak terdampak influenza.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang cara mencegah infeksi virus RSV pada anak yang meningkat usai pandemi:

(anm/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda