Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Fatherless Daughter Syndrome, Gangguan Emosi yang Menggangu Anak Perempuan

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 02 Apr 2023 07:00 WIB

Loving worried mom psychologist consoling counseling talking to upset little child girl showing care give love support, single parent mother comforting sad small sullen kid daughter feeling offended
Ilustrasi Fatherless Daughter Syndrome/Foto: iStock

Bunda pernah mendengar istilah Fatherless Daughter Syndrome? Ini merupakan salah satu istilah yang lebih sering dikenal sebagai 'daddy issues' yang terjadi pada anak perempuan.

Istilah daddy issues menjadi hal umum yang kerap dibicarakan. Statistik menunjukkan bahwa 1 dari 4 anak tinggal di rumah tanpa kehadiran Ayah kandung mereka dan banyak Ayah lainnya yang tidak hadir karena berbagai masalah termasuk pelecehan.

Mengutip dari laman Daddyless Daughters, Fatherless Daughter Syndrome merupakan gangguan emosional pada siklus keputusan disfungsional yang berulang dalam hubungan dengan pria.

Ciri anak alami Fatherless Daughter Syndrome

Ada beberapa ciri yang bisa dilihat untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami Fatherless Daughter Syndrome. Berikut ini deretannya:

  • Anak memiliki Ayah tapi mengalami perceraian, kematian, penjara, atau alasan lainnya.
  • Ayah di rumah tetapi tidak hadir. Bisa jadi mereka seorang pecandu alkohol sehingga tidak memiliki emosi yang stabil.
  • Ayah tidak pernah ada. Hubungan dengan anak tidak konsisten atau tidak pernah bertemu sebelumnya.

Fatherless Daughter Sydrome sebabkan pubertas dini

Sebuah penelitian yang ditemukan dalam Journal of Adolescent Health menemukan bahwa ketidakhadiran Ayah kandung dalam rumah tangga memprediksi anak perempuan mengalami pubertas dini, Bunda.

Mereka memperkirakan tumbuhnya payudara lebih awal, perkembangan rambut pada kemaluan, bahkan menstruasi yang dimulai lebih awal. Hal ini terkait dengan pengamatan sebelumnya yang menjelaskan bagaimana sebenarnya genetika seseorang berevolusi berdasarkan lingkungan di sekitar mereka.

Pengamatan ini dilakukan oleh Sigmund Freud pada tahun 1905. Ia menjelaskan ada beberapa tingkat dan tahap perkembangan psikoseksual yang dilewatkan anak perempuan ketika besar tanpa Ayah.

Simak deretan tahapnya pada laman berikutnya, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa saksikan juga video dampak psikologis anak jauh dari orang tua berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



TAHAP ORAL HINGGA GENITAL

Loving worried mom psychologist consoling counseling talking to upset little child girl showing care give love support, single parent mother comforting sad small sullen kid daughter feeling offended

Ilustrasi Fatherless Daughter Syndrome/Foto: iStock

Tahap perkembangan psikoseksual yang terlewati

Ada beberapa tahap perkembangan yang terlewati oleh anak perempuan yang tumbuh tanpa Ayah atau Fatherless Daughter Syndrome. Merangkum dari Daddyless Daughter, berikut ini deretannya:

1. Tahap oral

Tahap ini terjadi sejak anak lahir hingga berusia 18 bulan. Pemberian makan atau menggendong pada tahap ini bukan hanya untuk bertahap hidup, namun juga agar anak mendapat kenyamanan dan kedekatan.

2. Tahap anal

Tahap ini mungkin terdengar aneh. Namun, pada tahap usia 18 bulan hingga 3 tahun ini, anak mulai menyadari mereka bisa menahan buang air besar. Namun, yang lebih penting mereka juga bisa mengambil keputusan.

Banner Cerita Fabel Kodok

3. Tahap phalik

Pada usia 3 tahun hingga 8 tahun, anak mulai bisa membedakan anak laki-laki dan perempuan. Singkatnya, anak perempuan menjadi lebih sadar akan perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan terutama antara Bunda dan Ayah.

Sigmund Freud percaya bahwa anak perempuan menjadi terlalu tertarik dengan fakta bahwa anak laki-laki memiliki sesuatu yang tidak mereka miliki. Yang terpenting pada tahap ini adalah keterikatan antara Ayah dan anak perempuan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Jika Ayah tidak ada dan tidak tersedia secara emosional, anak perempuan mulai memasuki fase Fatherless Daughter Syndrome.

4. Tahap latensi

Pada usia 8 tahun hingga pubertas, tahap ini menjadi tempat keinginan untuk bersaing dan keinginan agresif mulai memudar. Pada titik ini anak-anak mulai melihat bahwa mereka mencintai orang tuanya namun mereka menjadi hubungan di luar rumah.

5. Tahap genital

Tahap genital adalah tahapan yang terjadi pada saat anak pubertas dan seterusnya. Di sini anak memiliki hasrat dan minat seksual pada lawan jenis.


(mua/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda